5. Mama

1.3K 83 5
                                    

Salsa menunggu bian di sofa ruang tamu sambil mengontrol florist dan bakery nya lewat cctv, awalnya ia ingin pergi lebih dulu ke lokasi rapat, namun berkali kali ia kirimkan pesan ke siska untuk menanyakan lokasi rapat tak kunjung mendapatkan balasan. Bian keluar dengan sedikit tergesa sambil membenarkan kancing lengan di jasnya, melihat itu salsa segera berdiri dan membantu Bian untuk mengancingnya, sebenarnya salsa masih takut dengan kejadian semalam apalagi saat keluar kamar menuju sofa ia melihat bungkusan makanan semalam masih utuh di kitchen island.

Bian tertegun mendapat serangan mendadak oleh salsa, ya serangan untuk jantungnya, mendapat perhatian kecil dari salsa membuat bian tak kuasa memfokuskan pandangannya ke wanita didepannya, membuat darahnya berdesir dan tulang pipinya memanas.

Tak ada pembicaraan selama perjalanan dari villa menuju lokasi rapat. Bian dan Salsa sama sama diam. Sesampainya di lokasi salsa mengambil peran mengecek bahan rapat, laporan, memastikan rundown dan segala keperluan Bian, semalam ia sudah belajar dari internet cara menjadi asisten yang baik. Setelah memastikan seluruh keperluan Bian terakomodir, salsa menghampiri Bian yang sedari tiba di lokasi sudah duduk di kursi rapat berbincang Bersama CMO.

"Pak izin, saya di ruangan indoor ya pak, kalau butuh saya, bisa hubungi via chat ya pak." Tukas salsa sambil menunduk kearah Bian dan hanya dibalas anggukan oleh Bian.

"Siapa Bi? anak baru ya ?" Tanya Mark CMO Perusahaan

"Asisten gw" Dengan suara menyeret

"Cantik banget asisten lu, dapet Dimana ?."

"Di Panti. Puas lu" jawab bian, ia sedikit tidak suka menanggapi pertanyaan soal salsa.

"Lah, Aro? Udah lu Aro aja. Dia biar buat gw."

Hanya dibalas dengan lirikan tajam oleh Bian

"Dia asisten lu?, kemarin gw ketemu depan Gudang gw pikir dia karyawan percobaan, pengen gw tarik ke div. pemasaran tuh pak. Udah cantik, kelihatannya pinter dan ber attitude, mahal banget." Sambung Dimas.

"Nah, iya bener Bi. Kalau ga jadi asisten gw biar di div. pemasaran aja. Gimana ?"

"Ga, ga ada ya tarik tarik karyawan dibawah gw." Jawab Bian dengan tatapan tajam ke arah Mark dan Dimas. Lah lu kenapa marah bi? (Batin author)

"Jadi bawahan ga boleh, gw jadiin pacar boleh ga?." Tawar Dimas sambil memainkan alisnya

"Silahkan, kalau dia mau."tantang Bian, padahal hatinya tercubit.

"Gw pastiin, bakal gw kejar sampai dapat." Tukas Dimas menerima tantangan. Bian kesal melihat Dimas begitu bertekad untuk memiliki salsa, entahlah tapi kata bian itu bukan cemburu.

Rapat yang diadakan selama dua hari berjalan dengan lancar, semua berperan dengan baik termasuk salsa ia cepat beradaptasi dengan pekerjaan barunya membuat Aro dan juga Bian puas dengan hasil kerjanya. Tak banyak komunikasi antara salsa dan Bian juga antara Salsa dan Aro hanya instruksi instruksi yang berkaitan dengan rapat. Rutinitas selama 2 hari pun dapat dijalani dengan baik oleh salsa.

Hari ini adalah hari ke 3 mereka di Bandung, salsa sudah tau hari ini tidak ada jadwal rapat, namun Bian belum menginstruksikan tentang kepulangan mereka, juga tidak ada info terkait kegiatan apa yang akan mereka jalani. Yang salsa ingat Bian extend hingga hari minggu di kota ini. Seperti rutinitas sebelumnya, salsa sudah menunggu Bian di sofa dengan outfit formalnya, Bersiap jika hari ini ada jadwal untuk kerja.

Saat salsa masih sibuk melihat cctv florist dan bakerynya, Bian turun dengan pakaian santainya kaos putih dan cargo pendek warna hitam dilengkapi dengan sendal santainya sangat berbeda dengan outfit 2 hari kemarin, sangat tampan. Bian melihat salsa aneh, mereka tidak akan kerja tapi outfit salsa lengkap dengan blazer. Bian sangat terpukau dengan cara salsa berpakaian selalu cantik dan terlihat mahal.

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang