BAB 6

6.1K 221 2
                                    

"Devansa? Kamu gakpapa hm?" Javas.

"Bunda...sakit" Rengek Devansa.

"Bunda?" -Batin Javas.

"Ayo saya bantu, kita bawa kerumah sakit" Javas menggendong tubuh Devansa masuk kedalam mobilnya. Dan Alza pun ikut.

Di perjalanan, Javas menelpon Ayah Devansa. Ia adalah bawahan Devandra, Ayahnya Devansa. Ia bernama Javas Rajendra. Selain bawahannya, ia juga teman karib Devandra.

"Hallo, Ndra"

"Ada apa?"

"Devan tadi keserempet motor, ini aku lagi bawa ke rumah sakit"

"Keserempet motor?! Tolong kamu bawa dia dulu, nanti aku kesana"

"Siap, Pak"

Saluran telfon pun di putuskan.

Devansa tidak ada hentinya menangis karena menahan rasa sakit.

"Cup cup sayang" Alzaskia berusaha menenangkan nya.

Sesampainya dirumah sakit, luka Devansa dan Alzaskia langsung di tangani oleh perawat. Salah satu perawatnya adalah teman Alza.

"Ya ampun, Za, kok bisa sih kena serempet orang?" Tanya Vira sembari mengobati luka Alza.

"Gak tau tu orang, pas lagi nyebrang, tiba-tiba aja dia ngebut, padahal lagi lampu merah" Jawab Alza dengan nada kesal.

"Kalau sampe ketemu tu orang, gw gebukin"

"Mbak, tolong Mbak, ini di ronsen aja kali ya? takutnya ada tulangnya yang kegeser atau patah?" Javas tampak sangat panik dan khawatir.

"Mohon tenang ya, Pak, ini cuma luka ringan kok" Perawat.

"Tapi, Mbak, kita kan gak tau di dalamnya bakal terjadi apa-apa, takut aja nanti gak bisa di gerakin, gak bisa jalan, masih kecil loh, Mbak" Javas.

"MOHON YA BAPAK HARAP TENANG, INI LUKA RINGAN BIASA" Ujar Vira yang sudah panas mendengarkan ocehan Javas.

"Bapak? saya bukan bapak-bapak" Javas tak terima.

"Apa? bujang lapuk" Ketus Vira.

"Tolong ucapan Anda di jaga ya" Javas.

Vira memutar bola matanya malas, "Telinga saya capek dengar Anda, berisik"

"Kan saya butuh pertolongan lebih lanjut, takut anak ini pa-"

"Ssttt, dengarin saya ya Bapak, anak ini baik-baik saja, cuma luka ringan, lecet dikit" Vira.

"Stop panggil saya Bapak" Javas.

Javas dan Vira pun saling bertatap sinis.

"Sudah sudah, kok malah pada berantem" Ucap Alza, ia berjalan mendekati Devansa.

"Sayang, luka nya udah di obatin, udah gak sakit lagi kan?" Alza mengelus lembut kepala Devansa.

Devansa menganggukkan kepalanya.

Pintu terbuka, seseorang nampak buru-buru mendekati Devansa dengan raut wajah khawatir.

"Apa yang sakit?" Tanya Devandra.

"Ini, Yah.." Devansa menunjukkan lutut nya.

"Gak ada luka lain lagi?"

Devansa menggelengkan kepalanya.

Devandra menghela nafas lega. Ia bersyukur luka nya hanya itu.

Devandra berdiri dan melirik kearah Alza, "Gimana ceritanya?"

Merried with DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang