39 HARI - H

78 31 2
                                    

" Hei ... Hei ... Awas, jangan sampai vasnya pecah "

Sebuah teriakan dari seorang wedding designer kepada salah satu anak buahnya yang hampir saja menjatuhkan salah satu vas bunga di aula hotel ternama di kota itu ,persiapan pernikahan yang terlihat begitu matang . Setiap orang terlihat begitu sibuk untuk menyiapkan acara pernikahan yang akan segera di gelar beberapa jam yang akan akan datang. Sedikit demi sedikit aula itu mulai penuh dengan hiasan bunga -bunga yang berwarna putih memenuhi ruangan itu menyulapnya menjadi tempat bak di negri dongeng , dengan lampu-lampu kristal dan bunga yang memberikan keindahannya di ruangan itu , berbagai makanan mulai di siapkan di balik dapur , membuat acara itu akan segera siap untuk di selenggarakan segera.

" Apa Bapak penghulunya sudah tiba ?" tanya Pak Handry yang nampak begitu gelisah .

" Dalam perjalanan Yah ," jawab bu Soraya yang nampak sama gugupnya .

" Apa semua sudah siap ?" tanya Pak Handry lagi ,sembari mondar - mandir seolah sedang merasakan kegelisahan yang amat dalam .

" Om ,Tante, apa kalian bisa duduk ??" tanya Edo .

" Yang akan menikah kan Mela ,kenapa Om sama Tante yang terlihat gugup ?" tanya Edo lagi ,seolah dia tidak mengerti.

" Huuuft ...."

Pak Handry mencoba beberapa kali menghela nafasnya panjang-panjang untuk sedikit mengendorkan ketegangan di hatinya.

" Apa Mela sudah siap?" tanya Pak Handry .

" Bentar lagi om , baru saja saya dari sana , kenapa Om dan Tante tidak kesana ,melihatnya sendiri ? Mela nampak sangat cantik hari ini, " ucap Edo.

Ucapan yang membuat Bu Soraya dan Pak Handry terduduk lemas seolah masih tak bisa melepaskan anak semata wayangnya untuk menikah.

" Selamat pagi Om ,Tante ," sapa Gilang .

Gilang datang dengan berpakaian rapi lengkap dengan setelah Jas yang terlihat begitu cocok di tubuhnya , dengan senyum sumringah dan wajah berseri-seri Gilang menyapa kedua calon mertuanya.

Di susul oleh Murry yang memakai gaun panjang berwarna merah muda, gaun yang Mela pesankan khusus untuknya membuat Murry nampak anggun di buatnya .

" Selamat pagi nak Gilang , " sapa Bu Soraya .
" Wow . Lihat ini ,siapa gadis cantik di belakangmu itu Nak Gilang ?" Ucap Bu Soraya yang melihat Murry berpenampilan anggun untuk pertama kalinya.

" Wah , jika aku tamu yang hadir disini, aku pasti akan mengira kau adalah pengantinnya ," tambah Pak Handry .

" Terima kasih Om ,Tante . Baju ini ,Mela yang pilih , gimana ? cocok ? " tanya Murry ,sembari sesekali mengibaskan gaunnya untuk memperlihatkan keindahan gaun yang sedang dia kenakan.

" Cantik sekali ,lalu kamu sendiri ,kapan menikah ?" tanya ibu Soraya

" Uhukk ...uhuuukkk. . uhuukkk .. " Edo tersedak mendengar pertanyaan itu sembari melirik ke arah Murry yang nampak memandang sinis penuh pertanyaan ke arahnya .

" Belum tau Tante , Edo belum pernah membahas soal itu , " jawab Murry dengan tersipu malu .

Menutupi rasa canggung akan pertanyaan Tante Soraya yang nampak sedikit lebih santai setelah ngobrol sama mereka.

" Owh iya nak Gilang , apa kamu sudah bertemu dengan Mela hari ini ?" tanya Pak Handry.

" Belum Om . Belum boleh ,hehehe " jawab Gilang dengan senyum bahagia di wajahnya.

" Loh loh loh . Kok masih manggil Om , harus sudah mulai belajar manggil Ayah dong , mau sampai kapan kamu manggil Om terus , " ucap Pak Handry sembari berjalan mendekati Gilang.

 THE BRIDE OF MASKED KNIGHT .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang