Happy Reading! Don't forget to click the 🌟!
*
"Ayo jalan."
Anicel yang lagi jongkok sambil memegangi kepalanya menautkan kedua alisnya kesal, ia menatap laki-laki yang dari tadi minta jalan mulu. Dirinya udah bilang sabar tapi kekeuh terus.
"Udah gue bilang sebentar, otak gue ngebul ini abis presentasi."
Asaran menghelai nafas kasar sambil melipat kedua tangannya di depan dada, menunggu perempuan yang jongkok dari 10 menit lalu beneran nguras tenaganya.
"Sebentar lo berapa lama, Cebol?"
"Nicel, ga usah cebol cebol. Gue gebuk dada lo sampe bunyi deg nanti."
Anicel bangkit dari jongkoknya, cerewetnya Asaran beneran ngalahin cerewetnya perempuan. Ia langsung memakai helm di kepalanya.
Begitu melihat Anicel mengenakan helmnya, Asaran langsung sigap naik ke motornya lalu menyalakan mesin. Anicel menarik lalu menghembuskan nafasnya terlebih dahulu, bisa aja kali ini nyawanya terancam lagi.
"Pesan gue satu,"
"Apa?"
"Jangan ngebut, please. Gue belum skripsian."
"Ga janji."
Motor melaju dengan kecepatan normal awalnya, tapi lama kelamaan juga Asaran mulai menambah kecepatan motornya membuat Anicel udah pasrah kali ini. Kalo dirinya jatuh ya wasalam aja, dirinya udah capek ngomongin.
"ASARAN!"
"Pegangan, Cebol!"
"ASUUU!"
Sampai di tempat, Anicel badmood parah. Walaupun nyawanya masih ada tapi kaya ketinggalan di jalan tadi. Kedepannya semoga kewarasannya masih menyertai Anicel.
Anicel mengikuti Asaran masuk ke tempat yang dari luar tampak seperti rumah pada umumnya tapi begitu masuk bikin kagum. Iya ternyata tempat ini adalah butik, ga tau butiknya siapa tapi gaunnya keren-keren.
"Loh, Asaran sama siapa?" perempuan paruh baya datang menghampiri dengan senyum ramahnya.
Asaran ikut tersenyum lalu mencium punggung tangan perempuan paruh baya tersebut. "Partner Asaran besok. Bajunya udah siap, Tante?"
Sosok yang dipanggil tante itu pun mengangguk lalu beranjak masuk kembali sebentar untuk mengambil baju yang Asaran maksud.
Ia keluar kembali sambil membawa tas berisi baju yang telah dipesan sebelumnya lalu menyerahkannya pada Asaran.
"Partner kamu cantik."
Asaran terkekeh kecil sambil menerima tas tersebut. "Aku nemu di jalan, Tante."
Anicel tersenyum, bisa-bisanya dibilang nemu di jalan. Jangan sampai nanti dirinya lepas kendali mukul Asaran.
"Salam kenal, Tante. Saya Anicel."
"Salam kenal juga, nama Tante Lia. Kalo kamu butuh baju ataupun dress buat acara formal ke sini aja, ya. Tante kasih diskon nanti."
"Haha. Baik, terima kasih, Tante Lia."
"Jangan senyum mulu, nanti gigi lo kering. Sana fitting bajunya." selip Asaran dengan wajah datar mengusir Anicel buat cepet-cepet fitting.
Anicel menerima tas yang disodorkan Asaran padanya lalu beranjak untuk fitting bersama Tante Lia.
Asaran duduk di kursi tunggu ruangan tersebut, berharap hari ini selesai dengan cepat dan dirinya bisa pulang ke rs.
"Buset, gue kaya tuan putri." puji Anicel pada dirinya sendiri. Midi dress berwarna putih bersih yang melekat ditubuhnya beneran pas banget. Ini pake ukuran siapa kok bisa pas ditubuhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/369549721-288-k539168.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANICEL
Teen FictionCrush? Rata-rata orang mempunyai seseorang yang dikaguminya, begitu juga Anicel. Anicel yang hanya bisa mengagumi seseorang dari update-an sebuah postingan, tapi entah kenapa banyak kebetulan hadir di saat ia bertemu cowok menyebalkan. "Orang tua lo...