41. Real Couple

1.1K 109 9
                                    

Langkah Tegas Bian membawa salsa ke tengah ruangan, menggenggam tangannya. Seperti sedang berada dalam bioskop tiga dimensi para tamu menjadi saksi bagaimana Bian berlari dari posisi awalnya, menghentak tangan Reyza yang bergelayut lalu menghampiri salsa.

Dimas menahan Bian, namun tak dipedulikan, tidak ada yang bisa menahan Bian kali ini, ia sudah tau ini akan terjadi, namun tidak pernah ia sangka akan secepat ini. Dua tahun bersama Reyza Bian bisa menebak secara kasar arah pikirannya.

Bian mengangkat Genggaman tangan mereka melewati kepala sesaat lalu ia turunkan dan meraih bahu salsa untuk makin dekat dengannya.

"Mohon maaf untuk keributan yang akan terjadi, Saya Bian Yuditama ingin meluruskan omongan Pak Rahman yang TERHORMAT." Bian menekankan Kata Terhormat pada kalimat awalnya.

"Saya sudah memiliki istri, Sah secara agama dan negara. Akan tidak mungkin rasanya jika saya mengadakan pertunangan. Maaf karena  belum mengumumkan status saya, satu satunya alasan yang paling masuk akal untuk saya utarakan adalah, saya ingin melindungi istri saya dari seluruh sorot mata rekan yang kapan saja bisa jadi lawan, sahabat yang kapan saja bisa jadi musuh  dan dari para pegiat bisnis yang akan melakukan usaha apapun untuk meneguk kemenangan."

"Tetapi ternyata keputusan saya salah, saya malah menjorokkan orang tersayang saya ke jurang keasingan. untuk itu Malam Ini saya akan memperkenalkan satu satunya wanita yang akan menyandang gelar Istri Bian Yuditama. Salsa Mawardi."

"Angkat wajahmu sayang." Bian menangkup wajah salsa lalu mengecup bibir salsa singkat

"Untuk kalian yang belum mengenalnya lebih baik diam daripada mencaci. Saya tidak menuntut permintaan maaf kalian, tapi, semoga kalian tidak membutuhkan otoritas saya kedepannya, karena saya sudah menandai wajah wajah kampungan kalian." salsa mencengkram lengan baju Bian, takut terjadi sesuatu pada suaminya itu karena tindakannya hari ini.

"Untuk Pak Rahman, saya mohon maaf jika kiranya tidak dapat melancarkan rencana bapak. Namun sangat tidak profesional rasanya anda sebagai seorang direktur utama mengurusi kehidupan pribadi saya."

Naya terharu melihat salsa akhirnya di ratukan oleh Bian dan dengan bangga diakui statusnya. Aro bertepuk tangan bangga dengan sikap Bian diikuti oleh tamu lainnya hingga mencipta gemuruh. Bian membawa salsa keluar dari ruangan acara diikuti Aro dan Naya, tanpa memperdulikan reaksi Rahman dan Reyza.

***

Austin bediri di depan mobil Bian sambil bertepuk tangan.

"Sungguh Keren dan gagah seorang Bian Yuditama hari ini. Jadi, gw udah ga ada kesempatan nih?"

"Gw ga nyangka sih, lu yang sebucin itu ama Reyza bisa berubah 360 derajat demi salsa. Tapi lu jangan lengah si Rahman dan Reyza gak bakal ngebiarin perbuatan lu hari ini, mereka pasti bakal balas dendam. Tolong lindungin salsa, kalau lu bosen atau udah ga mampu, jangan lu sakiti, antar ke gw biar gw yang lanjutin." Austin dengan berani mengelus puncak kepala salsa dan mengecupnya layaknya seorang kakak ke adiknya, Setelah itu berlalu pergi meninggalkan Bian dan Salsa yang masih termangu, saling bertukar tatap dan tertawa.

Bian mengusap kepala salsa dan menciumi seluruh wajah salsa.

"eumhh, mas akunya masih full make up."

"Bodoamat." Bian mengulanginya

"Eleuh eleuh, bucin banget sekarang, dulu aja di sia siain." Naya dan Aro tertawa melihat tingkah Bian

"Iya nih, ugal ugalan banget, hahahha" Aro menimpali

"Ganggu aja lu bedua, sana sana" mereka berempat tertawa

Setelah mengantar Naya dan Aro, Bian membawa arah mobil berlawanan dengan arah rumahnya ke arah yang salsa asing.

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang