20.Austin

1.1K 78 4
                                    

Salsa dikagetkan dengan kedatangan Austin yang tiba tiba, tak ada info dari siska, bian maupun pak yuditama tentang kedatangan Austin membuat salsa kelabakan mempersiapkan segala kebutuhan pertemuan Bian dan Austin. Austin masih berada dalam ruangan Bian untuk selanjutnya mereka akan makan bersama.

Siska mereservasi satu restoran steak mewah dengan ruang VVIP. Austin duduk berhadapan dengan salsa dan Bian disebelah salsa.

"Bentar dulu ya, nunggu tamu gw satu lagi" Austin menyela saat Bian akan memanggil pelayan untuk memesan.

Tak begitu lama, reyza masuk ke ruangan mereka membuat ketiganya membeku kecuali Austin yang sudah merencanakan pertemuan ini.

"Nah, ini diaa. Sini duduk" Austin menggeser kursi sebelahnya untuk diduduki Reyza dan segera memanggil Pelayan. Kini posisi duduk mereka Salsa berhadapan dengan Austin dan Bian berhadapan dengan Reyza.

Lima Belas menit setelah mereka selesai memesan belum juga ada suara dan pembahasan. Bian masih mencerna keadaan, Austin tersenyum sinis memandangi salsa bian maupun reyza yang duduknya penuh dengan kegelisahan dan ketegangan.

"Gw gak perlu ngenalin tamu gw lah ya, udah kenal kan?" Salsa mencoba mengalihkan fokusnya dengan makan menu pesanannya yang sudah tersaji didepannya. Baru saja ia mengangkat pisau dan garpunya, piring dengan sajian Sirloin well done diangkat oleh Austin.

"Biar gw potongin, bentar ya" Austin mengambil piring salsa dan memotong steak salsa menjadi bagian bagian yang lebih kecil dan lebih mudah untuk disantap yang mana peran ini sebelumnya dilakukan oleh Bian.

"Eeeh ga usah pak, terimakasih" Namun mau sekeras apapun dia menolak Austin tentu tidak akan mendengar. Rahang bian mengeras dengan tatapan tajam ia melihat ke arah Austin, namun tak dipedulikan oleh Austin.

"Kamu mau saus apa sal? Mushroom, blackpaper atau barbeque ?" Tanya Austin

"Mushroom" Bukan salsa yang menjawab melainkan Bian. Pandangan salsa, austin dan reyza refleks mengarah ke Bian.

"Bener kan?" tanya bian memastikan

"I i iya" Jawab Salsa tergagap dengan pandangan mengarah ke Reyza.

Setelah memotong steak dan menuangkan saus Austin mengembalikan piring ke hadapan salsa.

"Udah nih, makan gih." Bian dan Reyza sibuk melihat perlakuan Austin sedang salsa bingung harus bersikap apa.

"Terimakasih" jawab salsa sungkan

"Yuditama belum tau tawaran gw kemarin ya ?" Austin menyerang Bian, ia tau Bian ataupun salsa tidak akan mau menyampaikan permintaannya ke Pak Yuditama, itulah mengapa dia menolak dan tidak menandatangani PKS, agar dia masih memiliki kesempatan.

"Kita Bahas yang menjadi bagian negosiasi aja, gak usah bahas yang gak ada kaitannya. Apalagi masalah pribadi" Balas Bian sengit.

"Loh, perusahaan mana yang bisa ngasih lu setengah harga dari bottom price? cuma gw kan?. Lagian permintaan gw bukan hal yang mustahil buat lu wujudin?" 

"Ini bahas apa sih?, lu ngajak gw makan cuma untuk lihat lu berdua bertengkar" kali ini Reyza yang ikut bicara.

"Gw ngajak lu, biar bisa jadi bahan pertimbangan buat Bian. Iya gak Bi?" Austin memainkan alisnya. Sedang Reyza masih bingung dengan arah pembicaraan Austin.

"Gimana Bi?" 

"Lu belum ngasih tau Bian ya, kalau gw mantan lu? kalau soal ayah lu, Bian udah tau? " Emang mulut Austin gak ada rem, semua keluar tanpa ada batasan. Reyza mematung tanpa kata. Ia melihat ke arah Bian yang masih melihat ke arah Austin, duduknya makin gelisah.

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang