🕵️♂️👩💻
Audrina membuka pintu kamar perlahan, ia lirik jam dinding sudah pukul delapan pagi. Hela napas terdengar darinya seraya berjalan mengendap pelan ke dalam kamar.
"Jal, Ijal ...," bisik Audrina di telinga kanan suaminya yang masih terlelap sambil memeluk Klarisa.
"Hm," gumam Ijal pelan.
"Bangun. Jadi nggak jalan-jalan." Sambung Audrina. Ijal hanya diam. Audrina naik ke ranjang, memeluk Ijal dari belakang lantas menciumi pipi suaminya yang kini sudah empat puluh satu tahun. Semakin matang, ganteng, kebapak-an tanpa aneh-aneh.
Akan tetapi jika dimata orang lain pasti melihat Ijal layaknya preman dengan wajah tegas dan tatapan galak.
"Ijalll, bangunnn," bisik Audrina. Ia masih menciumi pipi kanan suaminya.
Saat Ijal membuka kedua matanya perlahan. Pandangannya tertuju pada Klarisa yang pulas. Ijal angkat perlahan lengannya dari kepala putri cantik yang akan masuk SD minggu depan. Sesuai janji Dipa, Klarisa akan masuk sekolah di Yayasan pendidikan milik Letta sampai kuliah nanti.
"Dri, apaan ini?" Ijal meraih benda pipih di tangan Audrina yang senyam senyum.
"Test pack. Hamil lagi saya, Jal," cengir Audrina. Ijal mengucek matanya cepat lalu duduk tegap. Ia baca tulisan positif di benda itu, lalu Audrina memberikan foto USG ke tangan Ijal.
"Ternyata udah tiga bulan, Jal. Saya lupa udah lama telat datang bulan."
Ijal melirik dingin, Audrina menatap ke arah lain seraya menahan senyuman.
"Ck!" decak Ijal tapi lantas ia peluk istrinya. Ia mengucap syukur seraya menciumi perut Audrina.
"Jalan-jalan, yok. Katanya mau ajak Klarisa ke mal." Audrina merapikan rambut Ijal yang acak-acakkan saat bangun tidur. Ia ke kamar mandi. Gantian Audrina membangunkan Klarisa dengan mencium gemas juga.
"Ibuuu," serak Klarisa.
"Cantik, bangun. Kita ke mal. Ayah mau beliin peralatan sekolah kamu. Cieeee jadi anak SD." Audrina menggelitik pinggang Klarisa.
"Bu. Beliin baju Nancy drew jadi?"
Audrina meringis. "Kamu serius? Carinya di mana? Di mal nggak ada."
"Nancy Drew? Buat Kla?" lirih Ijal setelah keluar dari kamar mandi.
"Iya, Jal. Anakmu mulai request yang aneh-aneh. Bukan seumurnya." Audrina beranjak. Ia matikan AC, membuka tirai juga jendela lanjut merapikan selimut dan bantal.
"Ayah, beliin komik yang semalem Kla mau ya," rengeknya.
"Oke. Kita beli." Ijal membuka lemari, menyiapkan pakaiannya.
Audrina mengernyit bingung. Klarisa memang sudah bisa baca, saking sering diajarkan Audrina di rumah, tanpa les, Klarisa sudah lancar calistung.
***
"Klarisa, udah banyak ini," keluh Audrina seraya menunjuk keranjang buku.
"Tunggu, Ibu. Ini belum," tunjuk Klarisa ke rak komik detektif connan. Ijal ikut memilik beberapa komik detektif.
Audrina hanya bisa membiarkan.
"Permisi, Mbak Audrina, ya," tukas dua orang wanita.
"Iya," ujar Audrina diakhiri senyuman.
Dua wanita itu memekik, mereka memeluk novel karya Audrina.
"Boleh, minta tanda tangan dan foto bareng, Mbak? Kita ngikutin novel misterinya, Mbak. Kapan lanjutan cerita dokter dan perawat itu terbit, Mbak," seru salah satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Service (✔)
RomansaJadi intel itu berattt! Saking beratnya, seorang Ijal sampai harus diberhentikan dari kedinasan karena terlalu kasar dengan pelaku kriminal bahkan melupakan urusan pernikahan. Hingga suatu hari ia diminta berdinas kembali tapi dengan banyak syarat d...