Part 6

1.6K 120 2
                                    

Manik yang terpejam perlahan terbuka, pusing menjalar di seluruh kepala. Menatap dari sudut ke sudut memperhatikan tempat yang sangat asing, kamar yang dominan berwarna coklat cream.

Ini bukan kamar tidurnya, ia menengok keluar jendela dan rasa nyeri terasa di area leher. Ethan berjalan ke arah cermin yang tidak jauh dari sana, terlihat bagian yang nyeri memerah dan sangat jelas jejak bekas gigitan.

Kakinya perlahan berjalan ke arah pintu berniat keluar dari kamar, sayangnya pintu kamar terkunci. Ethan berjalan menuju arah pintu balkon dan terkunci juga, ia hanya bisa duduk termenung tanpa melakukan apapun.

Ia hanya bisa menunggu sampai Rion datang membuka pintunya, tidak habis pikir, entah apa maksud dari Rion yang menculiknya dan mengurungnya di sini.

Menghela nafas "Sebenarnya apa yang kau inginkan Rion?".

Ethan yang duduk di tepi ranjang menatap banyaknya buku yang tertata rapi di rak, fokus Ethan tertuju pada salah satu buku berwarna kuning keemasan. Buku itu memiliki cover yang paling mencolok di antara semuanya.

Ia mendekat dan mengambil buku itu, yang di lakukannya membuat rak bergeser dan memperlihatkan sebuah anak tangga menuju ke bawah. Ada cahaya di ujung anak tangga, karena penasaran Ethan berjalan kemana cahaya itu berada.

Terlihat ada sebuah komputer dan beberapa buku serta lembaran kertas di sana, matanya terbelalak saat melihat foto dirinya yang tertempel di dinding.

"A-apa semua ini?".

Semua berbagai aktivitas yang di lakukan Ethan terpasang, ia lebih terkejut saat memperhatikan layar komputer yang memperlihatkan banyak ruang. Matanya memicing dan tersadar bahwa itu adalah apartemennya, kenapa komputer ini memperlihatkan apartemennya?.

Ethan bergidik takut, apa selama ini Rion mengawasinya?. Sebuah tangan melingkari perutnya dan kepala Rion bersandar di bahu kirinya.

"Apa yang kau lihat?".

"Apa kau yang melakukan semua ini?".

"Menurut mu siapa lagi yang bisa melakukan hal ini?".

Ethan hanya diam ketakutan, tubuhnya terasa melayang saat Rion menggendongnya seperti karung. Ethan memberontak namun tak di hiraukan oleh Rion, mereka berjalan ke arah pintu yang ada di sana.

Itu ruangan yang cukup luas, ada rak yang di penuhi oleh alkohol, sofa, meja, lemari, dan satu ranjang besar di tengahnya. Rion melempar Ethan ke ranjang cukup keras membuatnya kesakitan.

"Apa yang kau lakukan Rion?!".

Rion tak menjawab dan berjalan mengambil sesuatu di dalam lemari, Ethan menggunakan kesempatan itu untuk mencoba kabur keluar. Belum sempat memegang gagang pintu rasa sakit menjalar di area rambut dan leher sebab Rion menjambak rambutnya.

Rion menarik Ethan dan mendorongnya ke kasur, belum sempat bangkit Rion lebih dulu menindih tubuh Ethan.

"Rion aku tidak suka ini, lepaskan aku".

"Tidak akan lagi" Rion mengikat kedua tangan Ethan dengan sebuah tali dan mengikatnya di headboard.

"Rion, ku mohon jangan seperti ini" tubuh Ethan bergetar takut.

"Apa kau tahu berapa lama aku menahan ini?".

"Aku tidak mengerti ucapan mu".

Rion membuka seluruh pakaian Ethan hingga membuatnya naked.

"Milik mu sangat imut. Sekarang kau akan merasakan betapa tersiksanya aku menahan ini".

Rion memasukkan urethral plug logam pada saluran penis Ethan "Akh!, ugh, lepaskan itu, itu sakit".

I Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang