Part 35

775 55 2
                                    

Sepasang mata menatap lurus pada langit biru yang luas, tubuh yang merebah di atas rumput terasa sejuk saat angin berhembus ringan. Tidak ada suara kebisingan kecuali deburan ombak dan angin yang berhembus.

Menyewa pulau pribadi selama beberapa hari di sini selama seminggu penuh, berfoya-foya dengan uang yang di milikinya tidak buruk juga. Sengaja menetap di pulau ini untuk menjauhi semua orang dan mencari ketenangan.

Rasa bosan menghadang ia berniat menaiki bukit di pulau ini karena ada yang bilang ada apel lezat yang di tanam di atas sana, berjalan kurang lebih 2 jam akhirnya sampai juga. Matanya berbinar melihat banyaknya buah apel yang tergantung di pohon, dahan pohon memberikan apelnya pada Ethan.

"Terima kasih" tersenyum manis pada pohon apel di depannya.

Menggigit buah apel dalam gigitan besar, rasa manis menguar di dalam mulutnya selain manis buah ini sangat segar. Lelah dalam perjalanan menuju ke bukit membuatnya merasa kantuk dan tertidur di bawah pohon apel.

Saat terbangun hari mulai menggelap, dengan tergesa kembali ke villa sebelum hari semakin gelap. Rasa aneh dan tidak nyaman terasa dalam tubuhnya, keringatnya keluar lebih banyak dan nafasnya terasa pendek.

Tubuhnya terasa menghangat, sampainya di villa Ethan mengambil air di dalam kulkas dan menenggaknya dalam jumlah banyak. Tubuhnya jauh terasa panas dan nafasnya terengah-engah.

"Ngh, aahhh...".

"Ada yang salah dengan tubuh ku. Rasanya panas".

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Duduk di ruang keluarga bersama sembari bercanda tawa menceritakan banyak hal satu sama lain, hening terdengar saat pria bertubuh besar dan tinggi berdiri dengan raut wajah sedih.

"Nak, kau baik-baik saja?" Ibu menatap bingung.

Berjalan mendekati keluarganya, duduk di bawah Ibu dan meletakkan kepalanya di pangkuannya.

"Ibu bantu aku" melasnya.

Semua orang membeku "A-anak ku... Anak ku!!, akhirnya kau membutuhkan peran Ibu. Datang juga hari di mana aku membantu anak ku" sangat terharu.

"Katakan pada Ibu Nak, Ibu akan membantu mu" sangat bahagia.

"Ibu, Dewi ku sangat marah sampai-sampai dia pergi dari rumah meninggalkan ku sendiri. Bagaimana caranya aku bisa berbaikan dengannya?".

"Sudah ku duga" Ayah dan Wensky bersamaan (Sebelumnya meminta saran pada Wensky dan Ayah lebih dulu).

Menatap Ibunya dengan wajah memelas terlihat menggemaskan di matanya "Ibu tolong aku...".

"Kyaaa!!, anak ku!!".

"Apa yang kau lakukan sampai Dewi mu marah?".

"Aku mencambuknya, memukulnya, membenturkan kepalanya ke lantai, aku mengata-ngatainya dengan kata-kata kasar, intinya aku menyiksanya".

"Kenapa Kakak bilang itu pada Ibu?!!. Gawat!!" Wensky panik.

Ibu masih tersenyum manis "Menyiksanya?".

Mendorong tubuh Sylion keluar dengan amarah yang membuncah "Bagaimana kau bisa melakukan hal bodoh seperti ini hah?!!. Siapa yang mengajari mu menyiksa mate mu sendiri?!, kalau Ibu di posisi mate mu sudah pasti Ibu akan meninggalkan mu juga!".

Berlutut di depan Ibu dan menitikkan air mata membuat semua orang melongo tak percaya "Ibu... Aku sangat menyesalinya, bantu aku Ibu. Aku sangat mencintainya".

Menghela nafas dan menatap tegas "Apa kau menyesal?".

"Sangat-sangat menyesal".

"Di mana Dewi berada sekarang?".

I Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang