35 .PENJEMPUTAN MELA

91 30 0
                                    

Ian terdiam memandangi Gilang yang terlihat begitu putus asa di hadapannya , dalam hatinya sebenarnya dia hanya ingin mengetahui seberapa hebat pria yang bergelar tunangan untuk Mela itu .

" Kenapa kau hanya terdiam ? bukankah seharusnya kau keluarkan wanita itu sekarang ?"

Tanya Gilang , tatapan Gilang yang menunjukan keseriusan atas ucapannya membuat Ian tersenyum sinis di buatnya .

" Apa ada hal lain ? selain kesepakatan yang telah kau janjikan ? "Gilang seolah ingin memastikan sesuatu .

Setelah berbincang dengan Ian untuk beberapa waktu Gilang menyadari akan adanya perasaan lain selain hubungan antara sandera dan penyandera di antara mereka .

Lagi-lagi Ian hanya terdiam , seolah tak tau harus menjawab apa , terdiamnya Ian membuat hati Gilang seolah terbakar , membuatnya semakin yakin untuk membawa segera Mela dari tempat itu .

" Baiklah ," jawab Ian .

Sebuah jawaban yang Gilang tidak pernah bayangkan akan semudah itu dia dapatkan. Merasa ada yang aneh, Gilang hanya mampu menutupi kecurigaannya dengan senyuman tipis di wajahnya. Ian pria misterius yang selalu berbalut topeng di wajahnya itu ,membuat Gilang sedikit kesusahan untuk membaca raut wajahnya.

" Khali , ambilkan surat perjanjian hutang nomer KJ 402178 . " ucap Ian kepada Khali yang berdiri di sampingnya .

Khali memandang sejenak Bosnya ,merasa tidak yakin bahwa Bosnya akan melepaskan wanita itu begitu saja .

" Apa kau tidak mendengar ucapanku !" ucap Ian sembari melirik ke arah Khali yang sedikit kebingungan dengan perintahnya.

" Maaf Bos, saya akan ambilkan sekarang , " ucap Khali , lalu pergi ke sebuah ruangan untuk beberapa saat . Tak lama Khali berjalan menghampiri mereka dengan sebuah dokumen yang terbungkus amplop coklat, dan segera memberikan dokumen itu kepada Ian .

" Dokumen ada di sini, apa kita bisa mulai kesepakatan kita ?"

Tanya Ian sembari melemparkan dokumen itu di atas meja tepat di depan Gilang duduk.

Gilang segera mengambil dokumen itu dan membukanya memastikan surat-surat hutang yang telah Paman Rian tanda tangani .

" Bagaimana ? apa kau puas dengan surat-suratnya ?" tanya Ian .

" Baiklah , Sekarang , dimana tunanganku ?"

Tanya Gilang ,sembari menyimpan dokumen itu ke dalam kantong jaketnya.

" Uangku ?" tanya Ian.

Tak lama Ian segera meletakan tas yang berisi penuh dengan uang jaminan dan uang untuk melunasi hutang Paman Rian .

" Tak perlu di hitung , aku sudah masukkan lebih dari cukup ," ucap Gilang

" Bagaimana aku bisa tau ?" tanya Ian.

" Huh , aku cukup mengenali bagaimana bisnis ini berjalan , jangan khawatir . Aku tak akan membuatmu rugi ," jawab Gilang .

Ian hanya tersenyum lalu menyuruh Khali untuk memeriksa isi dari tas itu , Khali segera mengambil tas itu dan memeriksanya , lalu menganggukan kepalanya menandakan semua uang tebusan itu aman .

" Bagaimana ? apa aku sudah bisa menjemput tunanganku kembali ?" tanya Gilang .

" Tentu saja . Silahkan , dia ada di lantai dua , " ucap Ian sembari memencet tombol yang ada di sakunya sehingga membuka pengamanan dalam kamarnya .

Gilang segera berdiri dan berlari menuju tangga menuju ke lantai dua tempat Ian menunjukan tempatnya .

" TOK ---tok---tokkk---tokk. "

 THE BRIDE OF MASKED KNIGHT .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang