BAB 36

4.9K 176 2
                                    

Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Devansa dan Andra sedang berada diperjalanan menuju kediaman orang tua Alza.

"Ayah, kita mau kemana?" Tanya Devansa yang tampak asing dengan suasana jalanan disana.

"Ada deh, liat aja nanti"

Andra sama sekali tidak memberitahu Devansa kemana tujuan mereka pergi.

"Tapi kan Devansa mau ketemu Bunda"

"Iya nanti yh" Andra mengelus bahu Devansa.

Devansa menurut, ia duduk manis di jok mobil. Ia menikmati perjalanan itu.

Sebelun pergi kesana, Andra sudah mengabari Alza lebih dulu.

Karena perjalanan yang menempuh waktu cukup lama, Devansa sempat tertidur dimobil.

~~~~~

Kini mereka sampai di kediaman bapak Adnan.

"Devansa, bangun sayang" Andra membangunkan Devansa perlahan.

Devansa pun bangun dari tidurnya.

"Ayo turun" Andra keluar lebih dulu lalu di susul oleh Devansa.

"Ayah, ini dimana?" Tanya Devansa sembari menatap seluruh rumah itu.

Pintu rumah terbuka menampilkan Alza yang sedang berdiri di ambang pintu dan itulah jawabannya.

"Bunda!!?" Devansa berlari menghampiri Alza dan memeluknya.

"Devansa kangen sama Bunda" Ucapnya.

"Kak Alza juga kangen sama Devansa" Alza membungkukkan tubuhnya kedepan Devansa.

"Bunda kok ada di sini? Bunda pindah rumah ya?" Tanya nya dengan lesu.

"Nggak sayang, ini rumah orang tua nya Kak Alza" Jawab Alza seraya mengelus kepala Devansa.

Devansa ber'oh ria.

"Ayo silahkan masuk, Mas" Alza.

Andra dan Devansa masuk kedalam rumah dan duduk disofa ruang tamu.

Tak lama Kak Yuli datang dengan menggendong anak kecil, yaitu anaknya. Bima.

Kak Yuli ikut duduk disofa samping Alza.

"Kenalin Mas, ini kakak aku.." Alza.

"Perkenalkan, nama saya Andra"

"Ya, nama saya Yuli, senang bisa bertemu dengan mu" Balas Kak Yuli.

Devansa melihat anak balita yang digendong oleh Kak Yuli, menggemaskan dimata nya.

"Devansa mau liat dedek?" Tanya Alza.

Devansa mengangguk semangat.

Alza menggendong Bima, ia berjalan mendekati Devansa agar ia bisa melihat Bima.

"Nama nya siapa, Bund?"

"Nama nya Bima"

"Hallo adek Bima" Devansa tersenyum gemas melihat anak bayi berusia 8 bulan itu.

"Hallo kak Devansa" Saut Alza seakan-akan Bima lah yang berbicara.

Bima menatap Devansa terus-terusan, ia tersenyum lebar, mulut mungil itu terbuka menampilkan gusi nya belum tumbuh gigi.

"Devansa boleh pegang?" Tanya Devansa ragu-ragu.

"Boleh sayang" Jawab Alza.

Devansa mengelus pipi Bima dengan perlahan dan lembut.

Merried with DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang