Rumahku adalah rumahmu

3.2K 329 11
                                    

🕵️‍♂️👩‍💻

Keduanya digiring menuju ruang sekuriti di gedung itu. Audrina tertunduk malu juga menahan marah karena Ijal. Sedangkan Ijal terlihat santai.

"Duduk!" bentak sekuriti galak. Wajahnya tampak tegas, belum lagi rimbunnya kumis tebal yang dimiliki kepala sekuriti itu. Seragam safari warna hitam, tersemat nama pria yang fotonya terpajang dengan prestasi sebagai kepala sekuriti terbaik bulan ini. Pantas galak.

Ijal dan Audrina duduk, tiga sekuriti lain berdiri di belakang mereka.

"Anda tau ini ruang publik, kan?!" tegasnya. Audrina mengangguk cepat sedangkan Ijal diam.

"Kalian bisa saya laporkan ke polisi dan kena pasal asusila ditempat umum!" serunya lagi. "Mana KTP kalian! Cepat!" tegasnya. Audrina menghela napas panjang seraya membuka dompet, ia serahkan KTPnya ke pria di depannya. "Anda," tunjuknya ke Ijal. "Mana KTPnya!" pintanya kasar.

Ijal diam, menatap tajam. Audrina menyikut lengan Ijal supaya segera menyerahkan KTP. Ijal mengeluarkan ID Card dari balik pakaian yang dikenakan, lalu digeletakkan kasar di atas meja.

Kepala sekuriti melotot kaget. Tiga sekuriti di belakang Ijal dan Audrina juga terbelalak kaget begitu melihat bentuk kartunya.

Kepala sekuriti memberi hormat dengan wajah kaku. Mencoba tersenyum tapi terlihat gemetar karena takut. "Ma-af, Pak!" tegasnya. Semua lalu memberi hormat.

"Apa saya salah cium istri saya sendiri di mobil? Ya, mungkin saya salah karena di ruang publik, tapi--"

"Maafkan saya, Pak! Saya tidak tau kalau kalian suami istri. Kami hanya menjalankan tugas!" tegas kepala sekuriti tadi sambil terus hormat.

Ijal mengangguk, tangan pria tadi turun, ia lantas membebaskan Ijal dan Audrina, keduanya berjalan ke arah mobil namun Audrina memukul kencang punggung Ijal hingga ia meringis.

"Istri? JAL!" pekik Audrina. Mulutnya segera dibungkam Ijal.

"Maaf. Saya terpaksa." Ijal lantas menjauhkan tangannya dari mulut Audrina.

"Gila, kamu! Saya nggak terima!" Kemarahan Audrina memang boleh, Ijal juga ... apa maksudnya main sosor bibir wanita itu dan dinikmati begitu heboh.

"Maaf." Ijal bersedekap. Ia juga tak sadar, seperti ada bisikan setan yang menyuruhnya melumat bibir Audrina. Akan tetapi, setelah dirasa, memang saat bibirnya bersentuhan dengan bibir Audrina begitu nyaman.

"Nggak tau, ah! Baru saya anggap kamu orang baik! Malah hampir bikin saya malu banget!" Audrina berjalan meninggalkan Ijal namun Ijal mengejar dan menarik tangannya.

"Apaan! Saya mau ke kantor lagi!" omel Audrina.

"Saya mau tanggung jawab."

"Tanggung jawab apa!" bentak Audrina lagi.

"Nikahin kamu!" ujar Ijal berteriak juga karena ia sadar ada mobil atasannya yang baru saja parkir dan lima pria turun. Apes lagi si Ijal, karena para pria berjalan mendekatinya.

"Kamu!" tunjuk Audrina. Ia hendak kembali bersuara tapi Ijal segera memberi hormat ke arah lima pria yang berjalan menghampirinya.

Audrina menoleh. Lima pria berseragam polisi dengan pangkat tinggi berdiri di depannya.

"Jal, pantesan saya cari di kantor nggak ada. Kamu di sini? Ngapain?" ujar atasannya.

"Saya lagi ketemu tunangan saya, Pak. Dia lagi ngambek karena saya belum hubungi dia dari dua minggu lalu. Saya harus selesaikan masalah kami karena saya mau menikah minggu depan, Pak."

Secret Service  (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang