Mela membuka pelan-pelan matanya , samar-samar dia melihat wajah yang sangat dia rindukan ,
"Jay "
Mela berusaha untuk memanggil namanya namun seolah tidak ada tenaga , Mela hanya bisa mengedipkan matanya memandang jauh pada pria yang sangat dia kagumi itu, Mela berusaha menggerakan badannya namun semua terasa kaku dan ngilu .
Samar-samar dia mendengar suara sahabatnya yang memanggil-manggil namanya . Pelan-pelan bayangan Murry mulai terlukis jelas di matanya , Mela ingin sekali bangun dan memeluknya , namun Mela hanya bisa menggerakan matanya , berkedip beberapa kali tanpa bisa bersuara.
" Kenapa badanku tak bisa di gerakan , kenapa suaraku tak bisa terdengar ? apa yang telah terjadi padaku ? mengapa badanku terasa sakit dan nyeri di sekujur badan?" tanya Mela dalam hati .
Mela berusaha mengingat kembali apa yang terjadi terakhir kali , teringat jelas bagaimana pisau panjang itu menembus tubuh Jay di depan matanya ,aroma darah segar yang mengucur begitu deras , puing-puing yang jatuh melayang di udara bersamanya , sebelum akhirnya terhempas di dasar sungai bersama dirinya ,perasaan sesak tiba-tiba melanda dadanya , membuat badannya bergetar hebat , beberapa Dokter telah tiba. Namun setelahnya Mela kembali merasa mengantuk dan bayangan-bayangan itu kembali memudar , Mela kembali ke alam tidurnya .
" Mela, Mela kenapa Dok ? "tanya Murry dengan paniknya saat melihat Mela kejang di atas tempat tidurnya .
" Dia baik-baik saja , dia hanya sedikit shock tadi , tapi keasadarannya sudah mulai kembali , pelan-pelan dia akan bisa sadar sepenuhnya . " ucap Dokter itu sembari memeriksa keadaan Mela .
" Terima kasih Dok," ucap Gilang .
" Baiklah , kalau begitu saya permisi dulu , biar Dokter Handry yang akan memeriksanya terlebih lanjut ." ucap Dokter itu , lalu pamit pergi dan meninggalkan ruangan itu .
" Syukurlah , akhirnya Mela bisa bangun lagi. " ucap Murry.
Gilang hanya mengangguk , memandangi wajah cantik yang masih berbaring di ranjang rumah sakit .
" Sudah , jangan khawatir, setelah ini kau juga harus pulang . Nenek sudah nyariin kamu dari kemarin, " ucap Murry.
"Apa Mela akan baik-baik saja Kak ?" tanya Gilang .
" Iya , apa kau tidak dengar apa kata Dokter tadi? dia akan baik-baik saja , besuk juga dia akan bangun , " ucap Murry sambil menepuk pundak adiknya.
Gilang kembali duduk disofa , seakan masih tidak percaya .
Tak lama , Pak Handry dan Bu Soraya tiba , dengan terhuyung-huyung mereka berlari menemui Mela di ranjangnya , di susul dengan Edo yang berlari tunggang langgang menghampiri mereka.
" Mela sudah siuman ? sudah bangun ?" tanya Edo.
Murry hanya mengangguk , Gilang hanya memperhatikan Bu Soraya dan Pak Handry yang sedang menangisi putri mereka yang berhasil melewati masa-masa sulitnya .
Gilang segera keluar dari ruangan itu bersama dengan Murry dan Edo , membiarkan Mela bersama dengan keluarganya.
" Baiklah ,karena Mela sudah bangun , besuk Kita juga harus kembali kesekolah . " ucap Murry .
" Sekolah ? " tanya Gilang dengan raut muka sedihnya .
" Iya , kita sudah lama bolos sekolah . Kita harus masuk besuk, selesai sekolah kita langsung kesini , " ucap Murry .
" Huuft, " Gilang hanya menghela nafas , dan tentu saja besuk dia juga harus masuk sekolah seperti kemauan Kakaknya.
" Tapi Lang , emang tadi apa yang terjadi ? bagaimana bisa Mela tiba- tiba sadar ?" tanya Edo.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BRIDE OF MASKED KNIGHT .
RomanceMelati atau Mela adalah seorang gadis biasa yang sedang terjebak dengan cinta pertamanya , cinta yang memberikan harapan dan kehidupan yang indah namun dalam semalam setelah kejadian yang membunuh cinta pertamanya , mela terjatuh dan terpuruk dala...