"Salam untuk Matahari Kecil Kekaisaran"
"Kami telah menunggu kedatangan kalian"
Ice mendongak. Pangeran Mahkota terlihat gagah seperti biasanya. Pandangannya selalu lurus meski terlihat santai sekali.
"Aku harap aku tidak membebani kalian dengan undanganku" Pangeran bangun dari singgasananya.
"Waktu kami selalu ada untuk Pangeran"
"Silakan ikuti aku"
Lorong istana Putra Mahkota selalu dapat memanjakan mata. Namun Ice tidak dapat menikmati ukiran itu saat ini. Dia tegang karena belum pernah benar benar berjalan di belakang Pangeran Mahkota secara dekat.
Biasanya kalau tidak Duke, pasti Zach yang notabenenya sudah resmi jadi Duke Muda.
Sementara Blaze santai santai saja. Kepalanya celingak celinguk melihat dinding dari atas ke bawah, lalu melihat ke kiri di mana pandangannya langsung menuju taman bagian dalam Istana. Lalu menengok lagi ke kanan, melihat lihat ukiran dinding lagi. Di ujung lorong, Kepala Pelayan berdiri di depan pintu sebuah ruangan.
Pangeran menengok ke belakang, menatap Blaze lama.
"Oh, Tuan Ice akan ikut denganku" Blaze tersenyum.
"Kalau begitu silakan masuk"
Ruangan itu adalah perpustakaan dengan rak buku kayu yang menempel dari lantai hingga langit langit ruangan. Saat mereka Kepala Pelayan menutup pintu, tiba tiba seorang gadis loncat dari salah satu rak kayu
"KAK BLAZE!!" Teriaknya sambil memeluk Blaze erat
"Tuan Putri! Bagaimana kabar Anda?" Blaze membalas pelukan Putri dengan semangat. Keduanya memiliki semangat dan energi yang sama, jadi mereka pasti akan berisik
"Bagaimana kabar Kakak?" Tuan Putri Thorn mengguncang tangan Blaze
"Aku baik, Tuan Putri. Bagaimana kabar Anda?"
"Baikk! Apa Kakak makan dengan benar di rumah baru??"
"Tentu saja, makanan di Duchy lezat lezat"
"Ada Scone???"
"Ada"
"AAAAAAA" Keduanya berteriak girang, lalu tertawa satu sama lain dengan lebih keras. Mereka berdua ini, membagi satu sel otak menjadi dua lalu menggunakan masing masing setengah. Jadi kalau satu semangat, yang lain pasti semangat juga.
Berisik jadinya
"Thorn, yang tenang" Pangeran Mahkota memijat pelipisnya.
"KENAPAA?? Kakak kan sudah lama tidak main"
"Jangan berteriak"
"Pangeran, saya tidak apa apa" Blaze menengahi, lalu duduk di meja empat kursi terdekat dengan Tuan Putri.
"Tuan Muda de Arnauth, silakan duduk"
Ice sedari tadi tidak banyak tingkah. Selain karena Blaze menyuruhnya jangan banyak tanya, Pangeran Mahkota membawa hawa seram yang kuat di sekitarnya.
"Apakah undangan saya mengganggu Anda?"
"Tentu saja tidak, Yang Mulia"
"Kebetulan sekali Anda ikut hadir dalam undangan saya untuk Blaze 'de Arnauth', ya?" Pangeran menatap Kepala Pelayan yang mendekat dengan nampan teh.
Ice menelan ludahnya. Penekanan pada bagian undangan saya untuk Blaze de Arnauth membuatnya sedikit merasa terbebani karena ikut serta.
Namun ia mencoba setegar mungkin menghadapi Pangeran Mahkota ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN (𝐔𝐒) THEM-ICELAZE [BoboiboyShipAU]
FanficFrostfire Vincent dan Blaze Reenberg punya suatu kesamaan. Terlepas dari Frostfire Vincent yang selalu menganggap hal hal menyedihkan sebagai sesuatu yang tidak perlu dianggap beban, kadang kala dia tidak menolak perlakuan hangat. Meskipun Bl...