Rose, Yoona dan Krystal pun mengobrol sejenak, mereka tak pernah ingin tahu tentang keluarga Rose, karena merasa itu adalah hal pribadi yang tak ingin dicampuri.
Tok tok
Ceklek
Joy datang membawa belanjaan yang Yoona minta.
"Ayo Rose, kita buat sekarang" antusias Yoona, mereka lalu membongkar belanjaan Joy, Krystal pun ikut bergabung.
"Apa saja yang harus kita campurkan Rose?" Tanya Yoona.
"Pertama nasi putih nya dulu nyonya" jawab Rose.
"Lalu?"
"Sedikit kecap asin, minyak ikan, dan nori nya" Rose kemudian mengaduk nya.
"Ah, di minyak ikan nya Krys" ujar Yoona pada sang dongsaeng ipar menyadari kesalahan nya saat membuatkan rice balls untuk Karina.
"Jadi unnie tak memberi nya minyak ikan?" Tebak Krystal, Yoona malah tertawa lucu menyadari kesalahan nya.
"Wijen sangrai nya Rose?" Tanya Krystal.
"Itu terakhir aunty, agar tetap renyah saat di kunyah nanti" jawab Rose lagi, Krystal dan Yoona saling bertatapan sebelum tertawa bersama, menyadari betapa mereka kalah dari Rose soal memasak.
"Kamu pandai sekali, siapa yang mengajari mu?" Puji Krystal.
"Eomma, dia adalah koki terhebat dimata ku" jawab Rose.
"Eomma mu seorang cheff?" Tanya Yoona, Rose sedang membentuk nasi tadi menjadi bola-bola kecil.
"Bukan nyonya, eomma hanya bekerja disebuah restauran" jawab Rose jujur, Yoona tak sabar ingin memcoba nya.
"Tunggu nyonya, taburi dulu dengan wijen nya" tahan Rose, Yoona pun menurut saja, dan benar.
Nyam
Kedua mata nya langsung membulat, merasakan enak nya rice balls buatan Rose, Yoona mengambi ponsel nya, menghubungi Rio agar membawa sang dongsaeng ke kantor agensi, tangan kanan Yoona menyuapi sebutir rice balls ke mulut Krystal.
Nyam
Ia juga terkejut, sebab baru kali ini merasakan nya.
Tok tok
Ceklek
Dua orang gadis memasuki ruangan Yoona.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Unnie" sapa kedua nya.
"Jennie, Irene" keempat wanita itu saling berciuman pipi kiri dan kanan, Rose hanya bisa terbengong melihat nya.
"Rose, ayo kenalkan sayang" panggil Yoona, Rose lalu buru-buru melepas sarung tangan plastik nya, dan menghampiri Yoona.
"Jennie, Irene, kenalkan, ini teman sekolah nya Rio, nama nya Rose" kata Yoona.
"Hallo Rose, aku Jennie"
"Irene, kenapa tangan mu gemetar?" Canda Irene, yang menyalami tangan Rose dan menyadari jika tangan nya gemetar hebat.
"Aku grogi unnie" polos nya, yang lain pun tertawa, wajar Rose gemetar, Jennie adalah seorang penyanyi dan model iklan, sedangkan Irene adalah penyanyi yang mulai merambah ke dunia akting, mereka mendatangi Yoona setelah menyelesaikan jadwal promo nya.
"Karina" seru Jennie dan Irene, gadis kecil itu acuh, karena sibuk menyusu pada dot nya.
"Unnie" ia melepas botol nya lalu berucap sambil menunjuk ke arah Rose.
"Iya sayang, Rose unnie sudah membuatkan rice balls untuk Karina" sang ibu lalu menggendong nya, Rio sibuk bercipika cipiki dengan sang aunty.
"Karina lapar kan?" Tanya sang ibu, menghampiri Rose yang berdiri sambil membawa mangkok berisi rice balls buatan nya yang tinggal berisi empat butir itu.
"Makan ya?" Rose menyuapi Karina dengan sebutir rice balls buatan nya, dan gadis kecil itu membuka lebar mulut nya menerima suapan Rose, Yoona tersenyum senang melihat sang putri bersedia makan nasi, ia pun mencium pipi Karina, mereka lalu duduk sambil melanjutkan menyuapi si kecil.
"Aaak. . ." Karina kembali membuka mulut nya.
"Yah, habis sayang" beritahu Rose, gadis kecil itu pun kecewa.
"Besok ya? Besok unnie buatkan lagi" bujuk Rose, Karina pun mengangguk lirih, ia lalu mengajak dongsaeng Rio bermain, bersama oppa nya, sedangkan Yoona, Krystal, Jennie dan Irene membahas pekerjaan mereka.
"Ayo lihat Jisoo dan Seulgi latihan" ajak Rio, ia lalu menggendong Karina dan keluar dari ruangan sang mama bersama Rose, di gedung agensi mereka berpapasan dengan beberapa penyanyi dan aktor maupun artis ternama, sampai Rose terbengong.
"Kamu tidak ingin meminta tanda tangan nya Rio?" Heran Rose yang melihat Rio biasa saja bertemu penyanyi atau artis ternama.
"Untuk apa?"
"Mereka orang terkenal Rio, kamu tahu itu kan?" Rose merasa geregetan sendiri.
"Mereka juga manusia seperti kita" santai Rio.
"Astaga" gumam Rose.
Di tempat lain, Momo dan Nayeon merencanakan sesuatu, mereka ingin membuntuti Rose guna menemukan rumah nya, dan membuktikan jika ia bukan lah seorang gadis kaya.
"Kenapa ide ini baru terpikirkan oleh ku?" Nayeon kesal sendiri.
"Andai dari dulu kita sudah melakukan nya, aku yakin Rose sudah pindah dari sekolah kita" lanjut nya.
"Itu karena baru sekarang Rose dekat dengan Rio, andai tidak, kamu pasti juga tak akan semarah ini" balas Momo santai.
"Jangan ingatkan aku tentang itu, aku benar-benar kesal dibuat nya" marah Nayeon.
Keesokan hari nya, sepulang sekolah, Rose malah pulang bersama Rio, Momo dan Nayeon pun membuntuti nya.
"Ah sial, malah pulang ke rumah Rio" kesal Nayeon sambil memukul stir mobil nya.
Rio dan Rose memang kian dekat, begitu juga dengan Karina, yang serasa punya kakak perempuan, jadi ia bisa minta di buatkan ini dan itu, sampai berhari-hari kedua teman jahat Rose itu gagal mengikuti nya, karena yang di buntuti kadang di jemput mobil.
Seperti nya keberunungan berpihak pada Rose, setelah mengenal Rio, karena seperti nya, dia selalu terlindungi dari rencana jahat Momo dan Nayeon.