51 . TEPIAN RINDU

24 7 0
                                    

"Mela ,"

Sebuah panggilan lembut itu terdengar menyapu telinganya , membuat Mela membuka matanya , di tepian jendela yang mengarah ke lautan biru tempat dia bersandar itu, berdiri sesosok pria yang sangat Mela cintai , Gilang berdiri memandanginya dengan senyuman dan tatapan penuh cinta , membuat Mela kembali terlena dan berlari menuju pelukannya .

Sesaat sebelum Mela memeluknya , dengan sigap Gilang mendorongnya kuat-kuat hingga membuat Mela terjatuh di lantai , terkejut dengan perlakuan itu Mela memandanginya penuh heran , tak lama kemudian senyum indah Gilang perlahan memudar, dan berganti dengan tatapan sendu di matanya . Melihat itu Mela hanya mampu menahan rasa sakit di hatinya , ingin rasanya Mela berlari dan ingin menghiburnya ,namun entah kenapa kakinya terasa terbelenggu dengan rantai besi yang cukup besar sehingga membuatnya tak bisa lagi menggerakkan tubuhnya , Gilang perlahan -lahan berpaling dan pergi meninggalkan Mela yang masih terduduk di lantai mematung tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun untuknya .

" Tidak , tidak , jangan pergi , tiidaaakkkkkk......."
teriak Mela ,

Teriakan yang menyadarkannya dari tidur panjangnya , Mela terbangun tepat di pinggiran jendela ,duduk bersila dengan buku yang berada di tangannya . Mela mengingat kembali apa yang sedang dia lakukan sebelumnya , hingga dia menyadari bahwa beberapa saat yang lalu dia sedang membaca sebuah buku dan bersandar di tepian jendela ,hingga tak sadar diapun telah terlelap cukup lama .

Mela kembali memperhatikan sekitarnya , dia mencoba keberadaan Gilang seperti di mimpinya , raut wajah sedih Gilang masih terngiang-ngiang di kepalanya , untuk sesaat tanpa sadar rasa rindu itu tiba-tiba melanda , air matanya jatuh tanpa bisa dia tahan , membuatnya semakin bersedih dan marah pada dirinya sendiri .

"Hiks -hiks-hiks "

Mela kembali memeluk erat lututnya , menyandarkan kepalanya , mengingat kembali wajah tunangannya , Mela kembali memegang erat cincin pertunangannya yang kini telah mengantung di lehernya , tergantung tepat di dekat jantungnya .

" Gilang , maafkan aku .. " gumamnya dalam tangisannya.

Rasa sakit itu kembali menghantam dadanya , rasa sesak itu terus mencengkram dadanya , hingga membuatnya kesulitan untuk bernafas, dan menyebabkannya terlihat begitu pucat pasi seperti seseorang yang tengah tenggelam di dalam samudra , bahkan Melapun merasa seperti tenggelam dalam air yang sangat dalam , yang membuatnya kehilangan kemampuan untuk bernafas normal . Hingga ,sesosok pria datang dari balik pintu kamarnya dan membuka pintu kamar itu , dan bergegas membopong Mela berbaring di atas kasur dan segera memberinya nafas buatan , sehingga Mela kembali mendapatkan udara di paru-parunya .

" Uhuk-uhuk , uhuk-uhuk !"

Mela terlihat terbatuk-batuk ,seolah sedang benar-benar tenggelam di dalam laut seperti apa yang ada di pikirkannya.

" Kau tak apa-apa ?" tanya Gilang .

Mendengar suara itu , Mela segera menatap pria yang telah menolongnya , dengan lembut Mela membelai wajah itu , wajah yang sangat dia cintai , hatinya untuk sesaat merasa begitu bahagia dan hangat .

" Apa aku masih bermimpi ?" gumam Mela .

Gilang hanya mampu menatap mata Mela , tatapan yang penuh penderitaan dan tekanan, tatapan lembut dan manja yang selalu berbinar-binar kini telah meredup , melihat semua itu membuat Gilang tak bisa menyembunyikan kesedihannya , hingga air matanyapun tanpa sadar menetes dan membasahi tangan Mela .

" Maafkan aku ," ucap Mela .

" Aku minta maaf , aku bersalah , aku ....aku ...." ucap Mela . Sebelum Mela menjelaskan ya ,Gilang segera menarik Mela dalam pelukannya .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 THE BRIDE OF MASKED KNIGHT .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang