Rio memasuki ruang kerja sang ayah bersama Krystal, Yoona dan Siwon tak menatap nya sama sekali, ia lalu duduk santai tanpa merasa bersalah atau penasaran, sebab Rio pikir ini pasti tentang pekerjaan nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minho menatap sang hyung, seolah meminta ijin untuk bertanya pada sang keponakan, Siwon mengangguk.
"Boy"
"Ya uncle?"
"Apa kamu punya kekasih?" Tanya Minho.
"Tidak" Rio menggeleng.
"Rose?"
"Kami hanya berteman"
"Dekat?" Rio nampak berpikir.
"Ya" dia mengangguk
"Sedekat apa?"
"Dia pernah kemari dan aku juga pernah ke sana" jawaban Rio membuat Yoona menahan tangis, tapi Rio masih belum paham.
"Dia sekarang tengah mengandung, apakah ada kemungkinan jika itu anak mu?"
Deg
Rio gelagapan, Krystal menghela nafas kecewa, Yoona meneteskan air mata nya, Siwon menarik nafas dalam-dalam, ia pun juga kecewa meski Rio belum mengiyakan, tapi melihat reaksi dan mendengar jawaban atas pertanyaan Minho, itu sudah cukup jelas.
"Rio?" Panggil sang paman, karena keponakan nya itu tak kunjung menjawab dan malah terlihat gelisah.
"Kami memang pernah melakukan nya uncle" jawab Rio lirih.
"Maafkan Rio, papa, mama" imbuh nya sambil menunduk, pecah sudah tangis Yoona, Siwon pun segera memeluk sang istri untuk menenangkan nya, Minho tak habis pikir, ia memberi kode pada Rio agar kembali ke kamar nya.
"Rio masih tujuh belas tahun oppa" rancau Yoona, Siwon juga terlihat bingung dan gelisah.
"Mereka masih sangat muda, apa karena kita terlalu sibuk?" Yoona pun menyalahkan diri nya sendiri atas apa yang terjadi pada Rio.
Krystal menuangkan air putih lalu memberikan nya pada sang unnie ipar, Yoona meminum nya setelah ia merasa tenang.
"Rio harus menikahi Rose" ujar Siwon
"Tapi hyung, bagaimana dengan kontrak kerja Rio? Dia baru merintis karir nya, apa ini tidak melanggar perjanjian kontrak?" Minho mengingatkan sang hyung
"Jika memang dengan keputusan ini akan membuat Rio terkena penalti, aku yang akan membayar nya, aku harus bisa mendidik putra ku agar bisa bertanggung jawab dengan apa yang telah diperbuat" Siwon tentu akan lebih malu jika Rio menghindar dari tanggung jawab nya.
"Panggil lagi Rio kemari" perintah Siwon, Krystal kembali memanggil sang keponakan.
"Ya pa?" Rio berdiri menghadap sang ayah sambil menunduk.
"Di mana rumah Rose?" Tanya sang ayah, Rio lalu menjelaskan dimana rumah sang gadis.
"Papa akan menikah kan kalian" tegas Siwon.
"Tapi pa . . ."
"Papa tidak mengajari mu untuk menjadi pengecut" potong Siwon tajam.
"Minho-yaa, aku mengutus mu untuk mendatangi rumah Rose besok, dan katakan jika Rio akan bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat" ujar Siwon.
"Baik hyung" patuh Minho.
"Kalian boleh pergi, kecuali Minho" ujar Siwon lagi, Krystal, Yoona dan Rio pun keluar dari ruang kerja Siwon, sedangkan Minho tetap di dalam untuk berbicara dengan sang hyung.
"Minho-yaa"
"Ya hyung?" Sang dongsaeng pun mendekat lalu berdiri tepat di belakang sang hyung yang tengah menatap foto masa kecil sang putra.
"Aku serahkan pada mu urusan ini, bagaimana baik nya, agar karir Rio tidak hancur, tapi dia tetap bertanggung jawab pada Rose" kata Siwon.
"Jangan buru-buru ke rumah nya, pikirkan dulu apa yang akan kamu lakukan" pesan Siwon.
"Baik hyung" patuh Siwon.
Sedangkan Rose sudah tertidur lelap karena kelelahan, Tiffany menemui Suho yang mengunjungi rumah nya guna memastikan keadaan Rose sudah baik-baik saja, mereka berdua duduk di ruang tamu.
"Noona sudah menemui orang tua pemuda itu?" Tanya Suho.
"Sudah, tapi sekarang aku jadi ragu untuk meminta pertanggung jawaban dari mereka" jawab Tiffany sendu.
"Kenapa? Putra nya yang berbuat, sudah sepantas nya jika mereka harus bertanggung jawab" kata Suho.
"Mereka berasal dari keluarga terpandang dan kaya, aku takut, setelah putra nya menikahi Rose nanti, mereka akan memperlakukan putri ku dengan buruk, sebab pernikahan ini karena keterpaksaan" cemas Tiffany.
"Ya sudah, biarkan aku yang menikahi Rose kalau begitu" bujuk Suho.
"Menikah tidak semudah itu Suho-yaa"
"Lalu apa beda nya aku dengan Rio? Aku berjanji akan memperlakukan Rose dengan baik" janji Suho.
"Dengar Suho-yaa, Rio mungkin adalah pria yang diinginkan oleh Rose, karena dia adalah ayah dari bayi yang dikandung nya" jelas Tiffany.
"Bagaimana jika pria itu memperkosa Rose? Bukan melakukan nya atas dasar rasa suka sama suka, apa noona sudah bertanya tentang hal ini pada Rose?"
Deg
Tiffany terdiam.
"Tidak, Rose pasti akan mengatakan nya jika ia memang korban kekerasan seksual" elak Tiffany
"Korban tidak akan pernah bercerita tentang aib yang di derita nya noona"
"Tidak, aku tahu putri ku Suho-yaa" tolak Tiffany yang mulai di serang rasa takut, penasaran, dan cemas.
"Ku pikir, berbicara dengan mu akan membuatku menemukan sebuah solusi, tapi nyata nya tidak, pulang lah" usir Tiffany, ia lalu berdiri, membuka kan pintu ruang tamu untuk Suho.
"Aku memberi mu solusi noona"
"Itu bukan solusi, kamu hanya menambah kecemasan ku saja"
"Noona maafkan aku, baiklah aku tidak akan memaksa lagi"
"Pulang lah, kita lanjutkan lain kali" tapi Tiffany terlanjur kehilangan mood nya, Suho pun berdiri, dan melangkah dengan gontai dari rumah sang sahabat.
Sebenar nya, Tiffany tak ingin mengusir Suho, tapi dia merasa Suho tak mampu mengimbangi pembicaraan nya, karena mungkin faktor usia yang jauh berbeda, pola pikir Suho tak sama dengan Tiffany yang sudah berkeluarga, dan bukan salah Tiffany juga jika bercerita dengan Suho, karena hanya dia lah teman yang ia punya.
Tiffany ke dapur, menuang air putih lalu meneguk nya guna nenenangkan pikiran nya yang kacau.
"Apa benar putri ku di lecehkan?" Batin nya terus berkutat pada itu.