25. Effort

1.4K 90 5
                                    

Melihat sosok Bian, Salsa melihat tajam pada Aro dan ingin meninggalkan tempat duduknya. Namun Bian menahan tangan salsa lalu menabrakkan tubuhnya mendekap salsa erat. Salsa tak bergeming tangannya masih menjuntai tak membalas pelukan Bian juga tak memberontak lebih terkesan tak peduli. Salsa merasakan Basah di bahunya.

"Mas Bian menangis?. Ah, bukannya emang selalu gini ya? dunia mas Bian hanya berputar di Reyza sal, jangan ge er."Batin salsa menguatkan.

Bian terisak kali ini disertai senggukan, salsa masih tak bergeming ia kuatkan hatinya untuk tidak merespon walau sebenarnya ia sangat ingin menghapus air mata dan mengelus punggung laki laki yang sangat ia cintai ini. Bawah mata bian terlihat menghitam dengan mata yang sembab dan tampilan berantakan.

"Sal..." Lirih Bian masih dengan wajah yang ia sembunyikan di ceruk leher salsa.

Salsa melihat karyawan HoH melempar pandangan kepadanya membuat ia sedikit sadar bahwa adegan ini dilakukan di tengah HoH dan bisa di akses oleh mata siapa saja, terlebih pengunjung dan karyawan HoH.

Salsa melepas dekapan Bian dan menarik Bian untuk masuk ke ruang kerja salsa. Aro sedari tadi telah menjauhkan dirinya kembali ke mobil dan memilih menunggu Bian disana.

"Sal, maafkan aku sal." Ucap Bian sambil menggenggam tangan salsa erat

"Mas, kata maaf terlalu sering kamu ucapkan, rasanya sekarang maafmu tak memiliki arti tulus saking seringnya kuterima."

Bian yang awalnya duduk di sofa kini lungsur ke lantai dengan posisi bersimpuh wajahnya ia jatuhkan diantara paha salsa.

"Gw harus apa sal, gw benar benar kehilangan arah tanpa kamu." 

"Mas, kamu seperti ini karena mama Rianty yah? kalau iya? biar aku coba jelaskan ke mama dan papa. Tapi, mungkin tidak sekarang."

"Ga sal, aku butuh kamu, kepergian kamu seminggu ini buat aku sadar betapa kamu sangat berpengaruh dalam hidup aku, padahal hadirmu belum setahun dihidupku namun ketidakhadiranmu buat aku berantakan."

"Realitanya orang yang cuma baik pas dia sadar kalau dia akan kehilangan adalah orang yang dari awal ga cinta sama kamu, tapi orang tersebut ga mau kehilangan kamu karena dia tau kalau kamu itu baik buat dia. Coba kamu rekrut asisten pribadi yang baru mas, mungkin kamu butuh pembantu bukan butuh aku."

Hati Bian tercubit, apa selama ini ia membuat salsa merasa jadi pembantu.

"Ga sal, aku butuh kamuu. Sangat butuh"

HENING, Bian maupun salsa sama sama diam, kehabisan kata untuk membuka topik.

"Kaki kamu udah baikan?"

"Udah kok, tinggal nunggu jadwal lepas jahitan."

"Bukan itu, kaki kamu yang terinjak pecahan gelas" Bian mengangkat telapak Salsa mendadak membuat salsa terhuyung dan tubuhnya terjatuh ke sofa.

"Maass, kk Kamu?" Salsa menarik kakinya merasa tidak sopan ketika kakinya berada di depan wajah Bian.

"Kenapa kamu gak kasih tau aku? Bahkan ke rumah Naya kamu gak izin."

"Emang kalau aku kasih tau kamu bakal ngapain? Marahin mba Reyza? atau nyudutin aku? Enak aja gak izin." Salsa membuka room chatnya bersama Bian dan menunjukkan chat nya saat minta izin ke Rumah Naya "Tuh, kamu read doang gak balas."

Bian membuka hp nya dan menunjukkan pada salsa. "Tuh, ga ada sal."

"Ya mana aku tau, kamu hapus kalii" Bian termenung memikirkan kenapa bisa pesan itu tak ada di room chatnya. Pikirannya memutar kembali disaat tanggal chat salsa dikirim dan hanya ada satu kemungkinan yang ia dapatkan, Reyza menghapus pesan salsa.

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang