12.Reconcile

1.5K 73 3
                                    

Salsa hanya tertidur selama satu jam, ia terbangun dengan hati dan tubuh yang remuk redam. Ia ketakutan dan memaksakan diri untuk pindah ke kamarnya dengan pangkal paha yang masih terasa perih.

"Awwsh" Salsa meringis bagian bawahnya benar benar sakit, rasanya tubuhnya terpisah menjadi dua.

Salsa berjalan tertatih ke kamarnya. dengan tubuh gemetar ia membersihkan dirinya, dibawah guyuran shower salsa terduduk, bayang bayang perlakuan Bian kembali hadir tak bisa hilang dari ingatannya. Bercak kebiruan tercetak jelas di sekujur tubuhnya.

Salsa menarik nafas dan membuangnya kasar, ia mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Kenapa kamu harus sehancur ini salsa? Bian adalah suamimu, dan yang semalam ia lakukan adalah hak yang seharusnya ia terima dari dua bulan lalu." Batin Salsa

Namun bukannya tenang salsa menangis makin kejar ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan untuk meredam jeritannya.

***

Bian mengerjapkan matanya yang masih enggan terbuka, dengan kamar yang gelap dan sangat berantakan bian terbangun. Namun, matanya seketika terbelalak ketika teringat adegan panas yang ia lakukan bersama salsa semalam. Bian bangkit dan mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan mencari sosok salsa.

Rasa bersalah memenuhi hati bian, tidak seharusnya ia mengambil haknya dengan cara paksa dan penuh emosi. Setelah membersihkan diri Bian ke ruang makan dengan rasa lapar, berharap sosok yang ia cari sedari tadi bisa segera ia temukan.

"Pak, makan malamnya mau saya siapkan sekarang?" ada rasa kecewa dihati bian ketika yang ia temukan bukanlah istrinya melainkan bi sum.

Bian tidak langsung menjawab, ia masih merenungi perbuatannya yang membuat luka hati pada salsa.

"Boleh bi, salsa mana ya?"

"Non salsa di kamar pak, setelah masak buat makan malam non salsa masuk kembali ke kamar. Sepertinya sakit pak, soalnya bibir non salsa pucet banget."

Deg

Bian kaku mendengarnya, salsa masih mau memasak untuknya setelah kesalahan yang telah ia buat. Makan Bian kini tak tenang, ingin segera menemui salsa untuk mencari maaf. Sungguh Bian tak mengerti dengan perasaannya, ia tak suka melihat salsa dekat dengan laki laki lain, ia akui sikapnya semalam didasari kecemburuan.

Ia putar handle pintu kamar salsa

Ceklek

Saat pintu berhasil terbuka, Terlihat salsa menggelung diri dalam selimutnya, Bian duduk di tepi ranjang dan mengusap belakang salsa. Salsa sadar ia lupa mengunci pintu kamarnya padahal ia belum siap ketemu bian, terlalu sakit.

"Sal...." Panggil Bian lembut, namun salsa belum bergeming, badannya bergertar hebat diselingi isakan.

Bian sakit melihat salsa, seketika penyesalan menghampirinya. Bukan ini yang dia mau.

"Sal, aku mau minta maaf.." Bian tertunduk, namun ia masih enggan mengakui kecemburuannya kepada salsa.

Bian tarik selimut salsa hingga perut, lalu ia turun bersimpuh di lantai mengarah salsa, ia tarik tangan salsa yang menutupi wajah, terlihat wajah dengan mata sembab, ia tarik tangan salsa lembut untuk duduk di pinggiran ranjang.

"Sal.. aku minta maaf" dengan posisinya yang masih bersimpuh bian tangkupkan wajahnya ke paha salsa.

Salsa merasakan pahanya basah, "Apa Bian menangis?" batinnya

Ia angkat wajah Bian untuk memastikan, dan benar Bian menangis. Melihat Bian menangis tidak meredam tangisan salsa, tapi membuatnya makin terisak.

"Kamu jahaaat maas, hiks hiks" sambil memukul bahu Bian.

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang