BAB 26

5.1K 170 1
                                    

"...iya"

"Kamu yakin mau menikahi adik saya?"

"Saya yakin"

Dari ujung sana terdengar Kak Yuli sedang menarik nafas.

"Jika kamu memang yakin pilihan mu adalah adik saya, tolong jaga dia, bimbing dia, jangan sakiti dia, Alza anak yang cengeng dia gak suka di bentak, Alza suka kelemah lembutan dan perhatian. Maaf untuk sebelumnya, kamu kan sudah pernah menikah, saya percaya akan pertanggung jawaban mu. Saya tidak tau mengapa kamu bisa menjadi duda, apa itu karna ulah mu atau mantan istri mu, tapi yang jelas saya merestui kalian"

"Terimakasih, saya akan berusaha menjadi yang terbaik untuk Alza. Saya akan menjamin hidupnya bahagia bersama saya"

"Saya percaya sama kamu..saya sama sekali tidak pernah melihat mu"

"Jika ada waktu pasti bertemu"

Tak lama Alza datang dengan membawa secangkir kopi. Ia melihat Andra memegang ponselnya.

"Siapa yang nelpon, Mas?" Tanya nya.

"Kakak kamu" Andra menyodorkan ponsel itu.

"Oh, Kak Yuli. Ada apa Kak?"

Alza dan Kak Yuli pun mengobrol di saluran telpon. Sementara Andra kembali duduk di sofa menyeruput kopi pahit buatan Alza.

"Waalaikumsalam" Alza menaruh ponselnya kembali keatas meja.

"Kak Alza ada ngomong apa sama Mas?" Tanya Alza.

"Nanya kamu aja" Jawab Andra berbohong.

Alza ber'oh ria sembari menganggukan kepalanya.

"Di minum Mas kopi nya" Alza.

"Iya"

"Lain kali jangan jalan kaki sendirian lagi" Ujar Andra.

"Iya, Mas, salah saya sendiri tadi gak fokus merhatiin jalan"

"Untung aja ada Mas Andra" Alza menatapnya lirih.

"Saya akan selalu ada untuk kamu" Andra.

~~~~

Pagi hari tiba, Andra baru saja selesai mandi, ia tengah mengenakan seragamnya.

Setelah selesai, Andra berjalan keluar kamar, menuruni anak-anak tangga dan pergi menuju meja makan. Devansa sudah berada di sana lebih dulu.

"Pagi Ayah" Sapa Devansa.

"Pagi, Sayang" Balas Andra.

Andra duduk di kursi, mereka pun mulai sarapan pagi.

"Devansa Ayah yang antar ya" Andra.

"Yeyy!! oke Ayah" Seru Devansa.

Mereka melanjutkan makan sampai habis. Setelah itu, Andra memanaskan mobil miliknya diperkarangan rumah.

"Devansa, ayo" Panggil Andra dari luar rumah.

Devansa pun berlari dengan menggendong tas miliknya di pundak.

"Ayo, Ayah!"

Andra tersenyum gemas, ia membukakan pintu mobil untuk anaknya itu.

"Kami jalan dulu, Bi" Ucap Andra kepada Bi Mina.

"Iya, Pak, hati-hati di jalan" Bi Mina.

Devansa menurunkan kaca mobil. "Dadah, Bibi!" Ia melambaikan tangannya.

"Dahh" Bi Mina membalas lambaian Devansa.

Andra pun menjalankan mobilnya keluar dari perkarangan rumah.

Merried with DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang