Mela terbangun di kamar asing, yang beberapa saat lalu terpaksa dia singgahi , udara dingin dari AC , membuatnya mengigil kedinginan dalam selimutnya , Mela mencoba melihat sekeliling kamar itu ,mencoba mencari sosok pria yang telah membawanya ke ruangan itu .
" Tidak ada siapapun di sini , " ucap mela sembari menyingkap selimutnya untuk menuju ke kamar mandi .
Mela kembali merasa perih dan sakit di sekujur tubuhnya , mencoba berdiri tegak dengan tubuh penuh memar dan lebam .
" Kenapa aku seperti ini ?" tanyanya di depan cermin .
" Huufft . " Mela mencoba menenangkan dirinya .
dan melanjutkan niatnya untuk bebersih diri , Mela melihat sebuah pasta gigi dan sikat gigi juga peralatan mandi yang masih terbungkus rapi sudah menunggunya di kamar mandi , tanpa sadar Mela kembali tersenyum melihatnya ." Kenapa aku tak bisa membencinya ?" gumamnya lagi .
Mela mencoba menyadarkan dirinya kembali dia tidak ingin hidup di bawah bayang-bayang pria asing itu , pria yang telah membuat hidupnya terasa di dalam badai .
Mela segera keluar dari kamar mandi dan menuju ke sebuah meja kecil yang ada di samping kamar itu , sudah tersedia beberapa makanan dan buah ,juga air mineral yang terlihat bahwa Ian sengaja menyiapkan itu semua untuk Mela.
Mela mengambil sebotol air mineral dan meminumnya , udara AC yang cukup dingin seolah berperan menambah kesegeran air mineral itu . Mela kembali merasa tersesat tak mengerti harus berbuat apa di kamar itu , kamar yang masih terasa hening dan sunyi , hanya saja cahaya matahari yang masuk dari sela-sela jendela membuat kamar itu terlihat lebih terang daripada semalam .
Mela bergerak dan naik ke atas ranjang , mengintip dari balik jendela , satu-satunya akses untuk bisa melihat keadaan luar , matahari sudah bersinar hampir di ujung kepala ,Mela melihat ke arah aula yang terlihat jelas di balik jendela itu .
" Aneh, kemana para zombie-zombie itu ??" gumam Mela .
" Bukankah kemarin tempat itu penuh dengan para zombie ?" gumamnya lagi .
Mela kembali melihat ke arah aula dengan lebih teliti , terdampak para zombie itu sedang berdiri berdempetan berlindung dari sinar matahari .
" Kenapa mereka bersembunyi ?" gumam Mela lagi .
" Karena mereka tidak bisa terkena sinar matahari , sinar matahari akan membakar kulit mereka seperti bara api , " jawab Ian tiba-tiba .
Keberadaan Ian yang tiba-tiba muncul di belakang Mela membuat Mela tersentak kaget dan kembali menyelimuti tubuhnya dengan selimut .
" Kenapa kau bereaksi seperti itu ?" tanya Ian .
" Ah , aku kedinginan ?" jawab Mela kembali menundukan pandangannya ." Tenang saja . Kau tak akan membuatku bernafsu lagi padamu , " ucap Ian , sembari menyeduh dua cangkir kopi panas .
" Apa kau yakin ?" tanya Mela ragu-ragu , untuk sesaat Mela merasa sedikit tergoda dengan aroma kopi yang semerbak memenuhi kamar itu .
"Sudah sini , turun , sarapan . " ucap Ian .
Mela berfikir sejenak , namun akhirnya menyetujui tawaran Ian .
" Makanlah , " ucap Ian ,saat melihat Mela turun dari ranjang , Ian memahami Mela masih tidak nyaman dengannya, karena itu dia mencoba untuk duduk sejauh mungkin dari jangkauan Mela . Ian duduk di pinggiran jendela kamarnya dengan sangat santai mengeluarkan beberapa peluru dan pistol juga beberapa bilah pisau dengan ujung runcing dan bergigi . Terlihat begitu menyeramkan di mata Mela .
" Bukankah itu illegal ?" tanya Mela .
" Tentu tidak , aku tidak membelinya aku membuatnya sendiri , " jawab Ian , kemudian kembali membersihkan senjatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BRIDE OF MASKED KNIGHT .
RomanceMelati atau Mela adalah seorang gadis biasa yang sedang terjebak dengan cinta pertamanya , cinta yang memberikan harapan dan kehidupan yang indah namun dalam semalam setelah kejadian yang membunuh cinta pertamanya , mela terjatuh dan terpuruk dala...