19.Mundur Perlahan

1.4K 81 7
                                    

Bian terlelap nyenyak setelah aktivitas mereka, sedangkan salsa masih termenung menatap langit langit penginapan.

Ia kuatkan lagi hatinya, ia pandangi wajah suaminya, kini mereka tidur di dinginnya keramik penginapan tanpa alas dan tanpa selimut hanya satu bantal yang dibagi berdua.

Salsa berbalik mengarahkan tubuhnya menghadap ke sang suami, ia usap wajah suaminya, guna membersihkannya dari peluh dan rambut yang berantakan menutupi ketampanannya.

Salsa menangis, isakannya terdengar sangat lirih. Ia sudah tau dia kalah, kali ini kehilangannya akan ia persiapkan, salsa sadar betul setelah mereka balik ke jakarta Bian akan menjadi milik Reyza sepenuhnya.

Ia peluk erat Bian untuk diakui sebagai miliknya malam ini saja, disaat mereka berdua sama sama merasa saling memiliki. Tangisan salsa tak kunjung reda, takut membangunkan Bian ia beranjak menuju kamar mandi sekalian membersihkan dirinya.

Selepas membersihkan dirinya, ia bersihkan tubuh suaminya dengan handuk basah, tangisannya tak kunjung berhenti kini luruhnya bahkan membasahi tubuh Bian kembali, hingga harus ia basuh berkali kali, lalu ia pakaikan bian dengan pakaian lengkap. Setelah Bian bersih dan berpakaian ia beralih membersihkan lantai penginapan yang penuh peluh hasil pergulatan mereka.

Salsa duduk bersila memandangi wajah bian lagi, kali ini biarkan ia menikmati tanpa sela, entah apa yang akan terjadi kedepannya. Namun satu yang salsa yakini tidak akan ada dirinya dalam masa depan Bian. Bian tidak pernah menginginkannya.

Salsa meluruskan badannya,  ia mengambil sisi lain untuk ia tempati tidur. Dilantai depan pintu kamar mandi. ia tidak ingin mengundang emosi bian dengan tidur di kasur empuk yang menjadi milik Bian, ia juga tidak ingin membuat Bian tak nyaman saat bangun dan melihat dirinya tertidur di depan bian. Jadi salsa memilih mencari tempat lain.

***

Bian terbangun tubuhnya kaku akibat tertidur dilantai, saat matanya segar ia mencari keberadaan istrinya, ia sadar tubuhnya sudah dalam keadaan bersih, begitupun tempat yang mereka gunakan semalam. Salsa kembali mengundak decak kagum Bian. Bian bangun mencari salsa, saat melihat istrinya masih tertidur dilantai  depan pintu kamar mandi Bian mengangkat tubuh salsa ke atas kasur lalu ia berpindah kebelakang salsa, memeluk tubuh istrinya lalu kembali terlelap.

Salsa mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya masuk setelah mendengar suara dering handphone yang bersahutan, Saat bangun salsa mengernyit melihat lengan melingkar sempurna di pinggangnya di atas kasur empuk. Segera ia dudukkan dirinya dan bersandar dikepala ranjang, melihat bian yang masih tertidur.

Perpindahan mendadak salsa membangunkan Bian membuat salsa cepat cepat turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi. Bian terkekeh melihat tingkah istrinya itu.

***

Canggung itulah suasana kepulangan mereka kali ini.

"Saal" Panggil Bian memecah keheningan

Salsa tidak menjawab, ia sembunyikan wajahnya ke jendela mobil yang tak mungkin terjamah oleh mata Bian. Salsa sudah menyiapkan hatinya walaupun sebenarnya  tidak akan pernah siap, dimata salsa Reyza jauh lebih unggul dari segala hal, Wajah cantik, body sexy, seorang dokter tak akan memalukan jika menjadi pendamping. Sedangkan salsa hanyalah freshgraduated yang berhasil kerja menjadi asisten di yuditama group karena kedekatan emosional dengan pekerjaan sampingan mengelola HoH. Salsa melamun sepanjang perjalanan pulang tak sedikitpun ia tolehkan wajahnya ke arah Bian.

Salsa dan Bian langsung menuju ruangan pak yuditama untuk melaporkan hasil negosiasi mereka bersama Austin. Mereka berdua duduk berhadapan dengan Pak Yuditama yang lagi memijat pelipisnya.

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang