BAB 38

5.5K 173 4
                                    

Malam hari tiba, kini pukul 20.00

"Permisi" Vira mengetuk pintu terlebih dahulu lalu masuk kedalam kamar rawat Rafika.

"Selamat malam" Sapa Vira.

"Malam juga, Suster" Balas Rafika dan Jevan.

"Maaf mengganggu waktu nya ya"

"Ini malam terakhir Kak Rafika ada disini, besok udah mulai pulang kan. Oleh karna itu, saya mau berikan vitamin yh" Ucap Vira seraya mengeluarkan sebuah suntikkan yang berisikan cairan berwarna merah muda.

"Oh ya, terimakasih, Suster" Rafika.

"Permisi ya, Kak" Vira menyuntikkan vitamin itu kedalam kantong cairan infus Rafika.

"Oke sudah"

"Terimakasih banyak atas perhatiannya Suster"

"Selalu, Kak" Vira tersenyum.

"Semoga sehat selalu ya Kak Rafika"

"Amin"

"Ehm, saya mau tanya, Javas gak ada kesini?" Tanya Vira dengan suara pelan kepada Jevan.

Jevan sempat terkekeh mendengar pertanyaan Vira.

"Orang nya dari tadi di situ" Jevan menunjuk kearah belakang.

"Eh..??!" Vira menoleh kebelakang dan benar saja ada Javas disana yang sedang tertidur diatas sofa.

"Ya ampun" Vira mengambil selimut cadangan yang memang disediakan disana. Lalu ia menaruh selimut itu diatas tubuh Javas.

Vira menatap wajah Javas yang sedang tidur itu, ia menatapnya cukup lama.

"Ni orang cakep banget si, MasyaAllah" Batin Vira.

Jevan memperhatikan Vira, ia berpikir bahwa Vira mempunyai rasa kepada Javas, atau bahkan Javas juga.

Tiba-tiba saja kedua mata Javas terbuka, pandangan matanya langsung bertemu dengan Vira.

Vira terkejut bukan main.

"Ada apa?" Tanya Javas dengan senyum komiknya.

"Ha..? e-ehm gak" Vira memalingkan wajahnya.

"Sa-saya permisi" Ia buru-buru pergi keluar dari sana.

"Haduhh ngapain sihh?! maluu" Vira.

Seseorang menahan tangan Vira, "Mau kemana?"

Vira terkejut untuk kedua kalinya, ia melihat Javas berdiri dibelakangnya sembari menggenggam pergelangan tangannya.

"Buru-buru banget, gak mau liat aku?" Javas mencondongkan tubuhnya kearah Vira.

"Nggak, aku udah bosen liat muka mu" Vira.

"Masa sih" Javas tersenyum manis.

"Ya ampun, Mas..."

"Apaan sih" Vira memalingkan wajahnya.

"Oh iya, kamu udah punya pacar ya..." Javas kembali berdiri tegak.

"Hah pacar? tau dari mana kamu, jangan sok tau yaa"

"Yaa sering sih kalau Dokter cinlok bareng Perawat"

"Maksudnya?" Vira benar-benar tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Javas.

"To the point deh, kamu pacaran sama Dokter Rifky?" Tanya nya dengan tatapan serius.

"Dokter Rifky? sejak kapan?! dapat kabar dari mana kamu" Vira menyangkal.

"Mantel" ucapnya singkat.

Merried with DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang