"Bagaimana jika Anda membawa pedang ini, Tuan Muda?"
"Tidak usah. Cuma jadi hiasan saja, kan" Blaze merebahkan dirinya di kasur. Sejak dini hari, Blaze sudah mengikuti segala jenis tuntutan berpakaian Solar.
Hubungan mereka baik baik saja meski kemarin sempat saling membuka rahasia gelap. Tadi pagi pun, Solar sudah dengan riang membangunkan Blaze untuk mandi, berganti pakaian lebih dari 5 kali, memilih parfum, memilih aksesori, memilih jubah, ini itu yang lain.
Belum melihat matahari terbit, Blaze sudah kelelahan duluan.
"Kalau Anda berbaring seperti itu, maka bagian bawah pakaian Anda akan kusut" Solar sedikit kesal
"Siapa sih memangnya yang mau memperhatikan pakaianku? Iseng sekali mereka" Blaze gamau bangun
"Ayo, bangun, Tuan Muda. Saya akan memperlihatkan pada Anda pemandangan terbaik Duchy de Arnauth" Blaze langsung bangun.
Kalau yang itu, tidak usah disuruh dua kali. Pasti dia langsung bangun.
Lantai dua kediaman Duchy lebih sepi dari pada lantai satu. Sepagi ini, hanya pelayan yang mondar mandir mengerjakan tugas mereka.
"Ini adalah perpustakaan Duchy" Solar membuka pintu ruangan paling ujung "de Arnauth lebih mementingkan wawasan yang luas lebih dibandingkan apapun. Perpustakaan de Arnauthlah yang paling lengkap buku bukunya"
Blaze terpana. Lentera temaram yang menghiasi rak rak kayu kokoh yang tinggi, wangi buku dan kertas lama, keheningan yang membuat tenang. Sepertinya Blaze sudah punya tempat favorit sekarang.
"Selamat pagi, Tuan Muda, dan Kepala Pelayan" Penjaga khusus perpustakaan menyapa dari meja kayu di pojok ruangan.
Solar mengangguk padanya, "Tuan Muda. Ini adalah Gempa Rufus, Penjaga Perpustakaan"
"Saya dengar putra bungsu Reenberg memiliki wajah yang menawan. Ternyata benar kabar itu. Selamat pagi, Tuan Muda. Kunjungi saya kapan saja" Gempa tersenyum hangat. Wajah dewasa laki laki berumur kepala 3 itu membuat tenang siapapun yang menatapnya.
"Selamat pagi, Gempa. Aku tidak melihatmu saat penyambutan"
"Saat itu saya sedang mengambil buku berisi ilmu sihir dari Kekaisaran tetangga, Tuan Muda. Saya baru saja kembali kemarin malam"
Blaze mengangguk. Dapat dimengerti. Dia juga bukannya minta semua orang menyambutnya.
"Tolong berikan akses bebas untuk Tuan Muda, Gempa" Solar memberi arah yang disanggupi Gempa. Kemudian mereka menuju meja baca yang tak terlalu dekat dengan jendela.
Taman bagian depan mansion terlihat dari atas sana. Semburat fajar pun mulai menunjukkan kilaunya.
Blaze menatap keluar tanpa berkedip. Ia menatap matahari yang pagi ini dikalahkan olehnya. Memulai hari bersama dengan semburat oranye yang menerangi langit di kala gelapnya malam mulai tertelan sinar.
Blaze tahu bahwa hari ini akan berat karena Nox sedang dalam perjalanan untuk mengunjungi Burung Kenari keluarga Reenberg. Maka hilangnya gelap malam menjadi awal yang meringankan bahunya.
"Ini spot paling bagus menurut saya. Kalau membuka jendela, sinarnya akan masuk terlalu banyak hingga menutupi bentuk mataharinya. Maka dari itu saya sarankan jangan membuka jendelanya." Solar tersenyum melihat Blaze menatap lekat keluar.
"Baik...terimakasih"
"Dengan senang hati, Tuan Muda"
Solar sebenarnya belum pernah berbagi keindahan itu pada siapapun di Duchy. Tidak pada Zach, tidak pada Ice, tidak pada Duke dan Duchess, bahkan tidak pada Bunga keluarga de Arnauth, yaitu Raly.
Entah apa mereka pernah melihat pemandangan ini, tapi untuk Solar, itu adalah kali pertama ia membagi suatu hal yang menjadi kesukaannya.
Tadinya ia mau menunjukkan pemandangan dari ruang lukis yang cukup mencolok. Tapi dipikir lagi, mungkin tidak ada salahnya Tuan Muda itu diberikan sedikit perasaan dihargai.
Solar membiarkan Blaze menikmati tempat itu. Mungkin di kemudian hari, mereka dapat menikmati pemandangan ini bersama lagi.
✎✎✎...
"Salam kepada Duke, Duchess, beserta kedua Tuan Muda de Arnauth" Nox membungkukkan badannya sambil menunduk.
Nox melihat seorang perempuan di antara Zach dan Ice, tapi dia hanya menatapnya, kemudian mengeluarkan suara seperti heh dengan senyumnya yang susah diartikan.
"Ekrhm, selamat datang di kediaman de Arnauth, Count Muda, Nox. Bagaimana perjalanan Anda?" Duke mengerutkan alis saat melihat Nox memperhatikan Raly lekat tanpa menghiraukan pertanyaan basa basinya.
"Perjalanan saya cukup baik, Duke" Nox akhirnya menjawab sambil menaiki beberapa anak tangga. Menghampiri Raly, kemudian menggapai tangannya.
"Salam untuk Nona Andralia" Nox mendekatkan tangan Raly ke hidungnya, menghirup sedikit dari wangi Lavender Raly yang halus. Namun sebelum wanginya dapat benar benar masuk ke hidungnya, Nox berhenti. Ia menjaga jarak tangan Raly dengan hidungnya saat senyum di wajah menyebalkan itu menghilang.
Dia seperti terpikir sesuatu, kemudian tersenyum kembali sambil Melepaskan tangan Raly.
"Dylan" Panggil Nox
"Dylan menghadap Count Muda" orang dengan panggilan Dylan itu muncul setelah melompat dari atas Mansion.
Nox hanya menunjukkan sarung tangan yang dipakainya. Dylan mengangguk seakan mengerti apa yang diminta, kemudian pergi dengan kecepatan cahaya.
"Maafkan saya, saya sudah bersikap tidak sopan" Nox kembali fokus pada Duke "Perjalanan saya cukup baik, tapi sepertinya ada retakan di wilayah de Arnauth yang akan saya lalui"
"Mari kita bicara di dalam kalau begitu" Duke mempersilakan Nox masuk.
Sedari tadi, Nox mencari Burung Kenari miliknya yang belum lama ia lepaskan dari sangkar. Memang tidak kelihatan, tapi Nox memperhatikan segalanya.
Benar benar segalanya.
"Aku menyiapkan teh Darjeeling hari ini, aku harap Count Muda menyukainya" Duchess menuangkan teh ke dalam cangkir milik Nox.
"Terimakasih, Duchess" Nox tersenyum, tapi matanya melirik sedikit ke arah Raly. Seharusnya, Nona Muda keluargalah yang menuangkan teh, bukannya malah Nyonya yang melakukannya.
Cantik tapi tidak berguna. Mengapa mereka memungut anak bodoh seperti ini?
"Silakan berbicara santai dengan saya" Nox meminum teh itu.
"Jadi, Nox. Wilayahku yang mana yang katamu memiliki retakan?
"Tidak jauh dari kota Fandel. Perbatasan Fandel dengan Krotia adalah hutan dengan sungai yang banyak. Di salah satu sungai itu ada retakan dari dalam tanah. Monster yang keluar kemungkinan adalah Beast atau Rael"
Ketika Duke baru saja mau menanggapi informasi Nox, Penerus keluarga Reenberg itu tiba tiba bangun dari duduknya, kemudian berdiri menghadap lorong dengan senyumnya yang sulit dijelaskan.
Blaze de Arnauth memasuki ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN (𝐔𝐒) THEM-ICELAZE [BoboiboyShipAU]
FanficFrostfire Vincent dan Blaze Reenberg punya suatu kesamaan. Terlepas dari Frostfire Vincent yang selalu menganggap hal hal menyedihkan sebagai sesuatu yang tidak perlu dianggap beban, kadang kala dia tidak menolak perlakuan hangat. Meskipun Bl...