Part 2

2.5K 153 1
                                    

Kelas sudah selesai hari ini, karena lapar mereka bertiga mendatangi kantin untuk makan siang. Sana mengeluh pusing sebab sedari tadi di kelas dan harus mendengarkan penjelasan dari dosen membuatnya sangat lelah juga.

Ethan hanya tersenyum dan menggeleng melihat tingkah Sana, mereka bertiga sangat dekat satu sama lain sebagai seorang teman. Ethan juga hanya mengenal Berlan dan Sana, sebab pribadinya yang tidak pandai bergaul dan bayangan takut menyusahkan orang lain selalu menghantui.

Sampainya mereka di kantin mereka langsung memesan makanan dan makan bersama.

"Apakah kalian juga akan pergi mengikuti seminar besok?".

"Tidak, besok aku harus berlatih basket dengan yang lain".

"Bagaimana dengan mu Ethan?".

"Aku besok harus ke perpustakaan dan mencari buku".

"Kamu sangat rajin mencari buku di zaman yang modern ini ya".

"Tidak juga Sana, terkadang aku juga mencari buku lewat toko online".

"Sepertinya hanya aku yang akan pergi".

"Bukannya kau memiliki teman yang berambut pendek dari anak manajemen bisnis?, Kenapa tidak mengajaknya?" Tanya Berlan.

"Besok aku akan mengajaknya juga".

Setelahnya mereka makan dengan lahap dan pulang ke rumah masing-masing, hari sudah menggelap dan Ethan sangat ingin makan camilan oleh sebab itu mengapa sekarang dia berjalan ke sana kemari memilih camilan apa yang ia inginkan.

Di samping itu sekelompok orang berjas hitam masuk ke dalam toko, mereka sepertinya sekelompok gangster di wilayah ini. Wajah mereka juga tampak lelah dan babak belur, sepertinya mereka berkelahi dengan gang lain.

Di rasa cukup membeli camilan, Ethan pergi keluar dan berniat pulang. Entah apa yang terjadi ia menarik seorang pria bertubuh besar saat hendak tertabrak mobil dan membuat mereka berdua tersungkur.

"Anda tidak apa-ap-".

"Apa yang kau lakukan?".

Dia sudah menyelamatkan pria itu mengapa wajahnya garang sekali, selain itu pipinya juga lebam.

"Pipi Anda lebam, apakah Anda di pukul seseorang?. Ayo aku akan mengobati luka mu".

Ethan menarik tangan pria itu dan memintanya menunggu di depan apotek, setelahnya mengobati luka pria itu.

"Apa yang kau inginkan?".

"Anda hampir mati tertabrak mobil dan wajah Anda lebam maka dari itu saya mengobatinya".

"Daripada mengkhawatirkan orang lain lebih baik khawatirkan diri mu sendiri, pipi mu memerah".

"Benarkah?".

Pria itu mengerutkan kening "Pihak mana lagi yang mengirimkan orang untuk membunuh ku lewat pria lemah ini?".

Pria itu berdiri dan hendak pergi, Ethan mencoba menarik tangan orang itu. Tapi kepalanya sangat pening dan sakit, Ethan terjatuh pingsan.

Pria itu menoleh dan terkejut "Hei, sadarlah!. Siapa yang mengirim mu untuk mendekati ku?".

Tangan pria itu menyentuh dahi Ethan "Tubuhnya panas, apa dia demam?".

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Cahaya yang masuk ke dalam ruangan membuat Ethan terbangun karena silau, kamar mewah nan asing mana ini?. Kenapa dia bisa di tempat ini?.

"Kau sudah sadar".

Pria berwajah garang yang di temuinya duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat tidur.

I Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang