Kekuatan meluap dalam dirinya membuat angin berhembus kencang sampai-sampai membuat orang-orang di sekitar terkejut dan takut.
"Ada apa ini?".
"Apa Dewi menghukum kita?!".
Matanya berubah menjadi merah darah, segel yang mengekangnya dengan mudah ia lepaskan, mata tajam menyorot menunjukkan kemarahan. Semua orang takut dan membeku ketakutan melihat siapa yang di depan mata, ingin melarikan diri tapi saking takutnya seolah pasrah pada kematian.
Bibirnya menganga dan mata tak berkedip ketakutan "Se-serigala bencana".
Mio yang duduk di kursi terkejut "Holocaust, bencana, ini berbahaya. Kita semua akan mati".
"Beraninya kalian".
Bayangan hitam dengan cepat menusuk jantung Zenka "Serigala bencana".
Menatap tangan kanannya dan kekuatannya membentuk bola hitam, bola hitam itu melayang ke atas. Dengan cepat bola hitam itu seakan pistol yang menembak semua orang di sana dengan kejam, teriakan rintihan dan tangisan menggema.
Mio menggunakan kekuatannya untuk membuat tameng mencoba melindungi semua orang, mustahil ia bisa melawan Holocaust yang marah. Tameng yang dibuat hancur, Tombak hitam kecil dari bola hitam yang melayang menusuk jantungnya.
"Wanita suci!" Verdict yang bertugas melindungi Mio mendekat.
Tudung yang di kenakannya lepas, bibirnya mengeluarkan banyak darah.
"Ki-kita salah, sejak awal aku merasa ada yang salah...".
"Wanita su-" jantungnya juga di tusuk hingga meninggal.
Mio menatap bulan yang bersinar dengan terang "Dewi maafkan saya yang tidak mampu menjalankan tugas dari Anda. Kenapa sejak awal aku tidak menghentikannya?" air matanya mengalir keluar.
"Sakit, sakit, kenapa semua orang menolak ku?".
Jauh dalam dirinya Ethan berbaring dengan pikiran kosong dan kesedihan yang teramat dalam.
"Ethan" sebuah suara memanggil.
"Siapa?...".
Ethan masih berbaring dengan tatapan kosong.
"Aku diri mu dan kau diri ku".
"Aku tidak mengerti ucapan mu".
"Aku Serigala mu Ethan".
Ethan terduduk dan melihat serigala yang memiliki bulu seputih salju, bermata biru laut, dahinya terdapat kristal ungu.
"Kau seperti Dewi Lunar".
"Hahahahaha!" Tertawa keras, Ethan bingung melihatnya.
"Aku Lunar, aku Dewi Lunar".
Bibirnya sedikit terbuka seolah tidak percaya apa yang di dengarnya kemudian ia gigit bibirnya, air mata membasahi pipi.
"Kenapa?..." Bahunya bergetar, Lunar hanya menatapnya maklum.
"Aku sangat menderita selama ini, bahkan aku di lecehkan, aku kotor, kenapa kau tidak menolong ku?. Aku selalu di tolak semua orang bahkan oleh keluarga ku sendiri. Aku sangat kesakitan, aku sakit, sakit sekali rasanya" Ethan terisak.
"Maaf aku terlambat".
"Tidak apa-apa".
"Aku bisa membunuh mereka semua jika kau ingin".
"Tidak perlu".
"Kenapa?".
"Tidak ada gunanya membunuh mereka. Aku juga lelah" tatapannya kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You
WerewolfTidak pernah terpikir pun oleh ku, nasib malang yang menimpa diri ku. Keluarga ku di kenal dengan keluarga yang kuat, ayah dan ibu ku adalah pembunuh handal yang sulit untuk di temui apalagi meminta jasa membunuhnya. Kakek ku yang kepala keluarga se...