Part 29

704 65 8
                                    

Sorot mata kosong menatap langit-langit ruangan yang remang, perasaannya seolah gelisah akan sesuatu tapi tidak tahu apa yang di gelisahkan. Ingin menidurkan diri tapi karena perasaan tidak nyaman ini membuatnya terus terjaga sepanjang waktu.

Untuk mengalihkan perasaannya ia pergi ke ruang kerja, berbagai macam dokumen menumpuk di atas meja. Sekarang Ayah dan Ibunya bersiap untuk pemberkahan karena itulah sang Ayah memintanya mengerjakan dokumen yang menumpuk.

Bau feromon Ethan yang tidak terlalu kuat tercium di ruang kerja, matanya menatap kearah perapian. Syal yang terbakar masih menyisakan potongan kecil, hidungnya menghirup aroma terbakar dan harum yang menenangkan perasaannya yang gelisah.

"Tuan!!" Fenya masuk tanpa mengetuk pintu.

Sylion menatapnya tajam atas kelakuan tidak sopannya "Ma-maafkan saya Tuan, ada hal penting yang harus saya sampaikan pada Anda".

"Hal penting apa?".

Matanya membulat saat berita menyiarkan foto Ethan dan Verdict menangkapnya karena ialah noda yang menghina Dewi Lunar, jantungnya berpacu cepat saat melihat hal ini.

"Tidak, aku tidak perlu menolongnya. Aku tidak mencintainya".

"Biarkan saja" Sylion acuh.

"Tapi Tuan, Tuan Ethan mate Anda".

"Sudah ku bilang biarkan saja".

"Baik Tuan".

"Kenapa Tuan Sylion begitu tidak pedulinya pada matenya sendiri?".

"Benar, malam ini pemberkahan Dewi ku jadi aku tidak peduli padanya".

Sylion kembali ke ruang kerja, merogoh saku celana dan menghirup kain wol beraroma feromon Ethan. Matanya menatap tetesan darah di dekat meja.

"Darah siapa?".

Ingatannya mengingatkan ketika ia memukul Ethan hingga terantuk meja, jadi saat itu kepalanya terluka?.

"Perasaan ku tidak tenang sejak tadi, ini mengganggu ku".

"Aku merasa kita harus menyelamatkan Ethan".

"Kita tidak perlu melakukannya sejauh itu Lunox, aku yakin ini perasaan tidak sabar untuk bertemu Dewi kita".

"Jika kau yakin tidak perlu menolongnya, aku akan setuju dengan mu".

Menatap sekitar ruangan yang gelap, ia di kurung di jeruji besi. Mengingat apa yang terjadi sampai ia ada di sini.

"Kau sudah sadar?" Suara seseorang terdengar mendekat.

"Siapa itu?".

"Nama ku Wenzhi Miona Arne nama panggilan ku Mio, Aku pelayan paling dekat dengan Dewi, pemimpin Verdict" wanita yang berpakaian serba putih bertudung dengan corak emas berbicara.

"Wanita yang di berkahi cahaya bulan, wanita suci. Dia di kenal sebagai sosok yang murah hati dan cerdas".

"Kenapa orang suci seperti mu menemui ku yang hina ini?".

"Entahlah, rasanya ada perasaan familiar dan tidak asing dari mu. Malam ini kau akan di tumbalkan atas penghinaan Dewi".

"Ya, aku tahu".

"Kau tidak takut?".

"Aku sangat takut, aku tidak mau mati. Jika kau berkenan menjawab ku bisakah aku bertanya?".

"Tentu saja".

"Suaranya begitu lemah lembut" Mio tersenyum.

"Kenapa Dewi Lunar tidak memberikan keberuntungan pada ku?. Aku juga tidak mau terlahir seperti ini".

I Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang