Super santai

2.7K 305 18
                                    

🕵️‍♂️👩‍💻

Setelah diusut, Magdalena memang simpanan papa yang tetap, selain papa suka royal dengan ani-ani yang mau uang papa saja.

Terlanjur tertangkap basah, Audrina melaporkan kelakuan papa ke kantor. Seketika papa dipecat tidak terhormat. Hancur semuanya.

Audrina memantau dari rumah kabar kasus tersebut. Aliran dana papa semua diusut audit kantor juga.

Dua minggu berlalu, Magdalena, Bowo, Eja resmi ditahan. Kasusnya dilimpahkan ke tingkat yang lebih tinggi.

Camilan dalam toples yang dipangku Audrina hampir habis, padahal kemarin baru ia beli. Saking fokus nonton TV, tak sadar memakannya.

Lantas bagaimana nasib kantor Magdalena?

Setelah terciduk, kantor vakum. Audrina juga lepas tangan. Karyawan di rumahkan tanpa pesangon, sangat miris.

Jam dinding menunjukkan angka sepuluh malam, Ijal belum memberi kabar kepadanya sejak kemarin padahal Ijal sedang mengintai pelaku tindak kejahatan lain.

Kali ini kasus pembunuhan. Audrina mendengkus, teringat mimpi semalam. Ia didatangi korban tersebut.

Disambarnya ponsel di sisi kanan, ia hubungi suaminya. "Halo, Jal," sapanya.

"Dri, saya lagi di lokasi. Nyamar jadi penjaga warung, jangan telpon sekarang." Suara Ijal terdengar berbisik. Ijal bahkan harus membuat wajahnya tampak gelap dengan mekap yang Audrina sarankan juga ia memakai rambut palsu model keriting.

Ijal patuh saja, tak buruk ide Audrina. Lagi pula, dengan bantuan sang istri, Ijal bisa mendapatkan penyamaran total sesuai skenario tim.

"Oh, oke, Jal." Audrina menyudahi obrolan. Diletakkan kembali ponselnya, lanjut nonton TV. Sebagai pengangguran, ia bebas mau tidur jam berapa, rumah juga bersih.

Pukul satu, pintu rumah ada yang mengetuk. Audrina bingung, pagar sudah ia gembok juga.

Ah, paling ada yang iseng. Baiklah ia hampiri tanpa takut. Sebelumnya, Audrina mengusap gelang yang selalu ada dipergelangan tangan kanan.

Tanpa ragu ia buka pintu. Benar saja, kali ini ada yang butuh bantuannya.

"Di luar aja, ya. Jam konseling belum saya buka," canda Audrina. Di luar memang hujan, ia tau sosok itu memang sering mampir untuk berteduh. Siapa bilang para entitas tak bisa kena hujan, mereka juga bisa basah kuyup dan benci lepek.

Kursi teras di duduki Audrina, ia menatap tajam ke sosok perempuan cantik berwajah pucat dengan pakaian lusuh.

"Siapa kamu?"

Tangan pucatnya terulur, Audrina terpejam supaya fokus sosok itu bisa menyentuhnya. Tak sembarang orang indigo bisa menyatukan energi entitas tak kasat mata, hanya yang memang punya kepekaan di atas normal.

Audrina menahan napas, ia diperlihatkan masa lalu wanita ini.

Setelah beberapa detik, Audrina menghela napas lagi. "Dia udah nikah, masa kamu ganggu. Lagian siapa suruh kamu patah hati sampe kabur dan akhirnya kamu meninggal keserempet kereta. Salah siapa hayo?!" omel Audrina. Sosok itu menunduk diam. Lagi-lagi Audrina tak tega.

"Saya tau kamu ini bukan arwah atau apa. Kaum kalian bisa menyerupai raga manusia yang sudah meninggal. Dikepercayaan saya namanya jin qorin. Jadi jangan coba-coba kamu iseng ke laki-laki itu. Alam kalian udah beda. Mau saya lempar kamu ke gerombolan geng resek!" bisik Audrina tegas.

Sosok itu menggeleng.

"Energi kamu besar sampai bisa ketuk pintu rumah saya. Jangan emosi, Mbak sayyy," ledeknya.

Secret Service  (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang