BAB 40

4.9K 178 4
                                    

08 - Juli - 2024

Hari lamaran pun tiba. Andra bersama keluarganya beramai-ramai mendatangi kediaman orang tua Alza. Bukan hanya keluarga nya saja, bahkan kerabat-kerabat nya yang lain juga turut serta hadir.

Devandra melamar putri dari Bapak Adnan Fadillah dan Ibu Syazani Adrena.

Andra memasangkan cincin tunangan bernuansa white gold kepada jari manis tangan kiri Alza, ia juga memberikan beberapa seserahan kepada Alza.

Semua nya memberikan ucapan selamat beserta doa kepada Alza dan Andra. Mereka turut bahagia.

"Selamat ya, cantik" Vira memeluk temannya itu.

"Makasih yaa" Alza membalas pelukkannya.

"Gitu dong Om ngasih kepastian" Vira menatap Andra yang berdiri disamping Alza.

"Am Om Am Om" Ketus Andra.

Vira hanya tertawa.

"Selamat, Pak Andra" Javas berjabat tangan dengannya.

"Kapan kamu ngasih kepastian juga?" Bisik Andra yang masih bisa terdengar oleh orang yang berada di dekat nya, termasuk Vira dan Alza.

"Ntar tunggu waktu yang pas" Jawab Javas dengan berbisik juga.

"Sama si itu?"

"Iya si itu"

Vira dan Alza terheran-heran dengan mereka berdua.

"Bro, selamat ya" Rafli menjabat tangan Andra. Ia adalah teman Andra, namun bedanya ia adalah seorang perwira polisi.

"Terimakasih" Balas Andra.

"Semoga ini yang terakhir ya" Rafli.

"Doakan saja"

"Saya aminkan yang terbaik"

Fahmy juga memberikkan selamat kepada Alza dan Andra. Andra tersenyum kemenangan, tinggal beberapa langkah lagi ia akan memiliki Alza seutuhnya dan tidak akan ada yang bisa merebutnya.

"Alzaaa, selamat sayang" Syifa memeluk Alza sembari cipika cipiki.

"Makasih, cinta" Alza.

Banyak juga teman-teman alumni Alza yang datang sebagai tamu undangan.

~~~~~

Vira sedang duduk sendirian di kursi seraya memakan kue yang di sajikan disana.

Vira merasa tenggorokannya seret, ia bangkit dari kursi untuk mengambil minuman.

Tak sengaja hak heels yang ia pakai terkait dengan ujung karpet, alhasil tubuhnya akan jatuh.

"Aaaa..."

Dengan sigap, seseorang menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Seorang laki-laki.

Laki-laki itu memegang pinggang Vira untuk menahan tubuhnya. Sementara Vira menggenggam erat bahu laki-laki itu.

Semua mata tertuju kearah mereka berdua, termasuk Javas. Javas menatapnya dengan rasa cemburu.

"Kamu gakpapa?" Rafli.

"Eh...ah iya, makasih" Vira bangkit berdiri.

"Lain kali hati-hati" Rafli.

"Iya, Mas, tadi tekait di ujung karpet itu kaya nya" Vira.

Merried with DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang