BAB 20

6.1K 188 1
                                    

Saat ini Alza sedang berlatih dengan Devansa untuk lomba mendatang.

"Wahh, Devansa makin hebat mainnya" Puji Alza.

Devansa tersenyum lebar mendengar pujian itu.

"Kan Bunda yang ajarin Devan" ujar Devansa.

"Devansa memang pintar kok" Alza mengusap ujung kepala Devansa.

"Ayo main sekali lagi, Bund" Ucap Devansa bersemangat.

"Yuk"

Mereka pun memainkan kembali lagu yang akan mereka bawakan di lomba nantinya.

Ibu Laras berdiri di depan pintu ruangan, menyaksikan mereka bermain alat musik itu.

Setelah lagu yang mereka mainkan selesai, suara tepuk tangan menyadarkan mereka akan adanya seseorang.

"Keren! cucu Oma memang hebat" Ibu Laras menghampiri Devansa.

"Oma!" Devansa.

"Hallo sayang, Oma ada bawa jajan untuk kamu" Ibu Laras memberikan sebuah paper bag yang berisikan makanan ringan.

"Terimakasih, Oma" Devansa memeluk Bu Laras.

"Sama-sama, yang rajin ya belajar piano nya, biar bisa juara"

Devansa mengangguk dengan semangat.

Pandangan Bu Laras beralih ke Alza yang berdiri di sampingnya.

"Haii, Alza, apa kabar?" Sapa Bu Laras.

"Alhamdulillah baik, Bu. Kalau Ibu nya gimana?"

"Alhamdulillah kabar saya selalu baik"

Alza tersenyum.

"Kamu hebat sekali main biola nya, saya jadi teringat sama adik saya dulu, dia juga mahir bermain biola" Ucap Bu Laras.

"Oh ya? Adik Ibu sekarang dimana?" Tanya Alza.

"Dia sudah tenang di surga sana" Ekspresi Bu Laras nampak sedih.

"Maaf, Bu" Alza merasa iba.

"Gakpapa, Nak, karna melihat kamu bermain biola rindu saya jadi terobati" Bu Laras tersenyum tulus kearah Alza.

Alza membalas senyuman itu.

"Ohiya, menurut kamu Andra gimana?" Tanya Bu Laras secara tiba-tiba.

"Gimana..maksudnya Bu?" Alza pura-pura tidak mengerti.

"Apa Andra sesuai sama tipe cowok idaman kamu??"

Alza terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa, di hati nya ia sudah menyukai Andra.

"Mas Andra...masuk ke tipe saya, Bu" Jawab Alza malu-malu.

Senyuman di wajah Bu Laras merekah.

"Kira-kira kalau saya jodohkan kamu sama Andra mau??"

Alza tersedak saliva nya sendiri. Ia shock dengan ucapan Ibu Andra.

"Saya suka sama kamu, saya percaya kamu bisa jadi Ibu dan istri yang baik untuk Devansa dan Andra" Bu Laras menggenggam satu tangan Alza.

"Izin kan saya untuk lebih mengenal Mas Andra dulu, Bu" Alza.

"Iya sayang, apapun keputusan kamu, saya yakin kamu bisa terima anak saya"

"Jujur aja, kamu pasti juga suka kan sama Andra?"

"...sebenarnya, saya memang menyukai Mas Andra, Bu"

Dalam hati, Alza menyesal mengatakan itu, mengapa ia bisa mengutarakan perasaannya kepada Ibu Andra. "Ya ampun Alza, bodoh banget"

"Saya sudah duga kok" Ibu Laras tersenyum.

Merried with DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang