BAB 3

7K 230 1
                                    

Makan malam pun tiba, mereka semua telah berada di meja makan. Bi Mina turut ikut serta.

Keheningan mengisi meja makan kala itu, hanya suara decitan sendok yang mengenai piring.

"Besok Kak Alza kesini lagi?" Tanya Devan memecahkan keheningan.

"Iya, tunggu Devan pulang sekolah dulu, baru Kak Alza kesini" Jawab Alza.

"Yeyy, Devan gak sabar besok main piano lagi, Devan ma-"

"Makan tidak perlu sambil bicara" Ucap Devandra yang membuat Devansa langsung diam.

Devan pun melanjutkan makannya.

"Devan mau di suapin Kak Alza" Bisik Devan.

Alza pun mengikuti kemauan Devansa, ia menyuapi nya. Devansa tersenyum lebar.

Devandra yang melihat itu, langsung membayangkan mantan istri nya, andai saja ia tidak berbuat seperti itu, sampai saat ini Istrinya lah yang merawat dan menjaga Devansa.

"Devan makannya yang lahap ya, biar cepat besar kaya Kak Alza" Ujar Alza.

"Devan mau punya badan kaya Ayah" Devansa melirik Ayah nya.

"Makanya makan yang banyak, terus itu Devan juga harus olahraga ya" Alza.

Devandra hanya melirik kearah Devansa, Devan pun langsung diam seakan-akan mengerti maksud dari tatapan Ayah nya itu.

"Serem amat si om..." -Batin Alza.

~~~~

"Terimakasih atas makan malamnya, saya pamit" Alza.

"Sama-sama, hati-hati di jalan ya, Nak Alza" Bi Mina.

"Hati-hati di jalan kakak cantik" Devansa melambai-lambaikan tangannya.

"Dahhh" Alza membalas lambaian tangan itu, lalu pergi.

Devandra menatap kepergian Alza dari jendela.

"Ayo masuk" Bi Mina.

"Bibi, Devan ngantuk" Devansa.

"Ayo bibi temanin" Bi Mina menggandeng tangan nya, mereka pergi menuju kamar tidur Devan.

Bi Mina menidurkan Devan.

Devandra berada di depan komputernya. Ia menatap layar komputer itu dengan seksama sembari menyeruput kopi hitam. Ternyata yang ia lihat adalah biodata Alza.

"22 tahun...?"
"Jalan Jendral sudirman, No.38"

~~~~

Sepulang dari kediaman Danuarta, Alza tidak langsung pulang kerumah, ia pergi ke caffe bertemu dengan sahabatnya, Vira.

"Gimana murid baru mu?" Tanya Vira.

"Dia lucu banget, gemesin, baik pula, namanya Devansa" Jawab Alza dengan tersenyum lebar. "Beda banget sama bapaknya"

"Kenapa orangnya?? bapaknya cakep gak?!" Tanya Vira antusias.

"Cakep si, tapi aura nya itu lohh agak serem" Jawab Alza.

"Lah, emang kenapa?" Vira mengerutkan keningnya.

"Dia orangnya cuek banget, kepribadiannya keknya tegas deh" Alza.

"Istri nya pasti berhasil luluhin hati nya"

"Maybe...tapi dia duda"

Mata Vira langsung melotot saat mendengar apa yang di katakan oleh Alza.

"Janji gak naksir...??!" Goda Vira.

"Apaan sih" Alza menyikut lengan Vira.

"Ciee..boleh tu kiw kiw ama duda" Vira.

Merried with DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang