BAB 8

6.3K 231 1
                                    

"Besok kan cuti nih, gimana kalau kita tanding basket?" ucap Audi, teman Devandra.

"Ide bagus, boleh juga" Saut Arda.

"Besok aku gak bisa, gimana kalau lusa?" Fahmy.

"Hm...lusa? boleh deh, cuti berapa hari sih?" Audi.

"lima hari kalau gak salah" Jawab Fahmy.

"Oke lusa, gimana bro?" Audi menatap kearah Devandra yang sedari tadi hanya diam mendengarkan.

"Boleh" Devandra mengangguk-anggukan kepalanya.

"Oke deal, kita infokan musuh senior kita.." Audi mengutak-atik ponsel miliknya.

"Kata bang Radot, dia setuju, lusa kita main" Audi.

"Gasskeen"

~~~~

Devandra pulang larut malam. Tugas nya sangat menumpuk hari ini karna besok ia sudah mulai cuti.

Devandra pergi ke kamar mandi, merendamkan tubuhnya di dalam bath tub.

Ia memejamkan matanya agar sensasi  nya lebih nikmat, namun tiba-tiba terlintas di pikirannya wajah Alza, ia pun sontak membuka kembali matanya.

"Alza..." Gumam nya.

Ia pun teringat apa yang di ucapkan oleh Ibu nya kemarin.

Kalau di pikir-pikir, Alza adalah wanita yang sudah merebut hati Devansa. Anaknya itu telah nyaman dengan guru les private nya. Apa ini takdir? Itulah yang ada di benak Devandra saat ini.

"Hm.."

~~~~

Pagi hari tiba, Devandra dan Devansa sedangn sarapan.

"Ayah, hari sabtu kita jalan-jalan yuk, ajak Bun-"

"Lusa Ayah mau tanding basket, kamu sama Bi Mina aja dirumah"

"Devansa mau nonton Ayah! Boleh ya Yah!?"

"Kamu dirumah aja, gak ada yang jaga kamu"

"Bunda!"

Devandra menghentikan aktivitas makannya sejenak lalu melirik kearah anaknya.

"Bunda yang jaga Devansa"

"Bikin repot aja" Devandra melanjutkan sesi makannya.

"Pokoknya Devansa mau nonton Ayah, Bunda harus ikut!" Pinta Devansa sedikit memaksa.

"..."

"Pokoknya Devansa mau ikutt!!" Devansa memukul-mukul meja makan.

"Vansa!" Devandra menatapnya.

Devansa menangis, ia merengek layaknya anak bayi, "Devansa mau ikut huaaa...Devansa sama Bunda! pokoknya harus ikut! huwaaaa!"

"Devansa" Bi Mina mendekati nya dan mencoba menenangi Devansa.

"Ya sudah, kamu ikut" Devandra menyerah.

Devansa langsung berhenti menangis dan mulai tersenyum, "beneran kan, Yah?!"

"Hm"

"Yeey!! Ayah ayo telpon Bunda" Pinta Devansa.

"Selesaikan dulu sarapan mu" Devandra.

"Okey" Devansa memakan sarapan nya dengan lahap sampai habis tak bersisa.

"Sudah" Devansa.

Devansa sudah selesai makan, namun Devandra belum.

"Ayah, cepattt"

Devandra mencueki anaknya itu sampai ia selesai makan. Dan Devansa hanya bisa menunggu.

Merried with DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang