🕵️♂️👩💻
"Jal, buruan!" omel Audrina karena ia sudah siap sementara Ijal sibuk di kamar lain yang dijadikan ruang kerja.
"Sebentar, Dri, astaga ... saya ngecek CCTV rumah dulu, kayaknya kemarin ada yang error."
Audrina tak tau jika di rumah ada CCTV. Ia hampiri suaminya.
"Kamu pasang CCTV? Di mana! Kok nggak kelihatan?"
Ijal senyam senyum. Ia pastikan semua aktif lantas berjalan keluar dan mengunci kamar itu.
"Ada dibeberapa titik rumah ini." Ia letakkan kunci di tempat tersembunyi tapi Audrina tau.
"Hah?! Kok nggak bilang! Kemarin saya sempat bugil lari-lari karena lupa angkat jemuran sama ke area ruang TV ambil jaket saya lupa diberesin! Kamu tau!" pekik Audrina.
"Begitulah, dan kamu ... seksi, Dri," bisik Ijal lantas berlari cepat sebelum kena omel Audrina.
"Ijalll! Iihhhh!" Benar saja, saat Audrina sudah berada di dalam mobil juga, ia langsung dicubiti Audrina yang malu. Ijal hanya senyam senyum seraya melajukan mobil menjauh dari depan rumah menuju lokasi acara.
Sampai di restoran mewah nan mahal yang terkenal dengan masakan barat, keduanya turun dari dalam mobil. Terpajang beberapa karangan bunga ucapan ulang tahun untuk Kika.
"Dri, senyum," lirih Ijal seraya memberikan kunci mobil ke Audrina yang segera memasukan ke dalam tas tangan yang dibawanya.
"Saya kesel sama kamu!" lirik sinis yang malam itu berdandan feminim. Ijal meraih jemari tangan kanan istrinya, berjalan santai tapi ia merasakan jemari Audrina sini. Diusapnya pelan, Audrina menoleh ke arah Ijal.
Pintu kaca dibuka dua pelayan, mereka masuk ke dalam. Restoran berkapasitas seratus orang full book untuk acara itu.
Audrina melihat Kika bersama pacarnya yang terlihat serasi. Diantara pasangan itu ada masing-masing orang tua kecuali papanya yang tak ada pasangan.
Audrina dan Ijal menghampiri. "Happy birthday, Ka," ucapnya seraya bercipika cipiki.
"Makasih, Kak. Kirain nggak dat-- Kakak, kenapa pake warna hitam?!" keluh Kika kecewa.
"Sorry, suami gue nggak ada kemeja putih." Audrina memberikan kado ke adiknya yang menerima dengan setengah hati.
"Apaan, nih? Kado murah, ya?" gumamnya. Sang pacar menyenggol bahu Kika, mengkode tak boleh begitu. Kika membuka bungkus kado, ada kotak warna biru tua beludru. Saat dibuka, kalung emas putih berliontin inisial nama Kika menjadi kado dari Audrina.
"Kakak punya uang? Berapa gram ini?" cecarnya lagi. Audrina hanya diam, ia melirik ke kedua orang tua pacarnya Kika yang tampak tersenyum kaku lalu mereka menjauh dari sana.
"Gue nabung, kok. Ditambahin Ijal juga. Sorry kalau kurang pricey."
"Oke. Makasih. Kapan-kapan gue pake. Kekecilan rantainya, Kak." Keluhan terdengar lagi. Audrina hanya diam.
"Lagian kamu ngapain sih, Dri, maksain kasih kado Kika. Udah tau nggak punya uang. Papa nggak mau ya nanti kamu minta uang ke Papa kalau kepepet. Minjem juga nggak Papa kasih." Kalimat papanya menyakiti hati Audrina untuk kesekian kalinya, tapi tanggapi hanya acungan jempol.
"Ada saya, Pa, Audrina bisa bebas minta uang ke saya berapapun. Papa apa kabar?" tukas Ijal. Papa mertunya hanya tersenyum tipis.
"Kak, Kakak sama Mas Ijal duduk di pojok sana aja, ya, jangan di depan satu meja sama kita. Oke, Kak," perintahnya. Audrina merasakan genggaman erat tangan Ijal, mereka langsung berjalan ke sudut ruangan, meja kecil cukup dua orang padahal yang lain ditata satu meja akan terisi delapan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Service (✔)
RomanceJadi intel itu berattt! Saking beratnya, seorang Ijal sampai harus diberhentikan dari kedinasan karena terlalu kasar dengan pelaku kriminal bahkan melupakan urusan pernikahan. Hingga suatu hari ia diminta berdinas kembali tapi dengan banyak syarat d...