45. Traumatized

1.2K 105 10
                                    

"Sebenarnya aku trauma mas naik pesawat. Aku bisa gemetar hebat, keringat dingin dan sampai pingsan. Makanya aku gak pernah berani bepergian sendiri terlebih kalau harus naik pesawat." Bian terpaku, Tak pernah terpikirkan olehnya kalau salsa se trauma itu akibat kematian orangtuanya.

"Karena papa mama ya?" Salsa mengangguk pelan.

"Kamu mau berdamai gak? bareng mas, mas dampingin kamu."

"Aku udah pernah coba, bareng Naya. tapi gagal mas dan berakhir Naya ikut ketinggalan penerbangan. Aku takut malah membuat kacau."

"Apapun itu, kamu harus terus coba sayang. Aku akan dampingi kamu. Gimana?"

"Janjji yaa? Awas aja malah ninggalin, kek di acara malam itu."

"Hahahah, iya ya aku janji gak ninggalin kamu ya. Maap ya. Ingat aja lagi."

"Mas, ada lagi?"

"Apa lagi?" Bian kembali menegang

"Anak kamu laper."

"Hahahhaha, yaudah yuk makan."

"Makan diluar?" mata salsa berbinar jika siang tadi ia menolaknya kali ini ia dengan senang hati, karena terlalu lama dikamar hotel.

"Enak aja, Gak, makan di kamar dulu ya, sampai baju kamu datang. aku gak mau berbagi ini dan ini ke orang lain." Bian meremas payudara dan miss v salsa.

"Aahh. Enak mas." Salsa mendesah untuk membalas godaan Bian

"Saal, kalau kebangun kamu harus tanggung jawab ya."

"Hahahhaha. Becanda udah ah aku mandi dulu ya suamik." Salsa meremas junior Bian lalu berlari ke kamar mandi.

"Udah mulai berani kamu yaa, awas aja." Salsa hanya tertawa melihat wajah Bian yang memerah akibat menahan nafsu mungkin. entahlah."

***

Benar saja tubuh salsa bergetar hebat dan sempat jadi bahan perhatian orang orang, namun Bian dengan tenang menemani istrinya dan menenangkannya. Untung saja Reyza dan Dimas telah lebih dulu naik menggunakan fasilitas free pass jadi mereka tidak menyaksikannya. Sampai saat ini Reyza maupun Dimas belum mengetahui kalau salsa akan ikut mereka ke Prancis.

"Ssh ssh tenang sayang, perlahan ambil nafas lalu buang perlahan." Bian menenangkan salsa didampingi Aro dan Naya. Naya pernah berada diposisi Bian hingga ia tidak kaget dengan respon salsa.

Setelah merasa baikan, Bian menggandeng salsa untuk masuk ke dalam pesawat. Cara ampuh yang dilakukan Bian adalah dengan menutup mata salsa selama berjalan di garbarata agar salsa tidak melihat fisik pesawat, cara yang tidak pernah terpikir oleh salsa.

Untungnya mereka di kelas Bisnis jadi tidak perlu melewati banyak orang yang tentu akan menimbulkan banyak pertanyaan. Setelah mendudukkan salsa di nomor kursi yang tertera di tiket, Bian membuka penutup mata salsa dan dengan setia mendampingi istrinya.

"Bi, lu disini sebelah gw." Reyza meneriaki Bian yang tak kunjung berpindah ke sebelahnya padahal ia sudah mengatur agar mereka berdua duduk bersebelahan. Kursi Salsa dan Bian terpisah dikarenakan salsa yang baru dibelikan tiket mendadak dan tiket Bian yang disediakan perusahaan dipesankan oleh sekretaris Reyza.

Salsa meremas lengan kemeja Bian, takut ditinggalkan.

"Bentar ya sayang."

Reyza tersenyum miring melihat Bian yang berjalan ke arahnya, namun ia salah prediksi Bian menghampiri pramugari bukan untuk berpindah ke sisinya, setelah itu Bian kembali duduk di sebelah salsa.

Jika kalian bertanya kemana Aro, Naya dan Dimas mereka berada di Kelas Ekonomi di pesawat yang sama namun kelas yang berbeda.

Salsa dan Bian bercanda gurau, segala kerandomannya Bian keluarkan untuk mengalihkan perhatian salsa. Namun, saat pesawat akan Take-off, Peluh salsa bak butir jagung padahal Pesawat sangatlah dingin. Tangan Bian digenggam dengan sangat Kuat, dengan salsa yang menggigit bibirnya.

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang