16 .PASCA LEDAKAN.

178 35 0
                                    

10 jam pasca terjadinya ledakan .

Gilang sedang menyelami sungai di gelapnya malam ,bersama dengan team SARS , dan beberapa suka relawan yang bersedia mencari para korban yang jatuh ke sungai beberapa jam yang lalu,  arus deras sungai membuat pencarian itu terhambat ,di tambah rurun hujan lebat mempersulit team evakuasi darurat  untuk mencari para korban , berjejer rapi puluhan mobil ambulance yang siap menangani para korban , baik korban yang Selamat ataupun tidak .

Gilang menyisir hilir sungai , berharap bisa menemukan Jay temannya  yang menjadi salah satu korban runtuhnya jembatan.

" Kau istirahat saja dulu Dik ," ucap salah satu petugas SARS kepada Gilang .

" Kau sudah 10 jam lebih menolong para korban , istirahatlah , nanti kau yang tumbang , selebihnya biarkan kami yang menyelesaikan , " ucap petugas itu lagi.

" Tidak Pak , saya akan mencari teman saya pak, saya harus menemukannya , " ucap Gilang yang mulai terlihat  menggigil kedinginan.

" Baiklah , 15 menits lagi , jika belum ketemu juga kau harus keluar dari air ya  , sudah pucat pasi wajahmu itu, " ucap petugas , namun Gilang tak begitu menghiraukan ucapan petugas itu , kemudian segera menyelam lagi  ke dalam sungai untuk mencari para korban ,terutama Jay .

" Lang , " teriak Edo di tepian sungai , mencari temannya yang sedang menyelami dasar sungai, tak lama Gilang muncul di permukaan dan melihat Edo yang sedang memanggil -manggil namanya.

" Lang ,  Gilang  !!" teriak Edo ,

" Iya Do,  gimana ??" jawab Gilang.

" Mela Lang , Mela...,  " ucap Edo dengan nada terbata-bata.

" Mela ? kenapa ? dia sampai di Rumah sakit dengan selamat kan?" tanya Gilang sambil berenang ketepian dimana Edo berada, terpancar kekhawatiran di mata lelahnya .

" Kau sebaiknya segera ke Rumah sakit sekarang , " ucap Edo .

Tanpa berfikir panjang , Gilang segera berganti baju dan bergegas pergi ke Rumah sakit tempat Mela di rawat .

Di sepanjang tepian sungai terdapat puluhan kantong jenazah yang telah terbungkus rapi di kelilingi oleh sanak saudara korban yang menjerit dengan isak tangis yang meraung-raung di gelapnya malam , kepergian mendadak sanak saudara mereka malam itu pasti menimbulkan luka yang mendalam , sirine puluhan unit ambulance yang sedang sibuk wara -wiri membawa korban ke rumah sakit memperlihatkan betapa seriusnya kejadian ini .

Beberapa pleton Tentara , penyelam professional , Jurnalis , hingga para detective swasta juga ikut serta menyelidiki kasus robohnya jembatan ,sebagian besar orang mengganggap kasus ini adalah aksi teror untuk menggulingkan pemerintahan saat ini ,bahkan banyak yang berspekulasi jika kejadian ini termasuk aksi dari para aktivis anti pemerintah yang akhir-akhir ini sedang marak memproklamasikan pemikiran dan ideologi mereka.

Gilang sedang berada di dalam sebuah Taxi , jam menunjukan pukul 04:00 subuh , namun jalanan malam ini begitu padat hingga menyebabkan beberapa titik tempat mengalami kemacetan panjang ,

" KEMACETAN PANJANG TERJADI DI JL. SUBANG SAMPAI DENGAN JL. UNGGAS 1 KE ARAH SELATAN , SEMENTARA KEMACETAN LAIN TERJADI DI JL. PATIMURA SAMPAI DENGAN JALAN MENUJU TOL WAHONI , TEMBUS KE BEBERAPA RUAS JALAN LAINNYA,  DI HARAPKAN UNTUK PARA PENGGUNA JALAN MENGGUNAKAN JALAN ALTERNATIVE LAINNYA .... "

Siaran radio di dalam taxi yang semenjak sore tadi terus menyiarkan kejadian robohnya jembatan . Pak sopir segera mengganti Chanel radio untuk mendengarkan berita lain , karena berita berita itu justru membuat perasaannya tidak nyaman .

" Saya ganti ya Dik , saya jadi ikutan sedih tiap kali dengar berita kejadian ini ," tanya Pak sopir .

Gilang dan Edo hanya menggangguk , karena mereka juga sedang termangu melihat pemandangan malam yang suram itu .

 THE BRIDE OF MASKED KNIGHT .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang