44. Repeal

1K 93 17
                                    

"Ntar gw nangis dulu" Naya melanjutkan tangisnya dalam dekapan Aro sedang Bian dibuat kesal karena tertunda untuk mengetahui kabar istrinya.

"Nay, Salsa mana?" Kali ini Aro membantu Bian karena melihat Bian sudah ingin memakan Naya saat menunggu jawaban Naya tentang salsa.

"Salsa dikamar kaliaan, aku ditinggalin di depan pintu Beeb, Salsa jahat banget, padahal aku udah temenin dia kesini udah ngasih tau tempat acara dan nomor kamar kalian, tapi aku malah dikunciin di luar. Aku keseeeel."

Bian yang mendengar salsa berada dalam kamarnya tidak menunggu Naya selesai berbicara namun langsung membuka pintu kamar memastikan omongan Naya.

Bian mendapati istrinya sedang duduk di pinggiran kasur mengatur nafas dengan dada yang naik turun. Salsa memberikan tatapan tajam pada Bian. Mata mereka bertemu namun tak satupun yang bersuara, Bian yang berdiri mematung dan Salsa yang duduk di pinggiran kasur juga tanpa suara.

"Lu ya, bisa bisanya gw dikunciin di depan. Harusnya lu berterimakasih udah gw kasih tau tempat acara dan nomor kamar suami lu, mana narik gw dengan keadaan kek gini." Naya memecah keheningan dengan rentetan protesnya pada salsa.

"Oh iyaa, maaf Nayyyy. Gw lupa lu dibelakang gw ya hihihihi."

"Istri lu tuh ngeselin, perkara omongan recepsionist  gw yang jadi korban." Bian mengernyit mendengar perkataan Naya.

"Itu si Reyza ngomong kalau lu tuh tunangannya, jadi pas salsa minta double card dengan bilang kalau dia istri lu, recepsionist pada ga percaya. Nih, wanita plin plan satu makin marah pas tau kalau Si wanita licin itu minta  connecting door ama kamar kalian." sambil menunjuk posisi connecting door.

"Aneh kan istri lu ? kemarin diakuin marah marah, sekarang diakuin orang lain juga marah marah. Aaaarghh gw keseel beeeb." Naya menjatuhkan dirinya di pelukan Aro.

"Nih kunci kamar baru, pergi dah kalian berdua. gw mau nyelesaiin masalah sama suami gw." Salsa memberikan kartu ke Naya lalu mendorong dua orang itu keluar dari kamar yang awalnya diisi oleh Bian dan Aro, dengan Bian yang masih  mematung sambil sudut bibirnya terangkat.

"Ngapain senyum senyum? seneng bisa sebelahan kamar ama si kunti bogel?" Salsa kembali ke pinggiran ranjang saat berhasil mengusir Aro dan Naya lalu menutup pintu kamar hotel.

Bian masih belum menyahuti omongan salsa dan masih mematung diposisinya sejak awal.

"Iiiih, istrinya marah tuh dibujuk kek." Salsa memukul Bian dan langsung di dekap erat oleh Bian

"Lepasiin, aku masih marah ya." Salsa berontak dan mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Bian.

"Kamu tuh ya, kalau istrinya marah, ngambek trus, silent treatment harusnya di bujukin di manja manjain gituloh, bukan malah ditinggalin dinas, perginya ama wanita lain lagi, yang obsesi sama kamu lagi. Mana gak ada kabar Tiga hari, sengaja banget, kalau aku stress gimana? kalau aku sampai keguguran gimana? kalau ak....emmh." Bian membungkam mulut salsa dengan ciuman agar wanitanya itu berhenti nyerocos.

"Yaudah aku minta maaf yaa.." Bian menangkup wajah salsa lalu mencium kening salsa lama, menyalurkan kerinduan dan kelegaannya.

"Maafin aku juga ya mas, kamu gak salah kok. Udah bener kamu Akuin aku, aku seneng banget. Hanya saja kabar Kehilangan HoH bikin aku gak waras mas, jadinya malah nyalahin kamu." Kali ini salsa yang meraih tubuh Bian untuk ia peluk dan mendapat balasan elusan di punggungnya dari Bian.

Lima Belas menit mereka terdiam dengan saling memeluk, belum ada yang ingin menyudahinya. Hingga bunyi perut salsa membuyarkan suasana khidmat.

"Hihihi maapin mas, belum makan siang." Salsa mendapat sentilan angin di depaan keningnya oleh Bian.

Lose and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang