29. Announcement

1.3K 89 0
                                    

Pikiran Bian kacau, Kehilangan akan mamanya baru ia rasakan seminggu setelah kepergian mamanya , ketika rumah mulai sepi orang orang mulai sibuk dengan rutinitas masing masing dan dunia kembali berjalan untuk mereka. Sedangkan Bian masih di waktu bumi yang sama saat mamanya pergi, dunia baginya terhenti di waktu itu.

"Salsa mana kak?" Tanya Bian pada Novia yang sedang membuatkan sarapan untuk suami, ayah dan anaknya

"Ke mama keknya."

"Ke makam mama? sama siapa?"

"Kakak Ga kenal, temen kamu yang bantuin ngurus makam waktu itu."

"Bangsat, ngapain dia masih disini sih?"

"Hussh, Itu Aro dan Pacar kamu juga masih disini."

Bian tak lagi menanggapi omongan kakaknya, dia sudah tersulut emosi, dengan cepat dia sambar kunci motor yang masih tergantung lalu pergi ke makam mamanya menyusul Salsa. Sampai di Makam Bian berlari menghampiri salsa yang terduduk di sebelah nisan dengan matanya yang sembab.

"Maaa, salsa kangen. Salsa baru aja ngerasain punya tempat pulang sekarang udah ditinggal lagi." Salsa merasakan usapan di kepalanya, namun ia pikir itu adalah dimas jadi ia mengabaikannya.

"Maaa, sekarang ga ada lagi alasan untuk bertahan kan yah?, salsa izin untuk undur diri dari keluarga Yuditama ya ma. Sal salsa minta izin untuk mama merestui Mas Bi mas Biian dengan pilihannya ma." Usapan dikepalanya terhenti.

"Pilihan aku kamu dan akan tetap kamu sal." Salsa berbalik mendengar suara yang sangat ia kenali

"M mmas. Loh, mas Dimas kemana?"

"Suaminya disini kok malah nyari orang lain." Bian menarik tangan salsa untuk kembali duduk disebelah nisan Mama Rianty.

"Maa, Bian izin untuk hidup bersama salsa selamanya. Bian tau sikap penolakan mama pada Bian adalah bentuk untuk menyadarkan Bian. Bian sekarang sadar ma, mama memilihkan salsa untuk Bian adalah hadiah terbesar untuk Bian. Seperti kata salsa Orangtua tidak akan memberikan hal buruk untuk anaknya. Maafkan Bian terlalu lama sadar, sampai mama harus merasakan sakit beralasankan Bian." Suara Bian mulai tersedat sedikit parau.

"Sal," Dimas mendengar semuanya tadi dia hanya pergi untuk membeli minuman untuk salsa namun di saat balik dia malah mendengar hal yang mengejutkan.

"Jadi tunangan kamu itu Bian?" Dimas masih menatap salsa tajam menuntut akan jawaban, tolong sampaikan pada DImas bahwa itu wajar karena selama ini salsa memberikan harapan padanya seolah salsa menerima kehadiran DImas.

"Iya, kenapa?" Bukan salsa yang menjawab melainkan Bian. Ia tarik pergelangan salsa yang masih terpaku lalu membawa salsa pergi.

"Ma, Bian pamit."

***

"Sal, kamu pulang naik mobil ya, kondisi kamu masih lemah ga baik pulang naik motor kakak takut kenapa napa." Salsa melempar pandangan ke Bian untuk meminta izin mungkin.

"Yaudah yuk sal, ro lu bawa motor gw ya nih." Bian melempar Kunci motor ke Aro.

"Lu gimana dim?, lu kesini kan bareng gw."

"Gw naik mobil aja, nebeng ya Bi."

"Gw di depan ya, gw suka pusing kalau di belakang" Sahut Reyza saat melihat Bian membuka pintu kemudi dan langsung mengamankan posisi duduk di sebelah kursi kemudi. Salsa dan Dimas hanya saling pandang melihat adegan itu.

"Yaudah dim lu bawa mobil nih" Bian melemparkan kunci mobil ke Dimas.

"Engga ah, gw dibelakang aja bareng salsa."

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang