15.Luka Lama

1.2K 76 9
                                    

Kini Mama rianti dan Bian duduk berdampingan di sofa balkon kamar, setelah memastikan salsa kembali tertidur. Banyak amarah, kekesalan dan sindiran yang ingin dilampiaskan oleh mama rianti. Tapi apa gunanya toh tidak akan merubah apapun. sambil melihat kearah salsa Bu Rianti berbicara ke anak lakilakinya.

"Bian, kamu pasti kesal ya dengan permintaan mama untuk menikahi Salsa. Mama tau kebencianmu pada salsa bermula saat ulang tahun kamu ke tujuh belas. Tapi, mama juga sadar betul itu bukan kesalahan salsa." Bian mendengar omongan mamanya dengan pandangan masih terus terfokus kedepan.

"Saat itu, saat dimana kamu mulai menanam kebencian pada salsa, salsa juga baru belajar menghadapi  kehilangan, baru memulai jalan kesendiriannya, ia kehilangan orangtuanya. Usianya baru tiga belas tahun, Ia hanya punya keluarga dari sisi ayahnya namun Adik ayahnya tidak begitu dekat karena selalu berselisih paham dalam urusan perusahaan, membuat omnya itu sangat membenci pak Mawardi ayah salsa."

"Ibunya anak tunggal ia meninggalkan keluarganya karena tak direstui saat menikahi pak mawardi, hingga membuat salsa yang juga anak tunggal tak memiliki siapapun. Kami berempat begitu dekat, mungkin yang tersisa diingatanmu adalah salsa yang kau anggap merebut, namun diingatan mama papa dan kak novia banyak kebaikan orangtua salsa yang tak mampu kami balaskan selama mereka masih hidup."

"Papa saat itu masih menjadi asisten di perusahaan kecil pak Mawardi belum sebesar sekarang. Market yang makin luas dan perusahaan yang masih berstatus perusahaan keluarga mengharuskan pak mawardi melakukan pertemuan keluarga untuk melepas status perusahaan keluarga agar bisa bersaing lebih luas dalam kancah bisnis. Namun, perselisihan antara Pak Mawardi dan adiknya membuat mereka khawatir akan terjadi pertikaian hingga akhirnya mereka  memutuskan harus menitipkan salsa pada kami. "

"Tak pernah ada yang menduga saat mereka menitipkan salsa, itulah kali terakhir kami bertemu. Karena saat perjalanan pulang, pesawat yang ditumpangi orangtua salsa mengalami kecelakaan dan hanya ditemukan dalam bentuk puing beserta barang barang penumpang yang sudah hancur terbakar. Perusahaan yang saat itu sudah berubah dari status perusahaan keluarga menjadikan Salsa satu satunya  yang terdaftar sebagai ahli waris Mawardi Group dipaksa untuk meneruskan perusahaan."

"Kehilangan kedua orangtua di waktu yang bersamaan membuat kehidupan akhir SMP salsa penuh kelabu , ia tak dapat melihat jasad orangtuanya, ia tak punya pusara untuk dikunjungi dan ia tak punya persiapan untuk kehilangan. Salsa menarik diri hingga beberapa bulan dan membuat ia terlambat meneruskan tingkat sekolahnya. ia pernah tanya ke mama, saat ia terima kabar kematian orangtuanya dunianya terhenti, namun kenapa dunia orang orang tetap berjalan?  sejak saat itu mama tidak pernah melihat senyumnya."

" Entah karena alasan apa, salsa memberikan kendali penuh ke papa untuk menjalankan perusahaan, ia menyerahkan SELURUHNYA dan hanya meminta untuk didampingi disetiap kelulusannya sebagai imbalan, itulah yang membuat mama akan mengusahakan datang walau dalam keadaan sakit sekalipun. Ia juga meminta papa untuk segera balik nama perusahaan, agar legal dimata hukum bahwa perusahaan itu milik Yuditama. Kami berpikir mungkin alasan salsa karena usianya yang masih sangat belia." Bian kaget mendengar bagian ini ia beralih memandang wajah mamanya yang terlihat sangat sendu.

"Bertahun tahun salsa tak sekalipun mengungkit ataupun menuntut, malah membuat kami merasa berhutang banyak. Kami memutuskan untuk memberinya uang saku setiap bulan sebagai alasan kami untuk memberikan haknya, kami baru tau kalau uang itu  ia tidak pakai seluruhnya, ia malah menyisihkannya untuk membangun usaha, padahal ia bisa meminta lebih kalau dia mau, atau bahkan dia bisa meminta kami untuk membangunkan usaha untuknya.

 Saat kami tau ia memutuskan membangun Florist sekaligus cafe dari uang tabungan yang ia sisihkan, kami mempertanyakannya dan mencegah rencananya, kami pikir ia melakukan itu karena kekurangan, namun jawabannya membuat kami kembali terkejut, ia tak ingin selalu bergantung pada keluarga kita katanya. Padahal ia pasti tau semua yang Yuditama miliki harusnya menjadi miliknya" Isak tangis bu Rianti pecah mengingat jalan hidup salsa.

"Kesibukannya membangun florist dan cafe membuat salsa tidak punya banyak teman, masa mudanya ia habiskan untuk menambah kemampuannya dalam merangkai dan mencoba resep baru untuk ditambahkan dalam menu. Mama hanya tau satu temannya "Naya" nama itulah yang berulang ia ceritakan. Sangat berbeda dengan kamu dan novia bukan?, mama dan papa berusaha memberi kalian hidup enak dan nyaman. Kamu pasti akan bertanya kenapa mama baru ceritakan hal ini sekarang, karena sekarang adalah saat yang tepat menurut mama bi, mama tidak sanggup menyimpan sendiri keajaiban sikap salsa, orang yang menyia nyiakannya dan  membencinya harus tau."

"Kamu mungkin jengah saat mama selalu mengulang permintaan untuk melindungi salsa, tapi kamu ahrus tau saat Perusahaan makin berkembang, papa didatangi oleh adik pak Mawardi, ia datang dengan kebencian dan kemarahan, saat itu ia menanyakan keberadaan salsa, ia sangat marah dengan keputusan salsa yang menyerahkan perusahaan ke papa, dimana papa sama sekali tidak memiliki  hubungan darah dengan keluarga mawardi dan bersumpah akan membunuh salsa. Sejak saat itulah mama dan papa berusaha sebaik mungkin untuk melindungi salsa, Ia hanya punya kita Bi, ia tidak punya siapa siapa selain kita." Kali ini isakan Bu Rianti benar benar terdengar lirih di telinga Bian.

"Jika alasanmu membencinya adalah karena merebut kami dari kamu, kamu salah nak, anak ini tak sekalipun merebut apapun Bian, tak sekalipun." Bu Rianti makin terisak, ia menangis sambil memegeng dadanya. Bian beralih mendekap tubuh mamanya, sungguh ia tidak sanggup melihat wanita pertamanya itu meneteskan air mata.

"Bahkan beberapa kali ia membatasi diri, tidak mau membuat kamu dan novia cemburu karena kami terlalu dekat dengannya. Mungkin dia sudah merasakan perubahan sikap kamu dan kebencianmu. Tapi, tidak sekalipun dia menuntut untuk diterima, tidak sekalipun dia memaksa kami untuk mengutamakan dia. Tidak pernah nak."

"Mama tak buta dan tak tuli, mama sangat tau, banyak rasa sakit yang disembunyikan salsa. Tapi ia tutupi agar kamu, agar kita merasa nyaman. Namun, mama tak pernah sangka akan sesakit ini yang dia rasakan.. hiks hiks hiks.." Tangisan Bu Rianti makin menjadi.

"Mama tidak pernah sangka, kamu akan tega membiarkan dia tidur dilantai bi, mama tidak pernah sangka kamu enggan hanya untuk mengantar dan memastikan dia selamat dengan mobilmu." Bu Rianti menatap wajah anaknya, ia marah namun tidak sanggup untuk marah.

"Dia memberikan kita segala yang ia punya, mama hanya berusaha memberikan dia cinta dan kasih sayang. Mama pikir kamu mampu bantu mama untuk  memberikannya, ternyata sebaliknya kamu kembali membuat dia tersakiti." Kini Bian melihat sudut berbeda dari seorang salsa.

"Bi, sekarang jawab jujur sama mama, salsa kenapa? Kalian bertengkar?"

Bian tak bisa ngomong seolah gagu, pikirannya bercabang, banyak hal yang ia ingin sampaikan namun, takut akan mempengaruhi kondisi kesehatan mamanya. Bian merasa beban dipundaknya sangat banyak. Ia yang harus menjaga kondisi mamanya, ia yang harus bertanggungjawab atas perusahaan dan mempersiapkan diri mengganti posisi papanya, Masalahnya dengan Reyza, masalahnya dengan salsa dan kini ia dituntut untuk melindungi dan membahagiakan salsa.

"Bi, mama sungguh sakit melihat keadaan salsa saat ini. Kamu sama saja dengan meminta mama mati berdiri Bian jika terus menyakiti salsa"

"Gak gitu Ma..."

"Terus kenapa bisa seperti ini Bian?"

Bian hanya bisa menunduk tak mampu menjawab.

"Kenapa kamu ga bisa jawab?, separah apa kamu perlakukan salsa?"

HENING

"Bi, BIAN" Bu Rianti sedikit membentak untuk menuntut jawaban Bian


-------------------------—----------------------------------——————

Hai hai hai
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YAAA

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang