38. PERNIKAHAN YANG DI PERCEPAT

89 31 3
                                    


" Kenapa Mela belum keluar juga ?" tanya Edo sembari menarik kursi meja makan bersiap untuk sarapan pagi itu.

" Owh iya kamu benar , seharusnya dia sudah keluar dari tadi , " Murry menjawab , dengan melirik ke arah Gilang yang sibuk menyeduh kopi di dapur Murry mengisyakatkan Gilang untuk melihat keadaan Mela .

" Gilang , coba kau lihat Mela , sudah keluar apa belum dari kamar mandi ?"

" Ok , Ok, bentar aku selesaikan menyeduh kopiku dulu , " Gilang menjawab dengan acuh tak acuh .

" Buruan aku sudah lapar, " Edo berteriak sembari mengggerutu ke arah Gilang yang nampak tak begitu peduli dengan rasa lapar yang di dera olehnya .

" O.. iya ,kau kesini , selesaikan kopiku , seduh yang bener ,AWAS! kalau sampai tidak enak !" Gilang melihat ke arah Edo dengan mengacungkan sendok kopi ke arahnya.

Edo tanpa menjawab segera menganggukan kepalanya dan bangkit dari duduknya untuk menggantikan Gilang menyeduh kopi untuk mereka semua . Sementara Murry masih sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka , roti bakar , kopi , sosis goreng , dan telur ceplok sudah hampir siap di hidangkan di atas meja menunggu mereka semua untuk sarapan.

***************************

" TOK --tok ---tok .. "

Sebuah ketukan di pintu kamar Mela mulai terdengar , beberapa kali Gilang mengetuk pintu itu namun tak kunjung ada jawaban , dengan ragu Gilang menyelinap masuk ke dalam kamar Mela . Gilang melihat sekeliling untuk memastikan keberadaan Mela , kenapa dia tak kunjung keluar dari kamarnya .

" Mela , Mela , " suara Gilang terdengar di balik pintu kamar mandi .

" Iyaa ," suara sahutan lembut Mela membuat Gilang kembali tersenyum, betapa suara itu begitu menenangkan hatinya.

" Cepat selesaikan mandinya , semua orang sudah menunggumu. " sahut lembut Gilang .

" Baiklah , " jawab Mela sembari membuka pintu kamar mandinya .

Seketika itu ternampak bayangan Mela yang masih mengenakan balutan handuk menutupi tubuhnya membuat Gilang tersentak kaget saat melihatnya.

" Owhh maaf , aku pikir kau sudah keluar, " Mela segera masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu dengan cepatnya .

" Owh .. maaf , aku tak bermakaud menunggumu , aku keluar sekarang , lekas bersiap semua orang sudah menunggu ," Gilang sedikit memelankan suaranya ,tak ingin pembicaraan ambigunya terdengar sampai di ruang makan.

" He'em ," sahut Mela dari dalam kamar mandi .

Gilang segera berjalan keluar dari kamar ,menutupnya rapat-rapat . Gilang terhenti di balik pintu berdiri tertegun berusaha menenangkan hatinya yang herdegup kencang .

" Sejak kapan dia terlihat sexy sekali ?" gumam Gilang sembari mengelus-elus dadanya.

" Apa yang kamu lakukan disini ?" suara Murry memecah khayalan-khayalan nakal Gilang pagi itu.

" Ah ? apa ? Kakak bilang apa ?" Gilang kembali bertanya pada Murry yang berdiri sembari melirik tajam ke arahnya .

" Heemm . Kamu sedang apa disini ? terlebih lagi dengan muka seperti itu !"

Murry bertanya dengan nada curiga yang membuat Gilang semakin salah tingkah di buatnya . Gilangpun tak mengerti kenapa Murry Kakaknya bisa membaca apa yang sedang Gilang pikirkan .

" Huuuft , ada apa denganmu ?kenapa akhir-akhir ini aku selalu melihat ekspresi mesum di wajahmu ? apa ini karena pergaulan di luar negri ? atau kau sedang masa puber ? " Murry memberi sederetan pertanyaan yang membuat Gilang semakin memerah wajahnya .

 THE BRIDE OF MASKED KNIGHT .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang