🕵️♂️👩💻
Audrina tertidur, Ijal duduk menatap istrinya di meja kerja Audrina. Baginya, masalah papanya yang menjadi salah satu tumbal pelaku korupsi, tak sebanding dengan masalah keluarga Audrina.
Jika Ijal dan dua adiknya masih kompak mensupport papa mamanya, tidak bagi Audrina yang keluarganya terpecah.
Ijal tak bisa tidur, bahkan malam semakin larut. Ia bekerja dari rumah sambil tetap mengawasi Audrina. Ia buka laptop miliknya, membaca laporan hasil interogasi kepada Magdalena.
Dari dalam tas Audrina, terdengar bunyi telepon. Segera Ijal cari. Ponsel papa terlihat satu nama muncul tampaknya dari teman kantor. Ijal abaikan hingga berhenti berdering. Lalu, ia aktifkan mode hening seraya ia cek apa yang ada di dalam ponsel.
Setelah satu jam mencari tau, Ijal mengusap kasar wajahnya. Ia toleh Audrina yang masih terlelap dengan wajah sembab. Kursi terdorong ke belakang, Ijal duduk ditepi ranjang.
"Kasihan kamu, Dri," lirih Ijal. Ia raih jemari tangan Audrina, dikecup lama lalu telapak tangan ditempelkan ke wajahnya.
Ijal menemukan dokumen pengacara papa tentang warisan. Tak ada nama Audrina. Warisan papanya hanya untuk Cindy dan Kika.
Tatapan Ijal nanar, ia letakkan jemari tangan Audrina lalu beralih kembali duduk di meja kerja.
Pukul dua dini hari, Audrina membuka mata. Ijal masih memeriksa data keuangan Vero, Magdalena, Bowo dan Eja.
"Jal," lirih Audrina serak. Ijal menoleh cepat, ia beranjak. Duduk kembali di tepi ranjang. "Laper, makan, yuk," ajak Audrina. Ijal yang tadinya takut jadi tertawa pelan.
"Ayo. Mau makan apa?" Ijal membantu Audrina duduk.
"Jajan di minimarket aja. Pingin makan kuah-kuah."
Maksudnya makanan seperti odeng, otak-otak singapur seperti di salah satu minimarket 24 jam ternama.
"Oke. Pusing, nggak?" Ijal meraih dompet dan ponselnya yang tergeletak di meja kerja.
"Nggak. Haus banget." Audrina mengusap lehernya. Ijal membantu Audrina berdiri, ia rangkul istrinya takut sempoyongan.
Setelah minum segelas air putih, barulah mereka meninggalkan rumah menuju minimarket.
***
"Dri, napas, Dri ... makanya pelan," kaget Ijal karena Audrina makan onigiri begitu cepat.
"Laper! Habis ngamuk dan pingsan aku kesurupan setan laper!" omelnya kesal karena sejak tadi Ijal bawel.
"Iya tapi ... astaga, istri gue kesetanan beneran," pekiknya seraya membungkam mulutnya dengan tangan.
Audrina berdecih, ia pelankan mengunyah makanan. Ijal diam menatap sambil terus tersenyum.
"Saya kira kamu bakal down banget. Nangisnya sedih kayak gitu, Dri. Saya khawatir."
"Saya nggak down. Saya dendam." Audrina menggebrak meja. Ijal mengulum senyum.
"Kamu udah tau dari kapan Magdalena sama Papa?"
"Bukannya kamu jauh lebih tau? Kika kasih info ke aku."
"Kika?" lirih Audrina.
"Kika ke rumah tadi. Dia sempat lihat kamu sebentar lalu dia kasih aku buku harian kamu. Dia sengaja umpetin dan kamu pikir hilang. Kika nggak mau kamu buntutin Papa." Ijal memberikan buku harian Audrina yang ia bawa di balik jaketnya.
Audrina diam menatap buku itu, sejak SMA sudah ia miliki dan hilang tiga tahun lalu. Bertepatan dengan awal mula hal buruk terjadi.
Ia buka perlahan, Ijal hanya diam memperhatikan. Lembaran foto ia lihat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Service (✔)
RomanceJadi intel itu berattt! Saking beratnya, seorang Ijal sampai harus diberhentikan dari kedinasan karena terlalu kasar dengan pelaku kriminal bahkan melupakan urusan pernikahan. Hingga suatu hari ia diminta berdinas kembali tapi dengan banyak syarat d...