Bagian Dua Puluh Dua

82 10 9
                                    

"Ada beberapa hal yang memang di bawah kendali kita, salah satunya ialah pikiran, dan juga tindakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada beberapa hal yang memang di bawah kendali kita, salah satunya ialah pikiran, dan juga tindakan. Maka, berpikirlah dulu sebelum bertindak."

________________________

Playlist Business Marriage on Spotify 🎶
https://open.spotify.com/playlist/0EP0iEqDz02ymerhzoVQww?si=exZ9PDeKQniGXy9nS2MGcw

***

Orang seteliti dan secekatan Khael, apa kalian berpikir jika pria itu akan menuruti dan melakukan apa saja yang diintruksikan oleh ayahnya kepadanya? Tentu saja tidak, remeh sekali pikirnya jika dia mudah sekali diancam dan melakukan tindakan yang akan merugikan dirinya. Cukup satu kali dirinya menuruti perkataan orang lain dan pada akhirnya berakibat fatal, sangat fatal. Untuk kali ini pria itu akan lebih memanfaatkan logikanya, ia tidak ingin sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu terulang kembali. Ia tidak ingin menjadi jembatan bagi rencana busuk ayahnya itu. Khael sendiri tentunya harus meyakinkan agar ayahnya percaya dan tidak mencurigai dirinya. Pria itu sudah mempunyai rencana untuk dua opsi yang harus ia lakukan. Kedua hal tersebut tentunya akan mengundang kebencian Ailline, dan semua orang. Khael akan sangat terpojokan jika kedua hal itu dilakukan dan tidak dilakukan.

Kali ini Khael duduk dengan dua pria ambisius di depannya. Allvhi dan Zeydev, kedua pria itu melakukan regular meeting, tiga orang, hanya tiga orang. Ketiganya duduk saling berhadapan disalah satu tempat duduk yang ada di dalam sebuah cafe. Entah hal apa yang akan diperbincangkan, yang pasti niat awal dan topik utama dari pertemuan ini yaitu untuk membahas kerja sama.

Sebetulnya, tidak ada yang benar-benar berniat melakukan kerja sama antar keduanya. Yang sangat pasti, dari kedua pihak ini memiliki niat dan kepentingan tertentu. Tidak sulit untuk memberikan penawaran bagi Allvhi, karena Khael sendiri yang menarik kedua orang pria itu untuk membicarakan hal ini. Lebih tepatnya mengajak mereka untuk merencanakan dan bekerja sama dalam kesamaan dibidang perusahaannya.

Ketiganya sama-sama mempertahankan aura dinginnya masing-masing, terlihat sekali dari cara mereka bersikap dan memandang. Sudah terbayangkan bukan, visual dari ketiga orang rupawan ini, saling mempertahankan auranya dan duduk berhadapan dengan penampilan kantornya, yang selalu terlihat memikat. Kira-kira mereka tidak bergeming selama tiga menit pasca duduk di atas kursinya masing-masing. Sampai akhirnya di tengah-tengah keheningan itu ada salah satu dari mereka yang membuka suaranya. "Tiga menit yang sangat berharga, sayang sekali telah dibuang dengan sia-sia." Suara santai Zeydev mampu mengalihkan perhatian dari kedua pemimpin perusahaan itu.

Bukan tidak ingin berbicara, hanya saja pembicaraan ini harus dimulai oleh seseorang yang mempunyai niat tertentu bukan? Itulah pikiran Allvhi, ia hanya menunggu saudara dari istrinya ini menyuarakan tujuan dari ajakannya sekarang.

Khael tentunya sedang menyusun kalimat yang bagus untuk menarik perhatian dari kedua orang yang berada di hadapannya, dengan penuh keyakinan kini pria itu menyahut dan melirik kepada kedua orang itu. "Kalian tentunya sudah mengetahui tujuan dan niat awal dari adanya pertemuan ini, sedikit kemungkinan jika kalian akan menerima ajakan ini—" Sebelum melanjutkan lagi kalimatnya, pria itu kembali menoleh dengan penuh ke arah suami dari adiknya. "Aku memberi penawaran dan ajakan untuk membangun kerja sama perusahaan dalam bidang yang sama." Akhirnya kalimat ajakan itu terdengar dari mulut Khael sendiri, dengan gaya bicaranya yang sudah berubah 99%. Pria itu sudah sangat dalam menyelam dunia bisnisnya.

Business MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang