17.Memilih

1.3K 75 3
                                    

"Sal, ini dari pak Dimas. Katanya semoga harimu menyenangkan" Baru saja sampai di depan ruangannya, Bian dibuat kesal mendengar kata kata siska.

Bian menunggu salsa dalam ruangannya, seperti yang sudah sudah salsa harusnya masuk keruangan Bian dan menjelaskan lalu mengambil hati Bian agar tidak marah karena Dimas yang masih saja mendekatinya. Terlebih setelah Dimas yang terang terangan menunjukkan perasaannya di pesta ulang tahun Bian.

Pintu Ruangan Bian terbuka, Bian yang berharap itu salsa dibuat terperangah ketika yang ia lihat adalah sosok Pak Yuditama yang disusul oleh salsa.

"Papa mau kamu ketemu sama Austin." Kata pak Yuditama tanpa basa basi

"kapan ? dimana? aku boleh minta berkasnya untuk dipelajari?"

"Banyuwangi, Semua berkasnya udah di salsa."

"Jangan Bilang papa suruh Bian pergi bareng Salsa?" Bian menampilkan wajah kaget dan tidak terimanya ia sudah tau arah omongan papanya ini. Masalahnya Austin adalah client paling brengsek, yang harus dihadapi dengan penuh ketenangan dan treatment khusus. Memberi laba besar tapi punya banyak permintaan yang terkadang membuat orang orang dari perusahaan Bian kewalahan menghadapinya. 

"Pa, papa tau Austin seperti apa pa, Salsa tidak akan membantu apapun, malah kemungkinan akan membuat negosiasi makin lama pa. Biar Bian bawa Aro saja." Nego Bian

"Aro akan ke Malaysia, ketemu vendor untuk penyusunan Laporan Keuangan." Jawab Pak Yuditama santai

"Loh kok Aro, biasanya Bian." Bian mencium ada yang tidak beres dari tingkah papanya

"Karena kamu harus menghadapi Austin, Kalau kamu enggan. Biar papa utus Dimas dan Salsa." 

Bian melirik salsa yang sedaritadi hanya diam. sudah lumayan lama bian belum juga menjawab.

"Yaudah, kalau gitu Salsa ayuk ikut papa ke ruangan dimas sekarang ya." 

"Okkay, aku yang berangkat." jawab bian sesaat setelah pak yuditama dan salsa akan beranjak.

"Berangkat sekarang, semuanya sudah disiapkan di lobby. Kamu tidak membawa supir jadi kamu bawa mobil sendiri."

"Ini ada apasih pa. kok aneh banget." Tidak biasanya pak yuditama mengurus pekerjaan yang menjadi tanggungjawab Bian sedetail ini. Biasanya setelah memberikan instruksi dan berkas pendukung pak yuditama tidak akan mencampuri dan melepas penuh pada Bian.

"Gak usah banyak tanya, pergi sekarang."

Masih dengan penuh tanda tanya Bian turun ke lobby untuk segera melakukan perjalanan bisnis bersama salsa yang setia mengikuti di belakang Bian. 

"BIAN" panggilan seorang wanita ke Bian saat akan masuk ke kursi pengemudi. Salsa yang baru akan membuka pintu mobil mengarahkan pandangan ke sumber suara.

"Mba Rey" lirih salsa. Bian melihat salsa lalu beralih ke Pak Yuditama yang berdiri di pintu masuk perusahaan. Pak Yuditama melempar tatapan tajam ke Bian seolah ingin memastikan tindakan apa yang akan bian ambil.

Bian yang tidak ingin masalah makin runyam, masuk ke kursi kemudi.

"Sal, masuk." salsa masih berdiri memandang ke Reyza segera masuk setelah mendengar suara Bian sebelumnya ia menunduk sebagai pamitan ke Reyza.

"Mas, kamu gak mau ketemu mba reyza dulu?" tanya salsa sambil menoleh ke bian dengan tangan yang sibuk memasang sabuk pengamannya.

"Ada papa" salsa melempar pandangannya mencari sosok yang Bian sebutkan. Benar saja ternyata Pak Yuditama masih berdiri di depan lobby dengan satu tangan di sakunya dan satu tangan melambai ke arah salsa dan dibalas lambaian oleh salsa.

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang