"Halo, Frostfire"
Frostfire membuka matanya pelan. Sinar matahari yang melewati rimbunnya pohon besar di atasnya membuatnya sedikit kesulitan membuka mata dalam posisi terlentang.
"Nyeri, anjir" Gumam Frostfire mendesis
"Gimana kabar kamu?"
Frostfire nengok ke samping, langsung tersentak
"Blaze?"
"Halooo"
"Tadi...gue..."
"Kamu lagi operasi sekarang"
"HAH?"
"Botol kaca itu, pecahannya menancap di leher kamu. Sepertinya mengenai salah satu urat penting" Blaze bersandar pada pohon
"Mungkin sedikit nyeri, tapi nanti lama lama hilang. Kalau nyeri, berarti pendarahanmu banyak"
Frostfire diam, berpikir satu dua hal.
Dia ini sial terus ya? Ditinggal Mama, dianiaya Ayah, tiba tiba harus jadi karakter Villain, harus bertahan hidup segala.
Lo waktu disuruh milih hidup, salah pick apa gimana, Frostfire?
"Sedang memikirkan apa?"
"Enggak..."
Blaze menghirup napasnya dalam, menikmati angin sejuk yang selalu ada di tempat itu. Kalau saat ini Frostfire sedang tidak banyak pikiran, pasti senang sekali sekadar berlari lari di lapangan luas yang tidak terlalu terik.
Frostfire tidak mau ambil pusing buat masalah masalahnya. Buat apa masalah dipikir yang lama? Malah menambah beban pikiran saja.
Tapi sebenarnya, menolak mencari jalan keluar dari masalah hanya menumpuk mereka menjadi banyak. Ada saatnya semua masalah yang disimpan menjadi senjata menyesakkan.
Dan kamu harus menyelesaikan semua masalah masalah yang telah kamu tumpuk itu sekaligus dalam satu waktu.
"Kamu pasti sedih" Frostfire menengok ke arah Blaze "Rasanya seperti kamu hanya sendiri saja di dunia, begitu kan?"
"Entah..."
"Aku mengerti, Frostfire. Karena aku pun sering sekali merasa begitu. Dulu, jangankan seperti Ice pada kamu, menatapku saja Ice sudah sangat jijik. Aku selalu memakluminya, karena orang orang Duchy de Arnauth selalu menatapku begitu. Bahkan para pelayan dan prajurit.
Tapi, Frostfire. Setelah penulis menggambar kepalaku yang terputus oleh Ice sendiri, aku terjebak di sini. Dunia di mana aku benar benar sendirian. Secara harfiahnya. Aku benar benar sendirian.
Mau tahu yang lucu? Ice sebenarnya tahu bukan aku pelaku dari kasus Andralia. Hanya saja...dia tidak mau kehilangan kesempatan emas untuk menghabisiku. Aku ini tokoh jahat, seharusnya memang tiada agar cerita bisa mendapatkan ending yang bahagia.
Tapi kamu. Kamu kan karakter utama dalam ceritamu sendiri. Kamu punya dunia. Kamu punya teman di sisimu. Kamu selalu punya orang yang akan tertawa saat kamu tertawa, menangis saat kamu menangis, dan marah ketika seseorang mengejek kamu.
Kamu tidak pernah benar benar sendirian, kamu hanya berpikir begitu.
Frostfire, ingatlah bagaimana kamu hidup sejauh ini. Dunia tetap akan berjalan bahkan jika kamu ingin istirahat sebentar. Dunia tidak akan berbaik hati menunggui kamu mengobati lukamu.
Kalau hatimu terluka, lukai balik yang menorehnya. Kalau kamu tidak memulai pertengkaran, maka kamu tidak akan pernah disalahkan untuk apapun yang kamu lakukan balik"
Frostfire menenggelamkan wajahnya di balik tekukan lutut. Pandangannya sayu menatap rumut hijau yang lembut.
"Kamu gak mau keluar dari sini?" Dia akhirnya menanggapi
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN (𝐔𝐒) THEM-ICELAZE [BoboiboyShipAU]
FanficFrostfire Vincent dan Blaze Reenberg punya suatu kesamaan. Terlepas dari Frostfire Vincent yang selalu menganggap hal hal menyedihkan sebagai sesuatu yang tidak perlu dianggap beban, kadang kala dia tidak menolak perlakuan hangat. Meskipun Bl...