🕵️♂️👩💻
Dinginnya Moscow tak membuat mereka membatasi waktu membahas rencana. Bantuan untuk Ijal datang begitu saja dan mudah. Bersyukur, hanya itu yang bisa Ijal ucapkan berulang kali dalam hati.
Siapa sangka, banyak orang terlibat tapi memberi hal baru untuk menyelematkan banyak orang.
Audrina sudah tidur di salah satu kamar, lainnya masih membahas. Bellona lebih berperan, ia dan Abdi menelusuri juga mempelajari perusahaan Pragiwono dengan cepat. Dua laptop terbuka di hadapan mereka, suami istri itu sudah lihai urusan bisnis bahkan mengambil alih dengan cepat.
Lain hal dengan Dastan CS, mereka lebih membahas rencana membasmi gembong narkoba tanah air, ya ... walau bagai mencari jarum dalam sekam, akan sulit tapi mereka tak akan menyerah.
Ijal berkoordinasi dengan tim di Jakarta, sesekali berdiskusi dengan Dastan yang begitu brilian juga sadis idenya. Tak jarang ide menghabisi dengan pertumpahan darah disebut tapi Igo dan Samuel melarang.
"Lon, Sandy bisa dibantu dengan lo jadi pengacaranya?" tukas Igo.
"Bisa, dong. Firma gue kan di Jakarta." Marlon menyuguhkan makanan yang tadi dipesan Dastan ke atas meja makan.
"Das, Dara izinin lo di Jakarta dulu?" sambung Marlon.
"Iya. Dara lagi seneng main sama cucunya. Lo tau, kan, semenjak--"
"Stop. Jangan bahas masalah lo, Das," cegah Samuel.
"Fine," lirik sebal Dastan. Mereka berempat sudah berusia kepala lima, tapi gesit dan licin bak belut.
"Oke, jadi gini rencana tercepat." Bellona membawa laptopnya ke ruang tengah. Semua memperhatikan termasuk Sandy yang sudah menceritakan semuanya dengan jujur.
"Ijal bawa Sandy pulang ke Jakarta, kita semua ke sana bersama-sama. Sampai Jakarta langsung bawa Sandy ke kantor polisi, akui semua kesalahan di temani Marlon. Sandy laporkan kejahatan Pragiwono, kamu harus siap mental hadapi Ayahmu, San," ujar Bellona seraya menatap. Sandy mengangguk paham.
"Saya dan Abdi, akan ke perusahaan Pragiwono, barusan kami kirim email ke kantor itu setelah saya cari tau CEO perusahaan dan ternyata teman lama saya. Jadi itu mudah. Kami akan langsung meeting intern di sana.
Kemudian, Dastan dan lainnya, langsung berangkat ke titik barang datang. Saya kurang paham cara kerjanya seperti apa, jadi Dastan ... saya serahkan ke kamu."
Dastan tersenyum bengis, sudah menjadi ciri khasnya.
"Hal terburuknya adalah, kasus ini diangkat media, tapi saya dan Abdi akan bungkam dengan cepat. Serahkan itu ke kami. Pada akhirnya, semua dapat keadilan, keuntungan dan mendiang Yudhis bisa tenang karena pembunuhnya sudah tertangkap."
Bellona duduk dengan melipat kedua tangan di depan dada, ia tersenyum ke semua orang termasuk suaminya yang selalu bangga dengan istrinya.
"Ahhh! Sudah lama nggak turun ke lapangan," celetuk Dastan.
"Dastan, masa lalu hidup lo udah tamat. Kita cuma bantu Ijal dengan sedikit sentuhan aja, jangan kotorin tangan lo lagi. Selesai di Kolombia." Samuel menepuk bahu Dastan yang langsung tersenyum masam.
"Waktunya makan, Audrina bangunin, Jal. Ibu hamil belum makan malam, kan?" Bellona melangkah ke ruang makan, ia memeluk Abdi dari belakang, memberikan ciuman di pipi begitu mesra tanpa risih ditatap banyak orang.
Ijal merasa seperti mendapat keluarga baru apalagi bisa kenal Dastan dan kawan-kawan. Empat sahabat yang punya sejarah penuh darah dan luka tapi berakhir indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Service (✔)
RomanceJadi intel itu berattt! Saking beratnya, seorang Ijal sampai harus diberhentikan dari kedinasan karena terlalu kasar dengan pelaku kriminal bahkan melupakan urusan pernikahan. Hingga suatu hari ia diminta berdinas kembali tapi dengan banyak syarat d...