Menatap sekitar dengan bingung ruangan yang di tempati, tempat asing yang belum pernah ia kunjungi. Kakinya menapak lantai dan menatap keluar dari jendela kaca berukuran besar, sekitarnya di kelilingi oleh hutan.
"Di mana aku?".
Flashback:
Tak tahu sudah sejauh mana kakinya membawanya pergi menjauh, hatinya sangat terluka atas tindakan yang di lakukan Geril. Rasanya seperti ingin pergi ke tempat yang jauh untuk mengobati atau setidaknya melupakan perasaan yang di rasakan saat ini.
Tubuhnya terasa lemas dan pusing juga mulai terasa, menyentuh bagian kepala dan terdapat noda darah di tangannya. Tangannya melambai pada taksi yang kebetulan lewat, segera memintanya untuk mengantarnya ke apartemen.
"Maaf paman, bisakah Anda menunggu di sini sementara saya mengambil uang?".
"Tidak bisa!, kau tidak punya uangkan?!. Orang-orang seperti mu selalu saja begitu!".
"Sepertinya aku harus kabur!".
"Hei!, kau pikir kau bisa kabur?!".
Kejar-kejaran terjadi sekarang, tubuhnya yang lemas dan kepala yang terasa pusing mempersulit lariannya. Berbelok pada gang yang minim pencahayaan untuk bersembunyi di sana.
"Sial, jalan buntu?".
"Kau tidak bisa lari lagi sekarang!".
Menarik kerah pakaian dengan kasar dan memukul bagian perut "Argh!".
Kembali melayangkan pukulan pada wajahnya berulang kali hingga darah keluar dari sudut bibir dan hidungnya.
"Orang seperti mu lebih baik mati sialan!".
Puas setelah memukuli Ethan sampai babak belur ia pergi meninggalkannya dengan marah.
"Mau bagaimana lagi, aku tidak punya uang. Aku merasa bersalah pada paman tadi karena ku dia harus merugi, mata ku terasa berat. Sepertinya aku mengantuk".
Flashback off
Suara ketukan pintu terdengar dari luar dan seorang pelayan wanita masuk.
"Anda sudah sadar?".
"Di mana aku?".
"Kau aman bersama ku".
Suara familiar yang tidak asing dari belakang wanita itu terdengar, matanya melebar saat melihat siapa dia.
"Kak Leon?".
"Kemarilah Ethan".
Kedua tangan terangkat memberikan akses ke pelukan tubuhnya, tubuh Ethan terasa terpaku seolah tidak percaya apa yang di lihatnya. Ia tabrakkan tubuhnya dalam pelukan Leon dan menangis haru akhirnya ia dapat bertemu kembali dengan Kakaknya.
"Kau pasti terkejut ya, tenanglah Ethan Kakak di sini".
Meluapkan rasa rindu di pelukan Kakaknya membuat perasaannya lebih baik, tidak tahu apa yang terjadi suasana canggung terasa di antara keduanya sekarang. Dalam kenangannya tidak terlalu banyak momen yang terbuat dengan Leon karena Ethan sering bersama Felix dan Aria.
"Ethan, beritahu aku apa yang terjadi sampai kondisi mu seperti ini" tatapan sendu dan sedih terpancar dalam sorot mata.
Tidak bisa untuk tidak terkejut melihat ekspresi Leon "Aku baik-baik saja Kakak".
"Jika kau baik-baik saja tidak mungkin kau sampai terluka seperti ini".
"Kakak tidak perlu mengkhawatirkan hal ini. Selain itu bagaimana Kakak bisa membawa ku kemari?".
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You
WerewolfTidak pernah terpikir pun oleh ku, nasib malang yang menimpa diri ku. Keluarga ku di kenal dengan keluarga yang kuat, ayah dan ibu ku adalah pembunuh handal yang sulit untuk di temui apalagi meminta jasa membunuhnya. Kakek ku yang kepala keluarga se...