31. Sick

1.4K 102 4
                                    

"Mas.. mas.. mas bangun mas" Salsa panik, Suhu Bian makin tinggi ditambah dia tak punya pengalaman.

HoH sudah sepi tak ada lagi orang yang bisa dia mintai bantuan. Dia mencoba menelpon naya namun tak mendapat respon, Aro pun sama kenapa disaat genting dua sahabatnya itu seolah hidup dijaman batu yang tak terjamah oleh dunia modern.

Satu satunya orang yang muncul dipikirannya adalah Dimas. Namun, kalau dia menghubungi dimas pasti akan menimbulkan kecurigaan karena Bian tidur di HoH dimana Dimas taunya Bian dan Salsa masih bertunangan.

Namun salsa tak punya pilihan lain, di HoH hanya ada motor Bian dan motor kantor tak mungkin salsa membawa Bian dengan motor.

"Ayo sal, manusia ini belum pulang juga ya daritadi? dasar merepotkan." Pada akhirnya Dimas lah tempat salsa meminta tolong.

Entah Dimas sengaja atau memang takdir, dari begitu banyaknya Rumah Sakit, Dimas memilih Rumah Sakit tempat Reyza bekerja dengan telaten dan penuh khawatir Reyza mengambil alih tubuh Bian untuk dia rawat. Ada rasa cemburu yang teramat dalam hati salsa, namun ia tidak bisa berbuat apa apa kondisi Bian yang makin melemah membuat salsa urung mengikuti egonya untuk memindahkan Bian dari rumah sakit ini.

Kini Bian menempati salah satu ruang rawat inap dengan fasilitas VVIP yang penanggungjawabnya adalah Reyza. Pria itu berbaring pulas dengan infus ditangan kirinya. Sedang salsa dan Dimas duduk di sofa sambil memandangi Reyza yang masih sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk menyembuhkan Bian.

"Gw penanggungjawab disini, jadi kita bagi jadwal jaga aja sal. Gw pagi ampe malam lu malam ampe pagi."

"Seenaknya banget ni manusia" Batin salsa
"Engga apa apa Rey, gw aja yang jagain. Lu kan sibuk ngurusin IGD."

"Jangan ego deh, kalau bukan karena gw Bian gak mungkin dapat kamar dengan pelayanan prioritas kek gini."

"Apa hubungannya" Dumel salsa

"Yaudah kalau lu gak mau, gw bakal bilang penjaga biar lu ga bisa masuk. Pilih mana lu?"

Kondisi salsa yang masih sangat lelah membuat ia enggan untuk berdebat lebih panjang. Toh Reyza adalah dokter ia pasti lebih tau cara merawat pasien.

"Yaudah, kalau gitu mulai besok kan? Dim lu pulang aja dulu, maaf udah ngerepotin, makasih ya."

"Yaudah, besok gw jemput ya." Diman mengelus pucuk kepala salsa lalu berlalu bersamaan dengan Reyza yang keluar dari kamar rawat inap.

Salsa memilih membaringkan tubuhnya di sofa ia terlanjur lelah untuk bersih bersih dulu, baru saja menempelkan kepalanya di lengan sofa salsa sudah terbawa ke alam mimpi.

***
Bian mengerjap saat merasakan pergelangan tangan kirinya ngilu. Ia kaget ketika membuka mata yang ia lihat adalah Reyza bukan salsa.

"Loh, salsa mana?"

"Lagi pacaran" Reyza memperlihatkan foto salsa yang masuk ke mobil Dimas saat Dimas menjemput salsa pagi tadi. Namun, Bian tak begitu bodoh untuk langsung percaya pada omongan Reyza dia bukan sehari dua hari mengenal Reyza. Bian diam membiarkan Reyza menyuntikkan beberapa obat untuknya.

Apapun yang terjadi ia yakin salsa punya alasan kuat mengapa ia tak menemaninya saat ini.

"Lu ngapain? Tinggal aja, gw bisa sendiri kok." Bian tidak ingin membuat istrinya salah paham jika Reyza masih disini saat salsa datang nanti, walaupun ia tidak tau kapan salsa akan datang.

"Aku mau jagain kamu By, aku udah oper shift-anku jadi aku bisa jagain kamu disini."

"Ga usah, kerja aja lu gw mau tidur, ga pengen diganggu." Bian memilih berpura pura tidur yang berakhir tertidur beneran dibanding harus menanggapi Reyza.

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang