Bagian Delapan

120 73 1
                                    

"Merasa terbebani jika sesuatu yang tidak ku anggap terlalu penting itu hilang dari diriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Merasa terbebani jika sesuatu yang tidak ku anggap terlalu penting itu hilang dari diriku."

***

Lagi-lagi suasana pagi hari menyambut beberapa orang dari tidurnya, semua orang akan sibuk memulai aktivitasnya di awal harinya itu. Jalanan kota nampak sudah ramai, memperlihatkan banyak orang yang sedang berlalu lalang dan berkendara. Siapapun akan setuju jika cuaca di pagi hari, yang memperlihatkan awan yang sangat cerah, serta beberapa burung berkicauan, keadaan disekeliling begitu menenangkan—dan itu mampu membangkitkan semangat beberapa orang dalam menjalani harinya.

Tapi tidak dengan seorang Perempuan yang sedari tadi bibirnya terlihat terus mengumpat. Ailline, sudah setengah jam lamanya kini dirinya terjebak macet. Beberapa kali ia berdecak kesal, melihat begitu banyaknya kendaraan beroda empat yang ada di hadapannya. Perempuan itu tidak bisa lari dari antrian itu. Ingin sekali dirinya memaki semua orang yang ada di sekelilingnya. Namun apa salah mereka? Terlalu keterlaluan jika perempuan itu benar-benar berteriak, memarahi semua orang yang kini sama halnya terjebak macet. Karena itu bukan salah mereka bukan?

"Huh .... sial, aku tidak bisa menunggu sampai selama ini"

***

Masih berada didalam rumahnya, kini Allvhi dengan santainya keluar dari kamarnya yang ada di bawah. Penampilannya sudah terlihat rapih, mengenakan setelan formalnya. Lihatlah bahkan pria 28 tahun itu, setiap hari selalu saja terlihat memikat.

Ia sudah mengetahui jika istrinya pagi-pagi sekali sudah terlihat pergi ke kantornya, tidak tahu pasti alasan perempuan itu berangkat sangat pagi, Allvhi berpikir mungkin kini istrinya itu memang sangat sibuk di kantornya, mengingat beberapa hari lalu ia mengetahui jika Ailline akan pergi ke Paris untuk menghadiri salah satu acara besar di sana.

Untuk sarapan, sepertinya semarah-marahnya Ailline, ia tetap melakukan rutinitas paginya itu. Sebelum pergi Ailline memang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Allvhi, perlu diketahui, perempuan itu melakukannya bukan karena ia begitu terlalu terbebani dengan kewajibannya, atau ia peduli pada suaminya, namun ia menyiapkan hal itu karena merasa mementingkan dirinya sendiri, barulah merangkap dengan sarapan pria itu.

"Memangnya masalah apa yang sedang dihadapi Allin?"

Allvhi mengendarai mobilnya menuju kantor, ia beberapa kali bergumam, masalah apa yang tengah dihadapi istrinya itu, sehingga membuat perempuan itu begitu frustasi, tidak mungkin pikirnya jika hanya pusing karena soal kerjaan.

Setelah pertikaian kecilnya kemarin pagi, pasangan suami istri itu tidak saling menyapa, atau berpapasan. Setelah kemarin Ailline pulang ke rumahnya, ia langsung saja menutup dirinya didalam kamar sampai pagi pun tiba. Allvhi tidak mempermasalahkan hal itu, karena itu memang Ailline, jika ia memang benar-benar marah, maka sampai seminggu pun perempuan itu akan benar-benar diam, tidak ingin berbicara pada seseorang yang membuat dirinya seperti itu. Allvhi berpikir ia akan mencoba membujuknya di waktu yang kiranya tepat, ia juga harus menyesuaikan dengan keadaan perempuan itu.

Business MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang