Part 36

1K 69 22
                                    

Berada dalam satu tempat bersama Geril rasanya sedikit tidak nyaman, terus di tatap dengan lekat tanpa mengalihkan pandangan. Kini mereka berada di tepi tebing yang memiliki pemandangan sangat indah untuk di lihat.

"Hembusan angin yang menerpa wajah cantik Dewi ku terlihat semakin cantik. Kenapa kau begitu sempurna hingga membuat ku gila?".

Menghela nafas "Apa ada yang salah?".

Tertawa pelan dan tersenyum "Ada. Masalahnya kenapa kau sangat cantik?".

"Ya, terima kasih" tidak terlalu peduli.

"Ethan. Keluarga ku ingin bertemu dengan mu".

"Keluarga mu?".

Mengingat di mana Ibu Rion yang dingin dan tidak menyukainya membuatnya sedikit takut, seperti apa mertuanya nanti apakah akan bersikap dingin padanya?. Perasaan gelisah mengganggu dan berbagai macam perkiraan apa yang terjadi saat bertemu dengan Ibu mertuanya nanti.

Geril menggenggam tangan Ethan hingga mereka menatap satu sama lain "Jangan khawatir. Ibu ku sangat menantikan mu".

"Seperti apa Ibu mu?".

Geril menatap dalam pada manik mata biru laut yang bergetar khawatir "Seperti monster".

"Huh?".

"Aku monster, dan kau akan bertemu dengan sarang monster yang hidup".

Meskipun tidak masuk akal tetap saja Ethan percaya dan merasa jauh lebih takut, Geril saja bisa menyiksanya begitu kejam apalagi keluarganya. Mungkinkah mertuanya nanti akan melakukan hal yang lebih buruk dari yang Geril lakukan?.

"Ahahahhaha!!" Geril tertawa keras.

"Kenapa kau tertawa?".

"Kau percaya?".

"Bukankah memang begitu adanya?. Kau kan monster" memicingkan mata.

Geril yang gemas mencium pipinya dan mencubit ujung hidungnya main-main "Tentu saja tidak, hanya saja Ibu ku sangat cerewet. Aku juga sedikit takut kalau kau terganggu karenanya".

"Ibu mu cerewet?".

"Bahkan sangat-sangat cerewet. Aku sangat jarang berada di rumah karena menghindari hal itu".

"Ibu tipe orang yang tenang dan sedikit berbicara, orang lain bilang Ibu orang yang dingin" menatap Geril yang menggigit apel dari bukit "Seperti apa ya mertua ku nanti?. Tapi entah kenapa aku jauh lebih tenang saat berbicara dengan Geril".

"Kenapa kau menatap ku begitu lekat?. Kau terpana okeh ketampanan ku?".

"Siapa yang terpana dengan ketampanan mu?".

Memeluk tubuh Ethan "Tentu saja istri ku" mencium pipinya.

"Ish!, berhenti menciumi ku!" Memberontak.

"Kenapa istri ku begitu cantik?" Masih menciumi Ethan hingga Ethan berada di bawah kungkungan Geril.

"Hahahaha!. Hentikan Geril, itu geli" Geril menciumi sembari menggelitik perut Ethan, Geril menatap Ethan dengan hati yang damai. Melihat Ethan yang tertawa seperti ini sangat cantik.

"Kau lebih baik tersenyum dan tertawa seperti ini daripada berteriak dan menangis seperti dulu".

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tubuhnya terasa menegang di depan banyak pelayan dan pengawal yang bersujud di halaman mansion berbaris dengan rapi, tak lama kemudian Tuan rumah menyambut kedatangannya.

"Kami memberi salam pada Dewi yang Agung cahaya yang menerangi kegelapan" ucap orang tua Geril dan Wensky bersamaan.

"Menantu ku, akhirnya kita bisa bertemu!" Ibu sangat ingin memeluk Ethan tapi Geril sedari tadi memeluk pinggang Ethan erat dan menatap tajam Ibunya memberi peringatan.

I Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang