Mata tajam yang seolah bisa membunuh seseorang hanya dengan tatapannya menatap lekat pada lelaki yang terbaring tak sadarkan diri, matanya terpejam rapat dengan perban yang mengitari kepala.
"Aku enggan menandai pria ini, Dewi ku, seharusnya kau yang ku tandai bukan dia".
"Jujur saja aku juga enggan menandainya, kenapa harus lelaki lemah ini?. Kita yang terkuat bisa-bisa menjadi yang terlemah, kenapa bukan yang terkuat saja?".
Menghela nafas "Semakin melihatnya semakin aku tidak ingin menandainya, lebih baik kita pergi".
Sylion pergi meninggalkan kamar tamu yang di tempati Ethan, suara larian menggema di lorong.
"Kakak!" Wensky berlari cepat hingga terengah-engah, Sylion hanya menatapnya datar.
"Apa?".
"Apa Kakak terluka setelah bertemu dengan Henda?!".
"Tidak".
"Lalu kenapa Kakak memanggil dokter?!".
Mendengar nada tinggi adiknya membuat Sylion mengerutkan kening terganggu "Bukan aku, jangan membuat kebisingan kau mengerti?".
Mendengar pernyataan Henda membuat perasaan Sylion lebih sensitif, baginya hanya ada Dewi Lunar tapi terpaksa harus menandai Ethan membuatnya sedikit kepikiran.
"Maafkan aku Kak, Kakak tidak pernah memanggil dokter aku sedikit terkejut saat tahu Kakak memanggilnya".
Mencoba menetralkan perasaan dan pikirannya "Tidak apa-apa".
Sylion meninggalkan Wensky yang berdiri seorang diri, matanya menatap pintu di dekatnya. Ia buka pintu kamar tamu dan melihat seseorang berbaring di sana, leher yang terantai, tangannya yang memiliki bekas luka panjang, kepalanya yang di perban, wajahnya yang memucat, dia tahanan tapi mendapat perawatan?.
Fenya yang masuk memberi salam "Saya memberi salam pada Nona Wensky".
"Kenapa orang ini di sini?".
"Ada pengawal yang menyakitinya dan Tuan Sylion menggendongnya kemari serta memanggil dokter, beliau juga membiarkannya istirahat di kamar ini Nona".
"Kakak membiarkan seorang tahanan tidur di kamar tamu?!, Kakak juga memanggilkan dokter untuknya bahkan Kakak sendiri yang membawanya kemari dengan menggendongnya?!. Tidak, tidak, tidak, Kakak tidak pernah melakukan itu seumur hidupnya. Bahkan saat aku terjatuh dari kuda Kakak tidak menolong ku dan meminta pengawal menggendong ku ke kamar serta memanggil dokter!".
"Apa kau berbohong pada ku?" Tatap tajam.
Fenya terkejut dan segera berlutut "Mana mungkin saya yang hanya seorang pelayan berani membohongi Anda Nona, saya berkata jujur!".
"Aku harus bertanya pada Kakak!".
Wensky keluar meninggalkan ruangan, Fenya bernafas lega Wensky tidak melakukan hal lebih lanjut. Di tatapnya Ethan yang masih belum sadar ia duduk di kursi di dekatnya, memegang tangan Ethan yang dingin.
"Bertahanlah, kau pasti bisa keluar dari sini".
Suara ketukan pintu terdengar dari luar, kepala Wensky menyembul keluar dari pintu.
"Kakak apa aku boleh masuk?".
"Ya" Sylion menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang di baca.
"Kakak, siapa orang yang ada di kamar tamu?".
"Tahanan ku".
"Kenapa Kakak merawatnya?".
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You
WerewolfTidak pernah terpikir pun oleh ku, nasib malang yang menimpa diri ku. Keluarga ku di kenal dengan keluarga yang kuat, ayah dan ibu ku adalah pembunuh handal yang sulit untuk di temui apalagi meminta jasa membunuhnya. Kakek ku yang kepala keluarga se...