36. Deep Talk

1.4K 102 5
                                    

Bian melihat salsa memegang dadanya erat dengan tangisan yang menjerit, tanpa berpikir panjang Bian berlari untuk memeluk salsa setelah berhasil mengunci pintu ruang rawat inap.

"Sayang jangan ginii, nanti dadanya sakit."

Salsa mengangkat kepalanya melihat sosok Bian yang masih disebelahnya, Bukannya tadi dia pergi untuk meninggalkan dirinya. 

"Kamu kok?" 

"Kenapa?" 

"Kamu kok masih disini ga mengejar mba Reyza?" 

"Lah, siapa yang mau mengejar dia? aku cuma ngunci pintu kok." Salsa memandang Bian dengan Puppy eyes karena terheran dengan kondisi saat ini.

"Jangan gemesin kek gitu, aku harus puasa nih." Bian mencoel hidung salsa lalu menunduk mengecup bibirnya.

Salsa menyembunyikan wajahnya di dada bidang Bian lalu mengeluarkan tangisannya hingga sesenggukan.

"Sayaaaang, jangan gini yah" Bian menangkup wajah salsa agar memandangnya.

"Apasih?" salsa berusaha menyembunyikan malunya karena telah salah menduga.

"Loh, kok sekarang malah marah sih?"

"Ya kamu ga jelas."

"Ga jelas gimana sayang? emmhh? aku tuh lagi mengejar wanita yang aku cintai. Ini dia orangnya." Bian memeluk salsa dan menoel noel pipi salsa.

"Ternyata kamu ginuk ginuk karena dia ya? aku penasaran kalau dia tambah gede kamu ginuk ginuknya kek apa." satu tangan bian mengelus perut salsa dengan satu lagi menoel pipi salsa."

"Iiissshh, lagi gak bahas itu mas. Serius dulu."

"Iyaaa, kamu mau diseriusin gimana lagi sayang?"

"Kamu tuh sebenarnya cintanya sama siapa sih? buat bingung aja, tadi aja mengelus bahu mba reyza terus pelukan dapat ciuman lagi. Terus sekarang manis manis depan aku."

"Oalaaaahhh, kamu cemburu? cie cie " 

"Apasih mass. sana deh" Salsa mendorong dada Bian untuk menjauh.

"Maaf sayang, udah sini hapus dulu jejaknya." Bian mendekatkan pipinya ke arah salsa.

CUP

Mata Bian merekah mendapati salsa yang sudah berani mengambil inisiatif untuk menciumnya lebih dulu, walaupun hanya di pipi.

"Kok ngelihat aku gitu? wajahnya merah lagi. hahahhaa"

Bian salting dan memilih untuk tiduran disebelah salsa di satu brankar yang sama dengan salsa yang masih dalam posisi duduk.

Melihat suaminya berbaring salsa merosotkan badannya untuk ikut berbaring, kali ini mereka berdua dalam posisi terlentang memandang fokus pada langit langit mewah ruang vvip.

"Mass"

"Hmmmm"

"ngomongin apa tadi sama mba reyza?"

Bian terdiam sejenak, memikirkan apakah ia harus jujur atau menyembunyikan omongannya dengan reyza.

"Janji dulu"

"Janji apa?"

"Setelah dengar ini, jangan ada bahasan pisah, suruh aku balik, biarin kamu sendiri, apalagi ngelepasin kamu dan anak kita"

"Yaa, tergantung"

Bian menolehkan pandangan ke salsa  kareena mendengar jawaban istrinya itu.

"Mas gak mau ngelihat kamu nangis kek tadi, hati mas sakit tau ga."

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang